Logic & Heart

By amyourlyca

68.7K 17.7K 12.9K

[Follow dulu sebelum membaca] [Completed] *** Anca Zabryna, cewek yang mendapatkan peringkat terburuk diangka... More

LH 01: MR. PERFECT
LH 03: SALAH LABRAK
LH 04: RATU COPAS SALAH LABRAK!
LH 05: POINT TO POINT
LH 06: IN LIBRARY
LH 07: FIRST KISS
LH 08: DOTS School Ver.
LH 09: SIAPA KORUPTORNYA?
LH 10: FIRST MISSION
LH 11: MISSION FAILED
LH 12: ANCA CENGENG
LH 13: DEMO
LH 14: SOLIDARITAS
LH 15: THE POWER OF EMAK-EMAK
LH 16: BACK TO SCHOOL
LH 17: SWIT SMAILNYA ALDI
LH 18: MASA LALU DAN RUBY
LH 19: THE PAST
LH 20: NGAMBEK
LH 21: DE FACTO
LH 22: WHO?
LH 23: SWEETIES
LH 24: GEA
LH 25: SHE'S BACK
LH 26: PARTY
LH 27: ICH LIEBE DICH
LH 28: OFFICIAL
LH 29: JARAK
LH 30: SISI PROTEKTIF
LH 31: DEPTA STORY
LH 32: ABOUT GEA+CAST
LH 33: KECEWA
LH 34: KESURUPAN
LH 35: GEA (2)
LH 36: SELESAI
LH 37: WINNER
LH 38: DON'T GO
LH 39: EPILOG
EKSTRA CHAPTER

LH 02: MRS. ANOA

3K 841 666
By amyourlyca

Hai!

Up lagi nih hehe.

Budayakan vote dan comment dulu sebelum membaca yaa.

HAPPY READING💗

Sorry for typo!

***

"Jadi, kemaren lo liat kucing cium-ciuman di kolong got sambil kayang? Ngakak anjir, gak kuat pengen ketawa!" ujar seorang perempuan sambil memukul-mukul Meja. Sesekali tangannya mengusap air matanya yang tanpa sadar menetes. Anca Zabryna.

"Lo udah ketawa anjir, jangan bikin gue bengek." Cindy Olivia---temannya mengusap air matanya. Masih terbayang wajah 2 kucing yang terciduk berciuman di kolong got waktu itu.

"Tahu gak Ca, kucingnya itu tuh aduh apa sih namanya ...." Cindy berbicara sambil tertawa.

"Apa-apa?" Anca kepo dan mendekat ke arah Cindy.

"Pas udah keciduk tu kucing langsung dikawinin sama emak bapak gue dong."

"Stop ihh, gak berenti ketawa help! Aduh aduh masuk angin nih gue." Anca tak bisa berhenti tertawa, tak menyadari ada tatapan sinis di belakangnya.

"Terus terus lo tahu gak, pas malem pertamanya mereka ngapain?" Cindy berujar dengan ekspresi anehnya.

"Malam pertamaan lah bego."

"Enggak! Mereka main."

"Hemm main yaa." Anca mengeluarkan muka innocentnya.

"Main bekel 'kan?" tanya Anca dengan semangat.

"NAH IYAA!" Cindy berucap setuju.

"Bisa diem gak?" ujaran penuh kesinisan itu berasal dari mulut Sheina Amora.

"Aduh aduh gak bisa, ini gu-ahahaa gue ngakak. Gak bi-ahahaha berenti, perut gue sakit uhuhuu," ujar Anca tak memberhentikan tawanya.

Shei melirik sinis ke arah Anca." Mangkanya ke sekolah tuh bawa buku! Bukan kantong kehumoran yang lo tahu, receh."

"Heh anak konda gue tuh sebenernya-bentar dulu pengen kentut." Anca memegang perutnya yang bergejolak.

"Ngakak kentut!" Cindy tertawa lagi ditempatnya. Anca pun ikutan tertawa.

"Aduh, aduh, udah woy, capek gue." Cindy mendudukan dirinya sambil memegang perut.

"Shei mending lo ambil kantong kehumoran Anca deh, dia kalo udah ngakak kaya kesurupan. Gak bisa berenti." Cindy berkata sambil menunjuk Anca yang guling-guling di lantai seperti orang haus belaian. Padahal Cindy sama recehnya seperti Anca.

Shei hanya melirik sinis kemudian berjalan ke arah kursinya bersama Iris dan Eren, antek-anteknya.

"Gue curiga, kayaknya si Shei keturunan si Spongeboob deh. Marah-marah mulu, heran," celetuk Cindy, Anca sudah mendudukan dirinya kembali.

"Seperti keadaan dunia bawah laut, wow primtit primtit," lanjut Cindy.

"Primitif bego! Goblok anjir, Spongeboob mana ada marah-marah." Anca tertawa lagi.

"Udah kayak orang gila gue. Mangkal dah gue, lumayan bisa dapet dolar." Anca sudah berhenti tertawa, dia mengusap pipinya yang basah karna air mata kebahagian. Memang sereceh itu.

"Tur! Kalo gue mangkal besok bisa dapet dolar gak?!" Anca bertanya sambil berteriak kepada laki-laki yang sedang dikerubungi oleh banyak perempuan, bukan karena ganteng ataupun pintar. Tapi si Catur, cowok yang suka pake baju item putih itu adalah ahli gosip atau lebih tepatnya lambe turah SMA Adijaya.

"Ya enggaklah, emangnya you pikir eyke mangkal bakal kaya? Bedoa aja setelah you ikut mangkal eyke jadi kaya." Cindy yang mendengar omongan Catur sudah ingin muntah.

Bisa dibayangkan bagaimana eskpresi Catur saat ini, rambut agak gondrong, suara diimut-imutin, tubuh kurus gemulai. Gimana Cindy gak geli?

"Oke oke sip, entar kalo lo dapet dolar setor gue ya," balas Anca.

"Mana bisa, ntar kalo eyke udah kaya jadi miskin lagi dong." Catur berujar, dia mengerucutkan bibirnya.

Dih? Imut lo? batin Cindy. Rasanya Cindy ingin menendang Catur ke planet pluto saat ini juga.

"Ca, gue ke Toilet dulu." Cindy pamit sambil menutup mulutnya.

Belum sempat Anca berbicara, Cindy sudah ngibrit duluan ke luar kelas.

"Ya enggak lah, ntar gue gaji lo sepuluh perak perhari? Gimana?" tanya Anca, menawar kepada Catur.

"Tambahin lah, sepuluh ribu perhari?"

"Gak gak, gue tambahin sepuluh perak lagi. Gimana?

"Oke, tawaran eyke terahir nih. Dua puluh ribu perhari gimana?" Anca tampak mengetuk-ngetukan jarinya didagu, berpikir.

"Oke deal!" ujar Anca sambil menjabat tangan Catur.

"Cyin, eyke pinjem liptintnya dong." Catur berujar pada salah satu perempuan.

"Anj*ng Tur! Lo mau pake liptint? Mampus lo kalo ketahuan BK." Anca memperingati, sementara Catur memutar kedua bola matanya malas.

"Ntar kalo ada guru eyke hapus lagi, Anca."

Brak!

Semua orang yang ada di kelas XI IPS 6 berjengit kaget saat sesosok perempuan dengan rambut acak-acakan, eyeliner acak-acakan, tak lupa dengan bibir pucatnya.

"ALHUMMA BARIK LANA-" Anca berteriak kaget sampai tak sadar memanjatkan do'a keselamatan makan.

"KANYA! Lo kesurupan?" tanya Anca menatap was-was temannya, Kanya Ekaputri hanya melemaskan bahunya. Dia berjalan dengan langkah pelan menuju kursinya.

"Kanya jangan diem dong. Kesurupan temen sendiri sedih banget," ujaran tak jelas dari seorang Tania membuat semua orang menatapnya bingung.

"Sedih banget temen sendiri kesurupan." Talia---Kembaran Tania berujar memberi translate dengan wajah datar.

"Nya, jujur sama gue siapa yang buat lo kayak gini? Mbak Kun? Mas ocong? Atau Mang Jamal?" tanya Anca beruntun.

Kanya menggeleng lemah, dia menelungkupkan kepalanya diantara kedua tangannya.

"Gue mau curhat." Kanya berujar tanpa menengadahkan kepalanya, Anca mengangguk menyetujui.

"Yaudah curhat aja," balas Anca mantap, Kanya menggeleng.

"Lo sama Cindy aja," ujar Kanya membuat Anca memberikan gesture kepada yang lain agar tak mengerubuni Kanya.

"Hush hush, cuma gue doang yang boleh denger. Pegi lo pada." Anca mengusir, membuat semua orang protes.

"Temen gue yang semok aduhai ini lagi galau, dia alergi sama kalian kalo lagi galau kaya gini, terutama lo tuh." Anca menunjuk Catur yang sedari tadi dia.

Bagaimana tidak alergi, setiap saat kuping Catur selalu berfungsi dengan tidak benar. Pasti setelah ini mereka nyinyir, bergosip ria.

Brak!

Rip Pintu.

"HAI GES, GUE BAWA BERITA GEMBIRONG!" Cindy berteriak setelah menendang pintu.

"Berita apaan?" Iris bertanya sambil menyedekapkan tangannya.

"Pelajaran kedua, lebih tepatnya pelajaran Bu Sundan kita free wan kawan!" Cindy berteriak heboh.

"Loh, kok muka kalian biasa aja?" tanya Cindy bingung dengan reaksi anak kelasnya, biasanya mereka akan sangat heboh bila ada kelas free.

Pas mau ke toilet tadi, Cindy bertemu dengan Pak Sundan, guru keagamaannya itu ada urusan di luar kota. Jadi dia cuma nitip absen sama tugas doang ke Pak Jaka.

"Lo ngomong kaya gitu berarti nggak ngedenger apa yang diucapin Shei tadi pagi?" Eren berujar dengan muka mengejeknya. Sementara Shei tersenyum miring sambil melihat-lihat cat di kukunya.

"Mangkanya jangan kebanyakan ketawa lo." Iris berujar sewot.

"Yeuu si-loh Kanya lo nape? Gue kira Kunti." Cindy berujar sambil ngakak.

Sementara Anca yang berada di sebelah Kanya memperingati Cindy agar diam.

Cindy memberi gestur 'oke' kepada Anca.

"Gue udah putus sama Yudha," ujar Kanya saat Cindy sudah berada tepat di depannya.

"Maksud lo?" tanya Anca dan Cindy berbarengan.

"Padahal lo sama Yudha udah hampir satu bulan, lumayan rekor lo pacaran." Anca berujar sambil menatap Kanya prihatin.

"Dia selingkuh."

"Sama siapa? Cewek apa cowok?" tanya Cindy yang mendapat geplakan kasih sayang dari Anca.

"Ya cewek lah bego, masa cowok sih! Temen gue bego amat."

"Kan siapa tahu dia gay, Ancili."

"Ya kali, amit-amit." Kanya bergidik.

"Nama ceweknya siapa? Labrak ayo!" ujar Anca sok berani.

"Hilih, babik taik. Lo ketemu sama Mas Cumi-cumi aja udah ngibrit, takut. Sok-sokan mau ngelabrak orang," balas Cindy tak santai.

"Ya wajarlah anjir, orang dianya aja senyum-senyum terus. Kan gue ngiranya dia jatuh cinta sama gue," balas Anca membela dirinya sendiri.

"Kan setiap hari juga dia senyum, senyumnya bukan cuma ke lo doang. Bu-kan lo do-ang Maemunah! Lagian Mas Cumi-cumi tuh lumayan ganteng jadi gak bakal mau sama tepung goreng kaya lo," ujar Cindy penuh penekanan, dia mendelik ke arah Anca.

"Kalo mau ngelabrak mending ngelabrak Yudhanya aja, ceweknya polos banget. Yudhanya yang brengsek."

"Bangs*t emang si Yud-"

"Pagi anak-anak Margasatawa." Sapaan tak bersahabat itu membuat Anca langsung membalikan badannya ke arah depan, begitupun dengan Cindy. Sementara Kanya mulai menegakan badannya.

Bukan hanya guru itu yang menyebut kelas XI IPS 6 sebagai Kelas Margasatwa, namun hampir semua murid dan guru-guru di SMA Adijaya menjadikan Kelas Margasatwa sebagai julukan khusus untuk kelas satu ini.

Kursi acak-acakan, ada yang duduk berempat sekaligus, padahal mejanya hanya muat untuk dua orang saja. Ada yang menaikan kakinya ke kursi, kelas yang kotor karena sebagian perempuan terlalu malas untuk hanya sekedar mengepel atau nyapu, sampah di kolong meja. Tatanan lukisan yang sudah tidak pada tempatnya.

Memang sudah sangat cocok disebut sebagai Kelas Margasatwa.

"Pagi Ibu," balas mereka begitupun dengan Anca. Namun ada lanjutannya. "Pagi Ibu Kiwi."

"Anoa! Sudah saya bilang nama saya itu Tiwi bukan Kiwi!" ujar Bu Tiwi geram. Tak apdol jika tidak ngegas.

Bu Tiwi bukan tanpa sebab memanggil Anca dengan sebutan Anoa. Bu Tiwi selaku Wali Kelas mereka menyanggupi ucapan Anca, bahwa kelas mereka harus beda dari yang lain dan harus menggunakan kata samaran jika sedang belajar. Itu hanya berlaku di Mata pelajaran Bu Tiwi.

"Saya punya ide! Gimana kalo kita pake nama samaran supaya beda dari kelas yang lain!" ucap Anca dengan semangat 45 dihari ketika memasuki semester baru kelas 11.

Kira-kira seperti itu ucapan unfaedah dari seorang Anca, yang mandapat acungan jempol dari semua temannya meski sempat ada perang dunia ketiga dengan Shei.

"Kan, sama aja bu. Buah-buahan," ujar Anca dengan cengiran bodohnya.

Bu Tiwi memasang wajah --bodolah kumaha sia wae.

"Wah, hari ini seperti biasa ya. Anak-anak Kelas Margasatwa sangat-sangatt rapi." Bu Tiwi menyindir.

"Iya dong Bu, emang kelas terperfect tuh cuma kelas kita doang," celetuk Agam, cowok berbadan tegap dan tinggi itu nyengir ke arah Bu Tiwi.

Bu Tiwi tersenyum paksa. "Tolong ya anak-anakku yang baik hati, kelasnya mohon dibersihkan."

"Siap bu!" ujaran semangat itu berasal dari mulut Cindy dan Anca. Mereka berhigh figh karena telah berbicara berbarengan.

"Siap-siap matamu, palingan juga tambah kotor ni kelas kalo mereka yang bersihin." Bu Tiwi membatin.

"Anoa sama Cikcak akur ya?" tanya Bu Tiwi pada Anca dan Cindy.

"Wah bu Kiwi gak perhatian banget sama kita, masa ibu gak tahu kalo dari dulu kita ini soulmate. Ya gak?" Cindy mengangguk-anggukan kepalanya, mengiyakan.

"Oke oke terserah kamu deh Anoa. Jadi, minggu kemaren kita ngebahas tentang apa?" Bu Tiwi memicing saat Anca mengacungkan tangannya.

Bu Tiwi bukannya suudzon, namun apapun yang dilakukan oleh Anca selalu salah dimatanya, kalo kata orang 'perempuan selalu benar' dan Bu Tiwi menganggap Anca bukan perempuan tapi hewan betina. Jahat memang.

"Ya Anoa?"

"Itu Bu, sayakan rabun jauh. Ibu enggak minta saya buat ngedeket gitu?" tanya Anca lalu memakai kacamatanya, dia menyedekapkan tangannya di meja sambil tersenyum bodoh menatap Bu Tiwi.

"Bagi yang rabun silakan kedepan." Anca dan Cindy grasak-grusuk ke depan. Sementara Kanya memilih menelungkupkan wajahnya diantara lipatan tangan, tak berminat sama sekali mengikuti kedua teman gesreknya itu.

"Loh Cindy, kamu ngapain ke depan?" tanya Bu Tiwi.

"Kita kan soulmate bu, sama Kanya juga."

Bu Tiwi mengelus dadanya, pasrah. "Gini amat punya anak murid. Nasib-nasib."

***

TBC

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT💗

Jangan lupa share cerita ini ke temen-temen kalian juga dan makasii yang udah mampir💗

Continue Reading

You'll Also Like

5M 214K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
45.6K 7.5K 38
Misteri/Thriller+Horor+Teenfic+Roman, dll bergabung menjadi satu:) ______________ Di dunia ini memiliki banyak kebetulan yang disebut takdir. Tapi...
71.7K 4.4K 93
[ S E L E S A I ] ⚠Tersedia juga di Dreame⚠ Judul awal: Badboy and Coolboy • Echa tidak pernah menyangka, bahwa pertemuannya dengan Jiwa dan Raga...
4.6K 3.4K 43
"Kalau kamu benci dengan perpisahan, berarti kamu tidak punya hak untuk mengasihi pertemuan." "Kenapa gitu, Kak?" "Perpisahan ada karena eksistensi d...