Truely, Madly in Love!

By itsmetata10

251K 18K 446

Tatiana Atmojo begitu mencintai Abdul, mereka sudah mengenal begitu lama semenjak SMA. Abdul juga memiliki pe... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
26
27
28

7

5.9K 564 7
By itsmetata10

Sejujurnya Tatiana sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun hari ini. Sayangnya hari ini ada beberapa pertemuan penting yang sudah diatur. Dengan mata yang masih sedikit membengkak, Tatiana berangkat menuju kantor.

Di ruangannya, Tatiana sempat memperhatikan wajahnya di cermin. Terlihat kuyu karena dia tidak bisa tidur semalaman, make up tipisnya tidak bisa menutupi apapun.

Tatiana menghubungi asisten pribadinya melalui sambungan telepon, tidak lama seorang wanita berambut pendek masuk kedalam ruangannya.

"Bet, tolong panggilkan Tantum. Suruh datang sekarang juga, saya butuh di make up untuk pertemuan dengan perwakilan dari Dubai nanti." Perintah Tatiana. "Sekalian tolong bawakan saya rose tea seperti biasa."

"Baik, Bu." Betry langsung bergegas keluar dari ruangan untuk melaksanakan perintah Tatiana.

Tidak lama Betry masuk kembali kedalam ruangan Tatiana dengan segelas rose tea yang memang biasa Tatiana minum untuk menenangkan pikirannya.

"Bu, Mbak Tantum sudah dalam perjalanan. Dalam setengah jam akan berada disini."

Tatiana mengangguk sambil menyesap teh di cangkirnya.

"Oh iya Bu, tadi Bu Tara nelpon ke kantor. Katanya ibu tidak bisa dihubungi di nomor pribadi, Bu Tara mengingatkan ibu untuk hadir nanti malam. Ada acara makan malam keluarga di kediaman Setiodiningrat."

Tatiana kembali mengangguk, dia memang sengaja tidak mengaktifkan ponselnya. Dan dia lupa bahwa nanti malam ada acara keluarga di kediaman kakek dan neneknya.

Dengan menghela nafas berat, Tatiana memutar kursinya hingga menghadap kearah jendela besar di ruangannya.

Dia kembali memikirkan tentang hubungannya dengan Abdul yang sudah diakhiri oleh pria itu. Dua belas tahun bersama ternyata tidak pernah bisa merubah pikiran Abdul.

Dia tidak berhasil meyakinkan pria itu untuk tetap bersamanya. Tidak juga bisa membuat Abdul tau yakin bahwa dia bisa menerima pria itu apa adanya.

Tatiana tidak pernah menilai Abdul dari materi, tidak pernah sekalipun. Tapi Abdul malah tidak yakin dengan cinta yang diberikan sepenuhnya oleh Tatiana selama ini. Ego sialan pria itu menghancurkan semuanya.

Dua belas tahun terasa sangat tidak berguna.

Menikah dengan Abdul adalah impian terbesar Tatiana. Itu yang menjadi tujuannya, keinginannya. Tapi semua itu sepertinya tidak akan terwujud. Semua sudah kandas.

Dan Abdul malah lebih memilih berkenalan dan melamar wanita lain. Sungguh Abdul sangat keterlaluan! Apa pria itu tidak pernah memikirkan hati dan perasaan Tatiana?! Tidakkah Abdul memikirkan betapa terluka dan kecewanya dia?!

Tatiana tidak ingin lagi menangis, dia adalah wanita yang kuat. Walaupun ini patah hati pertamanya, walaupun ia sebenarnya masih merasa terluka, tapi Tatiana berusaha untuk menguatkan hatinya.

Dia tidak ingin mencampurkan masalah pribadi dan pekerjaan. Saat ini dia tengah berada di kantor, dan dia harus bekerja. Biarlah nanti saat sendiri dan sudah berada di apartemennya dia akan kembali menangis, dia akan menumpahkan sakit hati dan kekecewaannya sendirian. Tidak perlu ada orang lain yang tau, cukup dirinya sendiri dan Tuhan yang tau.

Tatiana itu kuat, dia sudah ditempa dengan sangat keras oleh ibu dan ayahnya untuk menjadi wanita yang kuat dan tahan banting. Dia adalah pewaris, pemegang kekuasaan tertinggi pada beberapa bisnis besar keluarga, ada puluhan ribu karyawan yang bekerja bersamanya, Tatiana punya tanggung jawab besar dan dia harus punya kekuatan yang besar untuk berdiri menanggung semua itu dipundaknya.

Saat ini mungkin Tatiana tengah terluka, kecewa dan marah. Tapi dia yakin bahwa apa yang dirasakannya saat ini akan berakhir, walaupun dia tidak tau kapan itu akan terjadi. Dia hanya harus menjalani dan semua pasti akan terlewati.

Ia mengambil ponselnya, menghidupkan benda pipih itu. Ada beberapa pesan masuk dari sang ibu yang mengingatkan tentang acara keluarga, Tatiana membalas dengan mengatakan akan hadir disana.

Tantum, Make Up Artist yang memang sudah menjadi orang kepercayaan yang selalu memoles wajahnya datang tidak lama kemudian. Wanita itu memoles Tatiana dengan sedemikian rupa, riasan yang di poleskan oleh Tantum sedikit lebih tebal dari yang biasa Tatiana gunakan.

Tatiana tidak keberatan karena ketika dia bercermin, lingkaran hitam dibawah matanya serta matanya yang bengkak tersamarkan dengan baik. Bahkan Tatiana tidak lagi terlihat kuyu dan jauh lebih segar. Tantum juga membantu memperbaiki tatanan rambut Tatiana agar terlihat semakin enak dipandang.

Setelah selesai dengan wajahnya, Tatiana memutuskan untuk memesan satu setel baju baru dari salah satu brand internasional favoritnya yang diantar langsung ke ruangannya oleh manager store brand tersebut setengah jam kemudian.

Set dari Chanel yang dikenakannya membuat Tatiana terlihat semakin menawan dan mempesona. Tentunya ini salah satu cara Tatiana untuk sedikit mengobati kesedihannya.

Pertemuan siang itu dengan perwakilan dari salah satu perusahaan asal Dubai yang ingin bekerja sama dengan perusahaannya berjalan dengan sangat lancar dan membuahkan kesepakatan besar yang menguntungkan.

Tatiana memasang senyuman manis disepanjang pertemuan, tidak ingin sedikitpun menampilkan kesedihannya karena itu tidak akan berguna sama sekali.

Setelah pertemuan dengan perwakilan dari Dubai, Tatiana kembali melanjutkan pertemuan dengan salah satu kolega dari Jepang disalah satu restoran ternama.

Karena hari sudah beranjak semakin sore, Tatiana memutuskan untuk tidak kembali ke kantor. Dia bersama sang supir langsung menuju ke kediaman keluarga Setiodiningrat.

Ketika memasuki halaman kediaman itu, Tatiana melihat jejeran mobil mewah sudah terparkir dihalaman rumah besar dengan desain luar biasa itu.

Tatiana turun dari mobil saat sang supir membukakan pintu untuknya. Dengan langkah anggun, wanita itu berjalan menuju pintu depan. Seorang asisten rumah tangga membukakan pintu dan menyambutnya dengan senyuman hangat.

Dia diantarkan menuju ruang keluarga tempat beberapa anggota keluarga yang lain tengah berbincang sebelum acara makan malam dimulai.

Acara seperti ini memang rutin diadakan oleh kakek dan neneknya. Mereka memang sering berkumpul untuk makan malam dan semua diwajibkan untuk datang. Tidak ada yang bisa menolak karena permintaan Cipto Setiodiningrat bersifat tak terbantahkan.

Kehadiran Tatiana disambut dengan gembira oleh kakek dan neneknya. Tatiana adalah kesayangan sang kakek, Cipto Setiodiningrat sangat menyayangi Tatiana karena dianggap sangat berbakat di dunia bisnis. Banyak yang mengatakan bahwa kecemerlangan Tatiana sangat mirip dengan Cipto, bahkan sikap keras sang kakek sedikit mengalir pada Tatiana.

Kedua orang tuanya yang juga sudah hadir disana menyambut sang anak dengan pelukan erat. Maklum saja mereka memang jarang bertemu dengan Tatiana karena sudah tinggal terpisah. Sejujurnya Tatiana lebih sering bertemu dengan Abdul ketimbang bertemu dengan keluarganya. Bukan karena kurang ajar atau tidak menyayangi keluarga, mereka mempunyai kesibukannya sendiri-sendiri. Kedua orang tua Tatiana juga sering bepergian keluar negeri jika tidak ada hal penting di Indonesian yang tengah mereka kerjakan, sementara sang adik Ovia juga tengah sibuk dengan berbagai macam proyek baik di dalam dan di luar negeri, maklum perusahaan arsitektur sang adik merupakan salah satu perusahaan terkenal dan terdepan dengan inovasi arsitektur yang bagus dan diminati banyak orang.

Hal itu yang membuat Tatiana jarang bertemu. Kalaupun ingin bertemu, maka mereka harus menyusun jadwal dari jauh hari agar semuanya bisa berkumpul. Biasanya mereka akan meluangkan waktu untuk menghabiskan waktu bersama dengan berlibur ke suatu tempat. Tempat favorit mereka adalah pulau pribadi milik keluarga Atmojo yang berada di kawasan Kepulauan Seribu. Jika memungkinkan untuk libur lebih lama dari kegiatan mereka, maka keluarga Tatiana akan menghabiskan waktu berlibur ke beberapa negara favorit mereka.

"Mbak, lo kok kelihatan beda ya?" Ovia berkata ketika Tatiana duduk disebelahnya.

"Nggak ada yang beda." Jawab Tatiana sambil meminum teh yang baru saja diantarkan oleh salah satu asisten rumah tangga.

"Lo nggak bisa bohong sama gue." Ovia berkata sambil melirik sang kakak yang berusaha terlihat biasa.

"Nanti cerita sama gue." Kata Ovia sambil sedikit berbisik.

Ovia adalah manusia yang paling susah untuk di bohongi oleh Tatiana.

****

Hay hay semuanyaa...
Hari ini masih ada promo beli 4 pdf harga 50k dan 12 pdf harga 100k masih berlaku ya, kalian bebas pilih judul.

Ini untuk daftar pdf yang ready :
True love
The beauty one
The beauty one 2
Natasha
The star
Ex wife
Eternal love
Hira atmojo
Jennifer's wedding
Back to evil
My possessive girlfriend
Great life
Mr. Duda
Aruna
Truely madly in love
The scandal
Fake love
Istri Kedua Ben
Forever Yours
My Hani Honey
Liliana
My lovely livi
Hope
Nyonya besar
My Honey Hani 2
Dalang dibalik duka
Hope 2
Viviane

Cuzz bagi yang berminat bisa langsung chat author ke 082286282870 yaaa...

XOXO


Continue Reading

You'll Also Like

9.9K 383 18
Dua belas tahun menjalin hubungan tidak akan menjamin sebuah pernikahan. Dan bagaimana rasanya ketika kamu melihat dengan mata kepala kamu sendiri la...
17.5K 462 14
Sering kali, kita merasa hidup ini tidak adil. Melihat orang lain begitu bahagia, rasanya semakin membuat putus asa dan tidak berdaya. Itu pula yang...
5.2K 615 16
Ares, pria dengan sejuta pesona yang dimilikinya tanpa disadari mampu membuat Reyya -putri bungsu presiden- jatuh dalam pesonanya.
154K 7.9K 33
Genitri Purnamia tahu betapa besar dendam dan amarah terpendam Gunarda Diantaka padanya karena kesalahan di masa lalu. Sebagai pembayaran karma, Guna...