Logic & Heart

By amyourlyca

68.7K 17.7K 12.9K

[Follow dulu sebelum membaca] [Completed] *** Anca Zabryna, cewek yang mendapatkan peringkat terburuk diangka... More

LH 01: MR. PERFECT
LH 02: MRS. ANOA
LH 03: SALAH LABRAK
LH 04: RATU COPAS SALAH LABRAK!
LH 05: POINT TO POINT
LH 06: IN LIBRARY
LH 07: FIRST KISS
LH 08: DOTS School Ver.
LH 09: SIAPA KORUPTORNYA?
LH 10: FIRST MISSION
LH 11: MISSION FAILED
LH 12: ANCA CENGENG
LH 13: DEMO
LH 14: SOLIDARITAS
LH 15: THE POWER OF EMAK-EMAK
LH 16: BACK TO SCHOOL
LH 17: SWIT SMAILNYA ALDI
LH 18: MASA LALU DAN RUBY
LH 20: NGAMBEK
LH 21: DE FACTO
LH 22: WHO?
LH 23: SWEETIES
LH 24: GEA
LH 25: SHE'S BACK
LH 26: PARTY
LH 27: ICH LIEBE DICH
LH 28: OFFICIAL
LH 29: JARAK
LH 30: SISI PROTEKTIF
LH 31: DEPTA STORY
LH 32: ABOUT GEA+CAST
LH 33: KECEWA
LH 34: KESURUPAN
LH 35: GEA (2)
LH 36: SELESAI
LH 37: WINNER
LH 38: DON'T GO
LH 39: EPILOG
EKSTRA CHAPTER

LH 19: THE PAST

1.4K 419 301
By amyourlyca

Yuhuuu

Up lagi nih, maaf telat up kkkk~

Budayakan vote dan comment dulu sebelum membaca yaa.

Tanda italic menandakan flashback ya😉. Part ini mungkin banyak flashback, jadi bacanya hati-hati. Takut ada kata yang tertinggal.

HAPPY READING💗
.
.
.

Kamu stres karena tugas menumpuk? Tenang, ada solusinya!

Dijejerin aja tugasnya biar nggak numpuk.
- Rangga Gumilang Terang Bersinar Menerangi Alam Semesta

"Mamah!"

Seorang anak kecil melangkah menghampiri wanita paruh baya yang menatapnya dengan tatapan datar.

Sementara di samping anak kecil itu, seorang pria paruh baya dengan senyum tipis diwajahnya mengikuti langkah kecil anaknya.

Saat di depan wanita paruh baya, Anak kecil itu memeluknya. Dia tersenyum lebar ke arah Mamahnya. Sementara Mamahnya tak membalas, tangannya bergerak ingin mengelus anak kecil itu. Tapi tak jadi.

Aldi tersenyum kecut, dia melepaskan pelukannya lalu menatap Mamahnya itu.

"Sudah Mamah bilang 'kan jika waktu itu adalah uang? Kenapa kamu meluk Mamah? Waktu 45 detik terbuang sia-sia," ujar Nita --Ibu Aldi sambil menatap Aldi tajam.

"Maaf Mah." Aldi menundukan kepalanya takut.

"Mendongak, seorang pemimpin tidak pernah menundukan kepalanya," ujaran datar itu membuat Aldi mendongak.

"Kembali ke kamar kamu," suruh Nita membuat Aldi mengangguk lalu berjalan ke arah kamarnya yang berada di lantai dua.

"Jangan sekeras itu mendidik anak Nit. Aldi tertekan." Irwan yang sedari tadi diam, menghujam Nita dengan kalimat yang kelewat datar.

"Siapa kamu berani mengatur saya?" tanya Nita sambil menatap remeh ke arah Irwan.

Irwan diam, sifat Nita yang berkuasa membuatnya tak berkutik.

"Well, kamu sudah jadi mantan suami saya." Nita menepuk satu tangan sekali, memerintahkan agar salah satu Pelayan rumah datang dan memberikannya minum.

Dia berjalan dengan angkuh ke arah sofa, dan menyilangkan kakinya. Menatap remeh ke arah Irwan.

Irwan terkekeh, dia menatap Nita yang berada di depannya seolah Nita itu Pelawak yang membuatnya tertawa. "Sifat kamu tidak berubah sama sekali Nit. Saya ragu jika pernah menikahi wanita Iblis seperti kamu."

"Bahkan didalam kamus saya, saya tidak pernah sekalipun berpikir menikah dengan kamu." Nita membalas dengan santai.

.
.
.

Plak

"Kenapa bisa nilai kamu turun drastis kaya gini Aldi?! Mamah gak mau tahu! Pokoknya nilai kamu harus besar!" Mendengar teriakan itu membuat Irwan melangkah lebih cepat ke atas.

"Kamu gila Nit! Jangan paksa Aldi!" teriak Irwan marah, saat melihat Aldi tersungkur di lantai. Wajahnya penuh dengan luka, kakinya bahkan berdarah akibat cambukan yang didapatnya dari Nita.

"Aku gak gila! Aku waras!" Nita mengacak-acak surainya frustasi.

Irwan geram, dia mengepalkan tangannya sambil menatap bengis ke arah Nita.

Plak

Bruk

Irwan menatap tangannya nanar, dia baru saja menampar anaknya.

Aldi jatuh tersungkur, bibirnya gemetar menahan tangis sementara matanya menatap nyalang ke arah Irwan.

"Jangan sentuh Mamah saya lagi!" pekik Aldi pada Irwan. Aldi sangat menyayangi Ibunya melebihi siapapun, apapun akan dia lakukan untuk Ibunya. Untuk mendapatkan kasih sayang dari Ibunya, hanya untuk itu.

"Ikut Papah nak, Mamah kamu sudah tidak waras." Irwan merentangkan tangannya ke arah Aldi. Namun ditepis oleh anak itu.

"Mamah waras! Dia marah cuma karena nilai aku yang turun drastis!"

"Pergi dari sini Pah," usir Aldi membuat Irwan menatap nanar anaknya.

Irwan tahu ini semua salahnya, jika saja dulu Aldi tak melihatnya menampar Istrinya. Aldi tak akan sekeras ini kepadanya.

Aldi bergerak menuntun tubuh lemah Nita, walaupun beberapa kali terjatuh.

.
.
.

Irwan berlari cepat di lorong Rumah Sakit, matanya berkaca-kaca melihat Aldi tak sadarkan diri. Di tangan anak itu terdapat selang impus.

"Bagaimana keadaan anak saya Dok?" tanya Irwan pada Dokter yang keluar dari ruang rawat Aldi.

"Anak Anda sudah mendapatkan penanganan, dia sudah melewati masa kritisnya." Penjelasan itu membuat Irwan menghela nafas lega.

"Ah iya, ada beberapa memar di tubuhnya. Sebelum mendapat benturan, sepertinya anak Anda dipukuli, apakah benar?" Dokter itu memicing menatap Irwan yang mengepalkan tangannya.

"Sepertinya saya tahu siapa Pelakunya." Irwan mengepalkan tangannya. Dalam hati dia bersumpah akan membalas Mantan Istrinya itu karena telah berani menyakiti anaknya.

.
.
.

"Di mana Mamah?" Pertanyaan itu yang pertama kali keluar dari mulut Aldi saat sadar. Sementara Irwan mengubah raut wajahnya menjadi datar, terlihat tak suka ketika Aldi menanyakan wanita Iblis itu.

"Kamu bisa nggak ngeliat Papah dalam versi yang lain, Di?" tanya Irwan, tatapannya menyendu menatap Aldi. Aldi yang melihat itu bergeming sambil mengalihkan tatapannya.

Tetapi, mengingat betapa kerasnya Irwan pada Nita, tangan Aldi mengepal, dia benar-benar membenci Papahnya itu. Papahnya yang membuat Mamahnya menjadi sekeras itu padanya. Dan Aldi membenci itu.

Irwan yang kasar pada Nita, Irwan yang selalu sibuk. Aldi membenci itu. Oleh karena itu, dia menyayangi Nita melebihi siapapun.

Dan tanpa sadar Nita selalu mengambil alih dunianya.

Dia menyingkirkan siapapun yang menghalanginya, termasuk lukanya yang kian menganga. Aldi terluka. Hatinya sakit saat melihat Nita menangis di kamar seorang diri. Sifat Mamahnya itu keras diluar tapi rapuh didalam.

Aldi semakin membenci Irwan karena menceraikan Mamahnya, menjauhi dia dari orang yang sangat dia sayangi lebih dari siapapun. Dan hatinya kian melepuh saat mendengar ujaran dari Irwan yang dijuluki sebagai Papahnya ini.

"Mamah kamu sudah meninggal."

Aldi menatap nyalang Papahnya, dia membenci fakta bahwa di depannya ini adalah orang yang pantas dijuluki oleh Papah olehnya.

"Papah membunuhnya." Aldi berujar tanpa melihat ke arah Papahnya. Dan itu membuat Irwan kaget.

"Papah ngebunuh Mamah 'kan? Papah benci dia!" pekik Aldi sambil melempar apa saja yang bisa Ia lempar.

"Mamah terluka melebihi siapapun! Tapi kenapa Papah setega ini sama Mamah!"

"Udah Aldi bilang kalo Mamah nggak pernah salah!"

"Aku benci Papah."

"Pergi sebelum aku ngelukain Papah." Aldi berujar dingin.

"Al, Papah-"

"Pergi!" teriakan itu membuat Irwan mengalah, dia keluar dengan pikiran berkecamuk.

"Mamah belum bahagia, tapi kenapa harus pergi?" Aldi meneteskan airmatanya tanpa sadar, dia memegang dadanya yang sesak.

"Maaf, maaf."

***

Irwan terdiam menatap langit-langit malam. Tangannya memegang gelas yang berisi wine. Dia menghela nafas pelan saat ingatan-ingatan itu kembali. Ingatan dimana Aldi mulai membencinya.

Mantan Istrinya itu berkuasa penuh atas Aldi walaupun sudah meninggal.

Sampai sekarang Aldi membencinya, yang Aldi pikir hanya kesalahpahaman. Kesalahpahaman yang kian membesar. Irwan sudah beberapa kali ingin meluruskan kesalahpahaman ini, namun Aldi terus menolak untuk bertemu dengannya, dan terus menghindar.

Irwan hanya berharap, semoga Anca berhasil meluruskan kesalahpahaman ini.

Ya, hanya itu harapannya.

.
.
.

"Saya mencintai Mantan Istri saya. Tapi sayangnya, Istri saya tamak akan kekuasaan, dia selalu ingin menang sendiri. Dan sifatnya itu yang perlahan membunuh dia."

"Saya memang menemui Nita waktu itu, tapi saya urungkan karena saya melihat Istri saya sedang ...." Pak Irwan menatap Anca yang terdiam.

"Bercumbu dengan lelaki lain." lanjutnya sambil menghela nafas pelan. Anca kaget? Tentu saja. Mulutnya bahkan menganga saking kagetnya.

"Bapak cemburu? Lalu membunuh keduanya?" tebak Anca membuat Pak Irwan terkekeh. Mungkin semua orang akan berpikir seperti itu, tapi kenyataannya tidakah begitu.

"Pikiran kamu terlalu rasional anak muda. Saya memang cemburu, tapi saya sadar. Bahwa saya hanya mantan suami dia. Seperti kata dia, kalo saya tidak punya hak lagi untuk mengaturnya." Pak Irwan menatap lurus ke depan. Bayang-bayang mengenai Mantan Istrinya membuatnya tanpa sadar tersenyum tipis.

"Lalu? Siapa yang membunuh Mantan Istri Bapak?" tanya Anca yang sudah gatal ingin mengeluarkan pertanyaan ini sedari tadi.

Pak Irwan bergerak mengambil sesuatu di saku celananya, flashdisk. Dan mulai memutarnya lewat laptop yang dia bawa.

Anca sendiri menatap heran, baru setelah melihat videonya Anca menutup mulutnya kaget.

"Dia sudah dipenjara, tapi sampai sekarang Aldi tak mau mendengarkan saya. Dia terlalu marah dan enggan menerima kenyataan. Aldi selalu tutup telinga kala mendengar penjelasan mengenai kematian Ibunya."


***

Anca menutup buku novel yang dia baca. Pikirannya melayang, walaupun dia bodoh tapi untuk masalah seperti ini, Anca memang jagonya.

Ketulusan serta bukti yang Pak Irwan dapat membuktikan semuanya.

Bahwa yang membunuh Ibu Aldi bukan Pak Irwan, melainkan selingkuhan dari Ibu Aldi sendiri yang sama-sama tamak akan harta.

"Sekarang gue ngerti kenapa Aldi bisa pinter kaya gini." Anca berujar sambil memegang flashdisk yang Pak Irwan berikan padanya.

"Terlalu pinter sampe mendekati bego."

***

TBC

Happy eid mubarak🥳. Minal aidzin walfaidzin. Maafin author yaa kalo author banyak salah huhu :)

See you in the next part😉

Luv buat yang baca😘

Continue Reading

You'll Also Like

6.6K 2.2K 28
Awalnya, Fika kira hidupnya hanya akan dihabiskan untuk memenuhi seluruh ekspektasi ayahnya yang menginginkan Fika untuk meraih angka-angka favoritny...
FRASA [✓] By cio

Teen Fiction

34.1K 8.2K 66
#1 Frasa [08/04/21] #2 Aksara [11/01/22] Frans Amnesia Musibah tak diminta itu tidak hanya menghilangkan ingatannya. Tapi juga memaksa Frans untuk ke...
10.1K 595 20
Luka. Kita sama-sama terluka oleh hal yang sama tetapi luka itulah yang buat aku bertahan sampai saat ini - CIA Gue nggak tau siapa yang salah dalam...
26.8K 3.5K 60
Setelah ditolak untuk menjadi pacar sekaligus vocalist band kebanggaan sekolah yang diketuai oleh si tampan Nuca, seorang Milly pun berinisiatif untu...