I Don't Love You [ SUHO X IRE...

By Aprilmaple_

29.3K 3K 146

"Aku Membencimu sangat tetapi Aku lebih Mencintaimu" - Kim Jun Myeon as Sean Richard Kim "Maaf hanya i... More

Cast
P r o l o g u e
O n e
T w o
T h r e e
F o u r
F i v e
S i x
S e v e n
E i g h t
N i n e
T e n
E l e v e n
T w e l v e
T h i r t e e n
F i f t e e n
S i x t e e n
S e v e n t e e n
E i g h t e e n
N i n e t e e n
T w e n t y
T w e n t y O n e
T w e n t y T w o
T w e n t y T h r e e
T w e n t y F o u r
T w e n t y F i v e
T w e e n t y S i x
T w e e n t y S e v e n
T w e e n t y E i g h t
T w e e n t y N i n e
T h i r t y
T h i r t y O n e
T h i r t y T w o
T h i r t y T h r e e
T h i r t y F o u r
The Wedding
Lovely Dovey
A gift
⚠Spoiler⚠
NEW STORY BEGIN

F o u r t e e n

535 76 1
By Aprilmaple_

Sambil baca sambil dengerin lagunya wendy feelnya kena banget genks

*******

Berita menghebohkan datang dari pemilik dan sekaligus CEO dari SH group bawah Sean Richard Kim telah bertunangan dengan Irene Graciella.

Berita itu menjadi headline news bahkan viral diseluruh platfoam media baik dalam maupun luar negeri.

Dan Berita itu membuat murka seseorang yaitu Paulina Dirgantara. Ketua komisaris SH group sekaligus nenek sah dari Sean Richard Kim.

Saat ini Paulina ada di Jerman untuk menerima perawatan kesehatan tidak bisa melakukan apa apa.

"Pantau terus Suho dan juga wanita itu hingga aku kembali ke indonesia." titahnya kepada asistennya.

"Wanita tak tahu diri 6 tahun yang lalu aku mengusirmu dan sekarang dia kembali disaat Suho mendapatkan kekuasaan tertingginya. Benar benar wanita murahan." ucapnya tak senang sambil mengepalkan tangan kanannya kuat kuat.

Paulina tak pernah mengijinkan wanita yang memiliki status sama masuk kedalam hidup cucu - cucunya.  terutama Suho karena dia pewaris tunggal seluruh harta warisan mendiang suaminya. Bagi Paulina mereka harus mendapatkan pasangan yang setara dan selevel dengan mereka. 

sedangkan untuk Julian ketika usianya genap 25 tahun ia harus menuruti segala ucapannya dan sekarang setelah 5 tahun melarikan diri Julian kembali dan mengambil warisan dari sang papa ketika papanya meninggal dan bersedia di jodohkan setelah permohonan Damiani yang membuatnyapun pusing kepala. Paulina menghela nafas ketika cucu-cucunya menjadi pria pembangkang seperti ini.

Paulina sempat berterimakasih kepada yang diatas ketika perempuan murahan itu tertabrak di hari batalnya pernikahan mereka.

"Ayah dan anak sama saja kenapa mereka harus terperangkap dengan wanita murahan yang hanya menginginkan mereka." desisnya tak suka dengan mengingat anak pertamanya yang ia banggakan juga memilih wanita murahan yang menjadi pendamping hidupnya.

Paulina mengingat bagaimana ia membuat pernikahan mereka tak pernah bahagia dengan memalsukan keadaan membuat Andrew kehilangan kepercayaannya dengan Viona. Dimana ia membuat Viona hamil dengan pria lain dan tiba tiba mengalami keguguran karena kecerobohan wanita itu.

*******

Irene melihat berita itu melalui pemeberitaan televisi yang tak sengaja ia lihat. Irene tidak mengerti keadaannya sekarang bukannya Suho membenci dirinya tetapi kenapa ia mengumumkan pertunangan itu seingatnya mereka tidak memiliki ikatan pertunangan sebelum pernikahan yang menjadi malapetaka itu terjadi.

"Kontrak." ucapnya tak percaya.

"Aku menandatanganinya sebagai tunangan pura puranya dan hanya berlaku ketika acara makan keluarga dan sekarang Suho mengumumkannya." ucapnya lagi menutup mukanya dengan kedua tangannya itu.

"Suho tidak boleh tahu apa yang terjadi dengan dirinya sebelum pernikahan itu dan juga ia sudah berjanji kepada tante Viona untuk membuat Suho bahagia dan Aku tak ingin ia kecewa lagi ketika anaknya meninggal dan juga sang nenek yang dihormati Suho menjadi orang pertama yang membuat dirinya kecewa." tambahnya lagi.

"Siapa yang kecewa?" 

Suara itu membuat Irene terlonjak kaget. ya suara dingin nan tajam milik Suho bergelora di ruangan itu dan bodohnya Irene tidak menyadari ada orang yang masuk keruangan itu. buru buru Irene bersikap seperti ia tak mengenal orang dihadapannya itu.

"Selamat siang Sir. maaf saya merepotkan anda lagi." ucapnya.

Sean memilih duduk di sofa dan menatap kearah Irene. Irene merasa ditatap ia memlih untuk menunduk.

"Kamu sudah mendengarnya kan?" 

"Maksudnya sir?" tanya Irene bingung.

"Mulai hari ini publik akan tahu bawah kamu adalah tunanganku dan aku minta untuk menjaga sikap dan juga jangan terlalu dekat dengan laki laki lain sampai kontrak itu berakhir." jelas Sean lebih kearah perintah untuk Irene.

Irene hanya mengangguk dan mengerti dengan maksud Sean.

"Sir, anda tidak ke kantor hari ini?" tanya Irene dengan suara pelan.

"Tidak. banyak wartawan bergerombolan disana dan mereka juga sudah mengetahui bawah kamu masuk ke RS jadi kedatanganku kesini bukan khusus untukmu tetapi memang keadaan yang ada." jelas Sean yang amsih fokus dengan Ipad ditangannya.

Irene mengangguk mengerti dan Irene tahu ia tak bisa berbicara dengan leluasa dengan pria yang sangat ia rindukan dihadapannya. bagi Irene setiap malam ia mendengar suara lembut Suho yang mewarnai tidurnya tanpa mengingat wajah dari pemilik suara itu.

Sean masih fokus terhadap kerjaan yang ada di Ipadnya itu. Irene memilih untuk berbaring dan menghadap kearah Sean yang berada di tempat duduknya. Irene mengulum senyumnya.

"Aku tahu bawah kamu pasti sangat membenciku tetapi berada diruangan yang sama denganmu dan melihat dirimu baik baik saja membuat hatiku menjadi lebih tenang." batinnya.

"Tante lihat Suho sudah tumbuh menjadi pria dewasa yang mempesona dan disana tante harus bahagia biar aku yang menjaga Suho disini. Tante tolong beri aku kekuatan tante hingga aku siap menjelaskan semua kesalahpahaman ini kepadanya tante." mohonnya.

Sean yang merasa diperhatikanpun mengalihkan pandangannya kearah Irene dan Irene yang menyadari itu pura pura untuk memejamkan matanya. Sean melihat waja damai itu. Sean lupa kapan hatinya merasakan rasa tenang seperti ini hanya dengan melihat wajah itu segala rasa khawatir dan lelahnya hilang begitu saja.

12 tahun yang lalu.

Sean yang berusia 20 tahun mengunjungi pameran amal milik sang mama. Ya, selama hidup sang mama ia tak pernah memahami benar benar kehidupan sang mama dan apakah ia bahagia atau tidak dan jujur saja ia ingin kembali ke indonesia setelah menyelesaikan S2nya nanti dan memberitahu kepada sang papa yang selalu ia banggakan dan juga mencari kebenaran terhadap apa yang terjadi dengan keluarganya itu. situasinya sedikit pelik dimana sang papa dan mama masih terikat dalam janji pernikahan tetapi mereka tak pernah tinggal serumah semenjak Suho dibawa oleh sang nenek untuk bersekolah di luar negeri dari usianya 8 tahun. dalam usia mudanya ia sempat merasakan kehangatan sang mama dan wajah lembut dan penuh senyuman milik sang mama.

Sean hanya sesekali bertemu dengan sang mama dan juga menelpon wanita itu. Baru ia tahu bawah sang mama meninggal dengan kanker darah yang dimiliki wanita itu dan sang papa baru memberitahu dirinya 3 bulan setelah sang mama dimakamkan. Perasaan hampa dan kosong lebih menyertai Sean dari pada rasa sedih yang memenuhi dirinya.

Sean membawa Julian bersamanya tetapi Julian entah berada dimana dan iapun berkeliling melihat pameran itu. Matanya tertuju ke sebuah lukisan cherry blossom dengan seorang wanita yang duduk dibawah pohon itu.

Sean sibuk menelaah lukisan itu dengan judul lukisan yang bernama Happiness.

Tiba tiba seorang gadis berbicara kepadanya.

"Hai kamu tahu bawah lukisan ini merupakan gambar terakhir dari pendiri yayasan amal ini yang di gambar dengan sepenuh hatinya." 

Sean melirik kekanan tanpa minat dengan ucapan gadis itu.

"Kamu Suhokan dan tante Viona selalu excited dan bahagia membicarakan dirimu." ucap gadis itu lagi dengan senyum merekah menjulurkan tangan kanannya kepada Suho.

"Perkenalkan aku Irene." ucap wanita itu lagi.

"Sean sebaiknya kamu memanggil aku begitu dan aku kurang menyukai panggilan itu." ucapnya kurang suka dengan obrolan mereka.

"Kenapa begitu tante Viona yang bilang padaku bawah nama Suho adalah satu satunya yang membuatnya hidup lebih lama. kamu jangan membuat tante Viona sedih dan aku rasa tante Viona tak suka kamu bilang seperti itu." jelas gadis itu berapi - api tetapi air matanya keluar begitu saja.

"Hey hey kenapa kamu menangis. jangan menangis nanti aku dikira melakukan sesuatu kepadamu." panik Sean melihat gadis disebelahnya menangis.

"Kamu jahat Suho." pekik Gadis itu sambil menghapus kasar air matanya dan kembali memandang lukisan dihadapan mereka.

"Bagaimana kamu bisa tahu nama kecilku dan juga kamu begitu mengenal mamaku?" tanya Sean heran.

"Kamu tahu bawah selama hidupnya ia tak pernah menunjukkan rasa sakitnya dan dia selalu tersenyum dan selalu optimis menjalani hari harinya. Tante Viona selalu bercerita tentangmu. bagaimana kamu tumbuh? bagaimana kamu jarang menelponnya disaat ia merindukanmu? bagaimana ia tak mau membebani pikiranmu ketika ia harus berjuang dengan penyakitnya? dan juga bagaimana ia tak pernah menyesal melahirkanmu walau ia selalu tidak bahagia dengan pernikahan yang dijalaninya lebih tepatnya pihak keluarga papamu yang tak menerima dirinya." 

Sean mendengarkan dengan seksama gadis disebelahnya bercerita dan membeberkan semua cerita tentang hidup sang mama. Mata gadis itu membuat perasaannya nyaman dan hangat menjalar keseluruh tubuhnya ia seperti melihat sosok sang mama yang ia rindukan dalam ingatannya sewaktu kecil.

Sean merasa gadis itu mempunyai banyak kenangan dengan sang mama dan Sean ingin mendengar cerita gadis itu lebih lagi. tetapi Sean tak berani bertanya karena ia tak tahu harus mulai dari mana untuk mengetahui bagaimana hidup sang mama yang selalu dikucilkan oleh keluarganya dan bahkan ia juga ikut andil di dalamnya.

"Tante Viona memberi nama lukisan ini dengan nama Happiness yang memiliki arti bawah ia ingin sebuah kebahagiaan yang ingin ia gapai dalam kehidupannya tetapi tante Viona selalu bilang bawah kebahagiaannya adalah kamu." 

kata terakhir diucapan gadis itu sambil menatap kearahnya dan menangkap manik matanya kedalam mata gadis itu.

"Suho, maukah kamu menjadi temanku?" tanya gadis itu.

Sean terdiam beberapa saat. Semakin ia menyelam kedalam mata gadis itu jantungnya berdetak tak karuan. Sean juga ingin mendengar gadis dihadapannya menceritakan seluruh hidup sang mama yang ia lewati dan setelah ini ia akan mencari tahu kenapa keluarganya mengucilkan sang mama padahal sang papa tidak pernah menggugat cerai sang mama dan malah gadis dihadapannya yang bukan siapa siapa di hidup sang mama bisa sedekat itu dan sesayang itu dengan sang mama.

Sean menggangguk dan gadis itu tersenyum dengan senyuman lebarnya ketika ia bersedia berteman dengannya.

"Kau tahu Suho bertemu denganmu adalah anugerah terbesar dalam hidup aku karena aku bisa merasakan adanya tante Viona dalam darahmu dan aku bersyukur setidaknya tante Viona bisa tenang dengan adanya aku yang membantunya menjagamu."

"Jadi mari berteman." ucap Irene memberikan pinky promise kepada Sean.

Sean akhirnya tersenyum dengan tingka gadis yang baru ia kenal tak kurang dari 1 jam itu dan menautkan kelingkingnya yang berarti dia juga berjanji menjadi teman wanita itu.

Semenjaki hari itu kisah mereka dimulai.

Flashback off

Kenangan manis itu merasuk kepikiran dan hatinya. Sean mendesah kasar dan meletakkan Ipadnya dan berjalan menuju ke ranjang Irene.

Dalam wajah damai tidur Irene. Sean merapikan anak rambut Irene.

"Kenapa kamu harus menghancurkan segala harapanku ketika aku menggantungkan segala harapan dan hidupku kepadamu." cicitnya dan beranjak keluar dari ruangan itu setelah menatap Irene beberapa saat.

Irene mendengarnya karena Irene sama sekali tidak tertidur. Air mata keluar dari sudut matanya yang tertutup dan ia tahu ia salah dan ia penyebab hancurnya kebahagiaan Sean.

"Maafkan aku." batinnya

Sean keluar dengan wajah yang kusutnya. Ia berusaha mencari angin segar dan ia memilih untuk membeli coffee di salah satu coffee shop rumah sakit. Ketika ia keluar dari coffee shop itu dari kejauhan ia melihat Dami yang berjalan menuju ke bangsal spesialis.

"Apa yang dilakukannya disini?" heran Sean.

Sementara Dami datang kembali ke tempat dimana ia sangat membenci tempat tersebut yaitu meminta obat yang lebih ampuh untuk kepalanya yang semakin hari semakin sakit itu. Dami berhenti sejenak ketika ia ingin mengambil dompetnya didalam tas kerjanya itu.

"Dami what are you doing in here?" 

Dami shock melihat siapa yang ada dihdapannya sekarang.

"Sean." pekiknya kaget dan tak sengaja menjatuhkan dompetnya.

Sean yang melihat benda itu terjatuh segera mengambil dompet itu.

"Jadi apa yang membuatmu kesini?" cecar Sean heran.

Dami menggigit bibir bawahnya tanda ia gugup. ia takut apa yang ia tutupin selama ini akan ketahuan hari ini. Mata Dami tiba tiba leihat seseorang yang berjalan dengan dua dokter lainnya menuju arahnya.

"Julian. Iya Julian aku kesini mau bertemu dengannya." pekik Dami.

Sean mengerutkan dahinya karena merasa ada yang aneh dengan kelakuan Dami.

Julian yang merasa terpanggilpun menoleh kearah depan dimana Dami dan Sean berdiri dihadapannya.

Mereka bertiga saling berpandangan di tengah ramainya orang lalu lalang di lorong Rumah Sakit tersebut dengan pikiran yang menyelimuti diri mereka masing - masing.

********

Tanpa sadar mereka berempat saling melengkapi dalam penyembuhan luka masing masing tokoh.

Continue Reading

You'll Also Like

70K 8.1K 41
"Jadi ibu rumah tangga ternyata nggak segampang nyalin tugas temen," keluh Yerim pada sang suami. "Nggak apa-apa. Belajar pelan-pelan saja. Practice...
8.5K 793 43
⚠typo bertebaran ⚠alur berubah hampir seluruhnya ⚠kata kata tidak baku ⚠kata kata kasar Terbangun di tengah hutan dan hampir di makan iblis, beruntun...
66.7K 10.6K 15
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
7K 1K 40
"Ketika yang kau pikirkan, tak selamanya seperti apa yang kau pikirkan." Start: 12 Juni 2020 End: 06 September 2022