Hallo Mantan! [END]// TAHAP R...

By itsmatcha_

125K 7.4K 236

[FOLLOW SEBELUM BACA] Happy reading✨ Bisma Aryandia Pratama cowok yang sempat menjalin hubungan dengan gadis... More

PROLOG: MANTAN
Pulang Bareng
Rencana Bisma
Penjelasan
Bersama Bunda
Khawatir
Sehari Bersama Bisma
UKS
Malas Berdebat
Alun-Alun
Loker
Flashback
Once
PMS
Halte
Kotak Hitam
Lapangan Basket
Dalang teror?
Kecelakaan
Bisma dan Icha
Murid Baru
Bertengkar
Menjauh
Salah Paham
Siapa dia?
Bola Volly
Baikan atau Balikan?
Kembali
Misi
Cafe
Anak?
Rencana Busuk
Angkringan
Berita Miring
Penguntit
Hilang
PENGUMUMAN CERITA BARU!!
Terbongkar
Berakhir
Selesai
Extra Part
EXTRA PART TERAKHIR
Info Baru

Kehadiran Putri

3.6K 237 2
By itsmatcha_

Happy reading✨


Suasana menjadi tegang ketika seorang gadis datang dengan muka mengintimidasi. Duduk di sebrang Naya dan menatap gadis itu penuh tanda tanya. Sedangkan Naya hanya bisa menenguk salivanya.

"Jadi gimana? Sedekat apa?" tanya gadis itu dengan nada menginstruksi. Ia melipat tangannya di depan dada, pandangannya turun menatap Naya.

Namanya Putri, si gadis cantik nan manis. Selain itu ia juga memiliki otak yang jenius. Langganan juara sekolah dan kebanggaan guru. Cantik dan pintar membuat Putri menjadi idola para lelaki, tapi sayangnya Putri terlalu cuek dengan yang namanya kaum adam.

"Gue tanya, sedekat apa lo sama bajingan itu?" tanya Putri yang sudah emosi setengah mati.

"Gue gak dekat lagi sama dia Put, ini salah paham." Sudah tiga kali Naya mengatakan hal yang sama tapi Putri tetap tidak percaya dengannya.

"Gue lihat dengan mata kepala gue sendiri kalau lo sama Bisma ada di mall dan gak mungkin kan ini cewek bukan lo?" tanya Putri menunjukan foto yang sama seperti yang Icha tunjukan kemarin.

Naya menunduk. "Oke gue ngaku. Gue emang jalan sama Bisma ke mall tapi itu karena Bunda Evara yang minta."

Putri tertawa sinis. "Lo percaya gitu aja? Nay, lo tau arti modus, kan?"

"Gue awalnya juga mikir dia modus tapi asal lo tahu, dia jujur kok. Gue mau juga karena Bunda bukan karena dia."

"Selain taman sama mall, kalian pernah kemana lagi setelah putus?"

"Gue...."

Naya menarik nafasnya dalam-dalam, lebih baik dia jujur saja sekarang. Toh, mau sekeras apapun dia menyembunyikan ujungnya akan ketahuan juga.

"Gue jalan sama Bisma ke cafe favorit kita dulu."

Bukan hanya Putri tapi juga Icha dan Sisi yang terkejut dengan pengakuan Naya. Namun Icha dan Sisi hanya bisa berdiam diri ditempatnya. Mereka tidak mau memperkeruh suasana.

"Dengan lo kaya gini sama aja buat dia masuk lagi dihidup lo."

"Izinin gue kasih kesempatan kedua buat dia, gue yakin dia gak akan kecewain gue," ujar Naya menatap Putri dengan tatapan memohon.

"Kesempatan apa yang lo maksud? Kesempatan buat dia ngerusak lo sama kaya apa yang dia lakuin ke cewek itu?" Nada suara Putri menaik, tatapannya sangat sulit diartikan.

"Gue yakin dia gak akan ngelakuin itu ke gue. Dia sayang sama gue dan gue percaya itu."

Putri tertawa sinis. "Sayang sama lo? Kalau dia sayang sama lo, gak mungkin dia tidur sama cewek lain!"

Naya menelan ludahnya dengan susah payah. Apa yang dikatakan Putri ada benarnya juga. Tapi, hati Naya berkata jika apa yang dia lihat belum sepenuhnya benar. Jadi sekarang Naya harus bagaimana? Tetap memberikan Bisma kesempatan atau pergi menjauh dari kehidupan cowok itu.

"Sekarang terserah lo mau gimana. Kalau lo pilih cowok brengsek itu berarti persahabatan kita selesai." Setelah mengatakan itu, Putri langsung meninggalkan ruangan ini tanpa memperdulikan panggilan dari sahabat-sahabatnya.

"Kok jadi gini sih," gumam Sisi.

"Si, lo temenin Naya biar gue yang susulin Putri," ucap Icha lalu menyusul Putri.

Sisi merangkul pundak Naya. Tangannya bergerak mengelus punggung Naya, mencoba menenangkan sahabatnya itu. Sisi tahu jika pilihan yang Putri buat tidak lah mudah.

"Gue salah, Si?" tanya Naya dengan suara yang kecil.

Sisi menggeleng. "Lo gak salah. Itu hak lo mau kasih kesempatan buat Bisma atau engga, tapi lo harus ingat apa yang dia lakuin ke lo dulu."

"Gue yakin Bisma gak sebrengsek itu Si. Gue lihat dari matanya kalau dia emang sayang sama gue," kata Naya sambil membayangkan bagaimana Bisma menatapnya dan memperlakukannya.

"Gue tahu, gue juga lihat kalau dia sayang sama lo tapi kenyataannya dia bikin lo kecewa Nay."

"Terus gue harus gimana Si?"

"Tenangin diri lo, setelah itu ambil keputusan yang gak akan lo sesali. Gue akan dukung keputusan lo, walau keputusan lo mungkin bisa jadi awal dari kehancuran persahabatan kita."

***

Empat orang gadis cantik turun dari sebuah mobil Brio bewarna putih. Mereka berjalan berdampingan sesekali menjawab sapa'an dari siswa lain. Sehari setelah kejadian dimana Naya dan Putri berdebat akhirnya Naya mengambil keputusan untuk tetap bersama ketiga sahabatnya dan belajar melupakan Bisma sepenuhnya. Semoga keputusannya tidak salah.

Baru saja mereka sampai didepan kelas, Naya sudah dibuat kaget dengan adanya Bisma yang sedang duduk santai di bangku Naya.

"Lo ngapain disitu?!" tanya Putri yang sudah berdiri dihadapan Bisma dengan dua tangan melipat didepan dada.

"Ke dokter mata sono lo! Udah tau gue duduk disini, pakai tanya lagi!" sahut Bisma dengan nada tidak bersahabat.

"Lo--"

Naya menahan lengan Putri seolah mengatakan agar dia saja yang menangani Bisma. Mau tidak mau Putri diam, memberikan Naya celah untuk berhadapan dengan Bisma.

"Minggir, gue mau duduk," ucap Naya jutek.

"Eh ada Naya, sini Naya duduk disebelah Bisma." Bisma menepuk kursi kosong disampingnya.

"Ini tempat duduk gue sama Putri, mending lo balik ke tempat lo sendiri."

"Naya gak ada niatan duduk bareng sama Bisma?"

"Heh Bisma sakti! Jangan banyak bacot lo! Minggir sana, ganggu aja sih!" Bukan Naya yang mengatakan hal itu melainkan Sisi. Bahkan cewek itu sudah menarik telinga Bisma keras.

"Woi sisik ular! Jangan sentuh-sentuh, nanti kulit gue gak mulus lagi!" Bisma menarik tangan Sisi agar melepaskan tarikan di telinganya.

"Enak aja lo manggil gue sisik ular!" protes Sisi.

"Bodo amat!"

"LO NYEBELIN BANGET SIH HAH?!" pekik Sisi dengan wajah merah.

"Yo, nih urus gebetan lo! Berisik kek toa masjid," ucap Bisma pada Tio yang sedang memperhatikan Sisi dari tempatnya.

"Najis!" lontar Sisi mendelik ke arah Tio.

"Bisa lo pergi dari tempat duduk gue?" kini Naya kembali membuka suaranya.

Bisma menghembuskan nafas pasrah. "Iya Bisma pergi, titip handphone, Nay lagi Bisma charger soalnya."

Tidak lama dari itu seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kelas membuat semua siswa duduk rapi ditempatnya masing-masing. Setelah mengabsen seluruh siswa guru itu pun mulai menjelaskan bab yang sebelumnya mereka bahas.

Ketika sedang memperhatikan penjelasan guru tersebut, sebuah notifikasi membuyarkan fokus Naya. Gadis itu melihat ponsel Bisma yang beberapa detik lalu bergetar. Naya terkejut melihat wallpaper ponsel cowok itu yang menunjukan wajah Naya sedang tersenyum ke arah kamera. Satu pernyataan terlintas diotak Naya. Apakah cowok itu masih menyimpan semua foto Naya diponselnya sama seperti yang ada dikamarnya?

Putri yang melihat Naya sedang memperhatikan wallpaper Bisma segera membuka suaranya. "Ingat keputusan lo, jangan terpengaruh sama hal manis dari Bisma."

Naya mengalihkan pandangannya pada Putri. Kemudian ia kembali memusatkan fokusnya pada guru yang sedang menerangkan.

Sudah berapa jam berlalu akhirnya pelajaran itu selesai dengan lancar tanpa ada gangguan dari geng pembuat onar. Entah sedang kesurupan apa mereka tidak membuat kerusuhan dikelas.

"Naya bisa bantu Ibu bawakan buku ini ke kantor?" tanya wanita paruh baya itu.

"Bisa Bu...." Naya bangkit dari tempat duduknya, ia bergegas ke depan untuk membawakan buku yang dimaksud gurunya.

Bisma mengacungkan jari telunjuknya tinggi-tinggi. "Bu, saya mau bantuin Naya bawain buku. Kasihan kan kalau dia bawa buku sebanyak itu sendiri."

"Ya sudah, kamu bantu Naya bawa buku ini."

"Anjir bisa aja tuh monyet modusnya!" cibir Cecep pada Tio.

"Biasalah, pejuang cinta lagi memperjuangkan gadisnya."

"Modus terus lo anak anjing!" pekik Adit. Bisma mengangkat jari tengahnya pada Adit.

Sedangkan Bimo tidak berkomentar apapun. Jangankan berkomentar, memperhatikan Bisma dan Naya saja tidak. Cowok itu justru mengamati gerak-gerik seseorang yang membuatnya heran.

---TBC❤️---

Continue Reading

You'll Also Like

350K 28.3K 23
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
460K 52.3K 34
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
3.5M 167K 62
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.7M 218K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...