I Don't Love You [ SUHO X IRE...

By Aprilmaple_

29.3K 3K 146

"Aku Membencimu sangat tetapi Aku lebih Mencintaimu" - Kim Jun Myeon as Sean Richard Kim "Maaf hanya i... More

Cast
P r o l o g u e
O n e
T w o
T h r e e
F o u r
F i v e
S i x
S e v e n
E i g h t
N i n e
T e n
E l e v e n
T w e l v e
T h i r t e e n
F o u r t e e n
F i f t e e n
S i x t e e n
S e v e n t e e n
N i n e t e e n
T w e n t y
T w e n t y O n e
T w e n t y T w o
T w e n t y T h r e e
T w e n t y F o u r
T w e n t y F i v e
T w e e n t y S i x
T w e e n t y S e v e n
T w e e n t y E i g h t
T w e e n t y N i n e
T h i r t y
T h i r t y O n e
T h i r t y T w o
T h i r t y T h r e e
T h i r t y F o u r
The Wedding
Lovely Dovey
A gift
⚠Spoiler⚠
NEW STORY BEGIN

E i g h t e e n

531 76 8
By Aprilmaple_

Irene terbangun dari tidurnya. Ia melihat ke sekeliling ruangan dimana ruangan itu adalah

"Astaga, jam berapa ini?" Ia terbangun dan terduduk di pinggir ranjang sambil melihat ke arloji ditangannya.

"Jam 4. OMG!! Aku ketiduran selama itu." pekiknya dengan tergesa gesa ia menggunakan high heelsnya kembali dan segera keluar dari kamar pribadi milik sang boss.

Sean melirik kearah pintu geser ruangan istirahat pribadinya dimana ia melihat wanita itu sedang membuka dan menutup dengan cepat pintu itu dan berlari menuju ke arah mejanya.

"Maaf sir atas kelalaian saya." ucapnya sambil menunduk.

Sean melihat Irene yang berdiri didepan dengan rasa bersalahnya itu. Dan ia juga mengingat bawah wanita itu mengidap maag dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 4 dan mereka sama sekali belum makan siang.

Sean menutup berkas dan laptopnya dan berjalan kearah Irene. Irene kaget ketika apa yang dilakukan oleh Sean yaitu menarik tangannya untuk mengikuti jejak langkah Sean.

"Sir, kita mau kemana?" pekik Irene kaget dengan ditariknya tiba tiba.

"Diam dan ikut saja." ucap Sean.

Irenepun menuruti ucapan Sean. Mereka memasuki lift dan membawa mereka menuju Lobby.

Pintu lift terbuka dan untungnya Sean sudah melepaskan pegangan tangannya karena pria itu sedang sibuk dengan ponselnya. Irene berjalan lebih dulu dan diikuti oleh Sean yang masih sibuk dengan ponselnya.

Sean memasukan ponselnya setelah menyuruh seseorang dan ia melihat bawah rambut Irene nampak berantakan dengan tali rambut itu. Sean berjalan lebih cepat dan menarik ikat rambut Irene agar rambut itu terurai dan menarik tangan Irene agar berada didekatnya.

Irene hanya membulat ketika tangan kanannya tertarik membuat dirinya harus berbalik ke belakang dan tak sengaja menubruk dada Sean. Jelas, adegan itu disaksikan banyak mata orang orang yang bertugas di lobby maupun yang berlalu lalang dilobby melihat takjub bawah sang atasan bisa bersikap lembut terhadap wanita.

"Rambutmu berantakan dan di depan ada lantai basah." ucap Sean.

Irene ternganga tidak percaya apa yang terjadi dihadapannya. Sean yang memang mau membawa Irene makan siang tak peduli dengan apa yang terjadi dan segera menarik Irene untuk mengikuti dirinya menuju mobil yang ada di depan Lobby.

********

Dami saat ini dihadapan dengan masalah pelik dalam bisnisnya kali ini dan ia baru menyadari semua penjualan mengaami kerugian dan lebih parahnya lagi beberapa karyawan lama kepercayaan sang mama melakukan korupsi besar besaran. dami bingung harus melakukan apa saat ini.

"Apa yang harus aku lakukan?" pekiknya menyisir rambutnya secara kacar kebelakang.

Tok tok tok

"Ya, masuk." 

Sang sekretaris Yuna datang menghampirinya dengan tergesagesa. Dami melirik sekretaris dengan kerutan di dahinya.

"Ada apa?" tanyanya.

"Anu bu hmm itu proyek kolaborasi kita dengan beberapa designer untuk musim selanjutnya dibatalkan mendadak oleh pihak investor bu."

"APA!!" 

Dami benar benar tak percaya apa ang di dengarnyasedankan proyek itu benar benar ia persiapkan dari lama ketika ia memulaimagang di salah satu brand terkenal di korea dan usahanya tiba tiba gagal begitu saja tanpa alasan yang jelas. Disaat masalah demi masalah menghantam belum selesai muncul lagi masalah baru lainnya.

Ia merasakan buminya berputar dan kakinya seperti jelly. Yuna yang melihat Dami akan jatuh langsung membantu perempuan itu untuk duduk.

"Bu, anda baik baik saja?" tanya sang sekretaris khawatir.

"Ya, aku tak apa dan sepertinya sudah sore sebaiknya kamu pulang dan biarkan saya pikirkan solusinya." usirnya kepada Yuna yang merasakan kepalanya tidak baik baik saja sekarang.

"Baik bu. saya pamit." ujar Yuna. Dami mengangguk dan mengusap wajahnya dengan frustasi.

Setelah mendengar bunyi pintu di tutup Dami segera mengambil kotak obat di laci kerjanya dan mengambil beberapa butir dan segera meneguknya tanpa air minum. Dami menutup matanya rapat rapat berharap rasa sakit itu segera hilang. Dami benar benar frustasi sekarang dan ia yakin akibat penarikan investor besar ini akan terjadi penurunan saham yang signifikan.

Dami menghela nafas dengan kasar. Ia menatap kearah bingkai foto dimana terdapat sang mama dan papa dan juga dirinya disana. Ia menatap sendu ke arah sang papa yang meninggal karena kanker otak yang dideritanya.

"Pa, aku tak sanggup lagi pa dan aku takut." rintihnya menatap dengan sendu.

Dami merasakan bawah air matanya turun begitu saja dengan segera ia menghapusnya dengan kasar. jujur ia tak suka dirinya lemah dan cengeng dan pasti ia bisa melewati ini semua dengan baik seperti papanya yang bertahan begitu lama dengan penyakitnya itu.

Tring tring tring

Dami melihat siapa yang menelponnya itu segera menetralkan tenggorokannya agar terlihat ia baik baik saja.

"Hey, tumben telpon?" senyumnya.

"Ngak boleh kalo gitu aku tutup dech."  rajuk si penelpon

"ehhh ehhh ngak gitu." 

Julian terkekeh mendengarnya. "Hanya ingin mengajakmu makan malam dan juga  menghormati masa percobaan kita sebagai calon tunangan." canda pria itu diakhir kalimatnya.

Dami tersenyum setidaknya Julian dengan hati yang tak bisa dimiliki masih bisa menjadi penghibur laranya.

"Okay. Dimana dan jam berapa aku akan kesana?" ucapnya sambil melirik kearah jam yang menunjukan pukul 5 sore itu.

"Aku sudah dibawah gedung kantormu sebaiknya princess satu ini segera turun. 10 menit lagi okay." ucapnya lebih tepatnya perintah.

Dami membulatkan matanya dan segera menutup telpon itu dan menuju ke toilet untuk merapikan penampilannya yang berantakan. setelah selesai ia menyambar tas tangannya dan segera menuju ke lobby dimana ia melihat sosok yang selalu ia rindukan itu.

"Julian." pekik wanita itu dan yang dipanggil berbalik arah dan tersenyum sambil melambaikan tangan tentu saja senyuman itu tidak hanya membuat Dami dag dig dug tak karuan tetapi bebarapa orang terutama wanita yang masih berada di kantor juga ikut meleleh melihat itu.

Dami dengan bodoh menghampiri Julian dan memeluk Pria itu dan tentu saja banyak wanita yang merasakan patah hati.

"Astaga kamu kayak ngak pernah bertemu denganku saja." bisik Julian dengan mengacak rambut sebahu itu.

"Biarin biar yang lain tahu bawah kamu punya aku. maksudnya sementara statusnya calon tunangan Damiani Park." bangga Dami.

"oke dech terserah princess satu ini dan sepertinya kalo beneran juga boleh dech Dam. maklum lelah jomblo sudahan." uacpnya sambil tertawa.

Dami yang mendengar itu tersipu malu dengan ucapan yang memperbolehkan untuk mengangapnya adalah sebuah keseriusan dan itu merupan mimpinya di sisa hidupnya ini.

"Kalo gitu ayoo." ajak Julian dengan memberikan telapak tangannya dan diterima dengan senang hati oleh Dami.

Sedangkan Sean dan Irene baru memasuki sebuah restoran mewah yang biasa didatangin oleh Sean dan teman temannya itu. hampri 1 jam lebih hingga tiba di restoran tersebut karena kemacetan yang terjadi saat jam pulang kantor.

Irene tersenyum ketika ia mengingat dimana Sean membawanya yaitu restoran dimana Sean mengajaknya berpacaran yang membuat Irene dulu gugup ketika datang ke restoran mewah itu pertama kalinya dulu hingga masa masa pacaran hingga lamaran bahkan menuju ke pernikahannya walaupun lamaran itu tidak romantis sama sekali tetapi bagi Irene itu cukup. Ingatan yang benar benar indah dan memabukkan dihantam dengan kenyataan dihadapannya saat ini.

"Apa yang kamu lamunkan. Segera pesan makananmu." ucap Sean.

Irene mengangguk dan segera memesan sebuah makanan yang memang sudah ia hafal di luar kepala dan salah satu makanan favoritenya disini.

"Potato Creame soup and salad 1 dan air putih 1 juga Wagyu steak Medium heat 1 untuk bapak ini." ucap Irene tersenyum kepada pelayan itu tanpa melihat menu sama sekali.

Sean tercengan dengan apa yang ia dengar karena wanita itu mengingat menu kesukaannya dan pesanan favoritenya dulu.

"Ada tambahan lagi pak?" tanya pelayan itu kembali.

"Ya sama wine please." ucap Sean tergagap melihat kearah Irene yang berusaha tak menatap kearahnya.

Sean menangkap tangan kanan Irene yang perlahan lahan akan turun.

"Kamu masih mengingatnya?"tanya Sean tiba tiba.

"Maksudnya?" balas Irene dengan gugup.

"Kamu tahu menu kesukaan aku dan juga itu menu-"

"Hai kalian juga disini." sapa suara wanita yang mengintrupsi pertanyaan Sean selanjutnya dan Irene menghela nafas bersyukur atas kehadiran wanita itu.

"Dami, what are you doing in here?" tanya Sean terlebih dahulu.

"Kita juga makan malam emang cuma kalian yang boleh." saut Julian.

Mereka berempat saling bertatapan dan Sean memberikan tatapan tak suka kepada Julian dan Julian hanya cuek saja.

"Kalo gitu kita gabung disini dan sekalian aku bilang ke kamu Sean agar kamu tahu aku tak akan mengambil apa yang menjadi milikmu dan aku haap kamu segera menemukan kebenarannya sebelum kamu menyakitinya lebih dalam." ucap Julian dengan entengnya yang duduk di hadapan Sean sedangkan Irene menyuruh Dami untuk duduk di tempatnya dan Irene berpindah di sebelah Sean.

"Apa yang mau kamu beri tahu?" ucap Sean sedikit tak senang dengan sindiran terang terangan oleh Julian kepadanya.

"Hanya memberitahu bawah aku akan menerima dengan terbuka perjodohan itu tanpa paksaan dan dengan hati yang ikhlas." 

Jawaban Julian membuat Sean, Irene dan juga Dami membulatkan matanya tak percaya. Dami tak percaya bawah Julian mau dijodohkan dengannya. Sean tak percaya bawah  pria itu menyerah tiba tiba terhadap Irene membuat dirinya makin bingung. dan terakhir Irene ia tak pernah mengetahui bawah Julian dan Dami dijodohkan.

"Kenapa kalian diam?" ucap Julian sambil memanggil Pelayan.

"Wachh selamat Julian dan Dami semoga hubungan kalian lancar." ujar Irene sambil menjulurkan tangannya untuk menyalami Dami.

Dami tersenyum dan membalas uluran tangan itu begitu juga dengan Julian.

Sean masih dengan cueknya dan bahkan biasanya Dami yang cerewetpun terlihat diam hari ini.

Makanan mereka berempat makan dengan diam dan sedangkan ketegangan Julian dengan Sean mendadak hilang dengan topik pembanguanan rehabilitasi rumah sakit. Sedangkan Irene melihat bawah Dami terlihat murung dan kurang bersemangat.

"Dami apakah kamu baik baik saja sepertinya -" 

"Aku tak apa Irene. aku baik baik saja." senyumnya memotong ucapan Irene terlebih dahulu.

"Sepertinya kamu tak baik baik saja dan ambil ini kamu mimisan." ucap Sean menyerahkan tisu ke arah Dami.

Dami panik dengan darah yang tiba tiba meluncur dari hidungnya.

"Angkat kepalamu." perintah Julian yang mengambil tisu lain dan membantu Dami.

"Aku tak apa aku hanya kelelahan." cicit Dami.

"Dami aku temanin ke toilet ya untuk membersihkan sisanya." tawar Irene dan dibalas anggukan oleh Dami.

Dami dan Irene tiba di toilet. Dami segera ke arah toilt duduk dan menutupnya dan mengeluarkan seluruh isi perutnya bahkan peningnya begitu mendera di kepalanya.

"Dami apakah kamu baik baik saja?" khawatir Irene.

Dami tak menjawab karena sibuk mengeluarkan isi perut dan juga darah dari hidungnya yang tak kunjung berhenti.

"Dami." panggiil Irene sekali lagi. tetapi pintu toilet terbuka menampilkan sebata buruknya Dami setelah proses pembuangan yang begitu menyiksa.

"Irene bisa minta tolong untuk tidak memberitahu mereka?" pinta Dami.

"Dami tapi kamu. Astaga sudah 15 menit lebih hidungmu masih mengeluarkan darah." pekik Irene yang melihat darah segar masih keluar dari hidungnya.

Dami yang tahu langsung mengusap kasar hidungnya dan membersihkannya di wastafel.

"Aku baik baik saja serius aku hanya kelelahan dan tolong jangan kasih tahu mereka bawah aku muntah begitu parah." pinta Dami sekali lagi.

Irene menatap wanita itu khawatir dan Ia yakin Dami menutupi sesuatu seperti yang ia lakukan. "Baik tapi kita harus rapikan dirimu agar mereka tidak tahu dan setelah ini apapun yang kamu perlu dan rasakan kamu bisa berbagi denganku begitu sebaliknya. aku tahu kamu menutupi sesuatu dan juga kamu mencintai Juliankan agar ia tak mengetahui kondisimukan?" 

Dami terdiam dengan ucapan Irene. ya wanita itu ternyata tahu maksud dibalik semua ini. Dami lalu mengangguk dan mengiyakan bawah ia bisa mempercayai Irene untuk menjaga rahasianya bahkan ia memiliki seseorang yang mengerti dirinya tanpa memberitahu.

"Kamu terlihat lebih baik dan sekarang kita kembali ke para pria dan aku harap kamu segera ke rumah sakit untuk memeriksa keadaanmu."

Mereka kembali dari Toilet cukup lama itu membuat Julian dan Sean bertanya tanya hingga Julian yang ingin menyusulpun kembali duduk ketika meliht 2 wanita itu berjalan ke arah mereka.

"Dami kamu tak apa?" khawatir Julian.

"Ia tak apa Julian hanya kelelahan." ujar Irene terlebih dahulu.

"Maaf Sir saya pamit duluan dan Julian biarkan aku mengantar Dami pulang." pintanya pada Julian.

"Tidak dia pulang denganku dan sepertinya dia perlu ke rumah sakit. Kamu Irene pulanglah dengan tunanganmu" ujar Julian mengambil ahli Dami yang sedikit hangat itu.

"Aku tak apa Julian jangan berlebihan." tolak Dami untuk pergi ke rumah sakit.

"Tapi dia boss aku bukan -" 

"Jangan membohongi dirimu sendiri Irene sudah saatnya kamu -"

"Ahh ya aku akan pulang dengannya cepat kamu bawa Dami pulang kasihkan dia."ujar Irene cepat memotong ucapan Julian yang akan membongkar rahasianya.

Sean mendengar ucapan Julian tentang Irene. Julian segera keluar dengan Dami sedangkan Irene dibuat gugup dengan ucapan Julian yang bisa disalah artikan lagi oleh Sean. Irene dengan gugup segera melangkah keluar terlebih dahulu dan tak peduli dengan Sean yang mengikutinya atau tidak yang dipikirannya adalah untuk segera kabur dari hadapan Sean.

Irene merasa tangan kanannya ditahan oleh Sean.

"Apa yang kamu tutupi dariku?" 

Continue Reading

You'll Also Like

8.5K 793 43
⚠typo bertebaran ⚠alur berubah hampir seluruhnya ⚠kata kata tidak baku ⚠kata kata kasar Terbangun di tengah hutan dan hampir di makan iblis, beruntun...
289K 52.5K 42
[END] Katanya sih, dia galak. Dosen ganas yang kalau papasan aja, udah bikin sesek napas. Tetapi sebenernya, dia cuman manusia biasa yang sedang buci...
41.3K 5.9K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
1.7M 197K 66
Kebayang gak kalo seorang Park Chanyeol jadi suami kamu? 🎵 Start : 15 Mei 2018 Finish : 7 Maret 2019 🎵 Welcome to Husband Series Exo Version...