Find A Way (🔞)

By eimorarrwr

23K 2K 251

"Aku tidak tau hidup berjalan semudah ini," -OhSehun "Kenapa semuanya keluar dari jalan yang aku pilih? Kenap... More

Memperkenalkan,
1
2 ⛔
3
4
5
6
8
9
10
11 ⛔
12
13
14 ⛔
15
16
17
18
19
20 ⛔
21
22
23
24 (끝)
Epilog - Prolog

7

613 78 12
By eimorarrwr

Selamat iqro 🏃‍♂️💨

"Bagaimana kalau aku mencintai Jongin?"

Chanyeol mengertakkan giginya kesal. Jantungnya berdegup kencang mendengar ucapan Sehun yang terdengar seenaknya. Aih, Chanyeol tidak tahan ingin memakai tinjunya.

Chanyeol bersandar pada tembok di sampingnya, mengusap wajahnya frustasi, "Terlambat, sialan." umpat Chanyeol.

"Terlambat Oh. Dia sudah terlanjur mencoba bunuh diri karenamu."

Chanyeol kembali diam, mengambil napas dalam-dalam, "Sial," ucapnya mengusap kepalanya.

"Kau yakin dengan perasaanmu itu? Kumohon, jangan buat ini jadi rumit dengan pernyataan tidak berdasar seperti itu. Bereskan sendiri perasaan itu. Kau tidak ingat Mina?

Kau baru bercinta dengan pacarmu itu semalam, bodoh. Dan sekarang kau sibuk mengejar Jongin? Apa ini mimpi? Sial aku harus bangun."

Sehun melihat ke Chanyeol yang duduk di bawahnya, kembali memastikan perasaannya. Tapi semuanya bercampur aduk, Sehun sendiri kebingungan.

"Ck. Aku hanya merasa bersalah melihat tangisannya tadi. Entah kenapa aku merasa sesak."

Chanyeol melirik Sehun sambil tersenyum remeh, "Kau darimana saja, sialan? Dia selalu menangis tiap malam karenamu! Apa kau kira aku tidak frustasi melihat matanya yang selalu sembab?!

Apa sekarang kau mengerti kenapa aku mati-matian menjauhkanmu darinya? Sekarang aku benar-benar mohon padamu, jauhi Jongin. Jangan pernah, sekali-sekali bicara kau mencintainya."

"Apa hakmu--?"

"KAU PUNYA MINA! Kau punya Mina, brengsek! Kau harus bertanggung jawab. Mina perempuan. Dan kau, bermain tanpa kondom semalam! Sial, kau orang gila paling menjengkelkan kedua yang pernah aku temui."

Chanyeol bangun dari duduknya, berjalan keluar apartemen meninggalkan Sehun, "Jangan ikuti aku ke rumah sakit! Nikahi saja Mina, sialan!" kesal Chanyeol membanting pintu.

Drrt, ponsel Sehun bergetar. Ada panggilan masuk dari Mina. Sehun segera mengangkat panggilannya,

"Ya??"

"Sehun?? Kau dimana?? Aku haus, tapi aku tidak bisa bangun,"

"Tunggu aku sebentar, sayang. Aku pulang,"

Sehun segera menutup panggilannya, menggenggam ponselnya erat dengan kesal. "Apa aku sudah gila?" monolognya.

"Sedang apa aku disini, sialan. Kau hanya kasian padanya, Sehun. Ingat itu." ucap Sehun meyakinkan dirinya sendiri dan pergi dari apartemen Jongin.

'

"Halo pelatih!"

"Yak! Kau dimana?! Semuanya sudah siap untuk latihan, kau tidak datang?"

"Coach-nim~ apa aku boleh pinjam uang?"

"Anak ini! Uang untuk apa?"

"Ah, ini.. uhm.. ah, coach-nim.. apa aku bisa pinjam uang saja?"

"Untuk apa dulu, bodoh! Aku bisa ditangkap polisi jika kau pakai untuk judi!"

"Astaga! Mana mungkin! Temanku sakit, dan harus dirawat. Tapi aku tidak punya uang untuk--"

"Jongin sakit?"

"Ya.."

"Hah.. dasar anak muda. Memberikan semuanya pada orang yang belum tentu masa depannya."

"Hehe, jadi.. bisa kan, coach?"

"Tapi kau harus ikut pertandingan di Jepang nanti!"

"Coach.. kau tau, aku.. Jepang, aku tidak bisa kalau Jepang!"

"Yak! Jepang itu luas! Kau tidak akan bertemu ayahmu setibanya disana! Jadi bagaimana?"

"Coach.. kau tau aku benci Jepang! Tapi kenapa... AH! Baiklah! Kirim uangnya sekarang! Terimakasih!" Ucap Chanyeol menutup panggilannya.

"Memangnya ada apa di Jepang?" tanya Baekhyun yang duduk di kursi milik pelatih tinju Chanyeol.

Pelatih yang sedang sibuk dengan ponselnya karena mentransfer Chanyeol membuang napasnya pelan, "Ayahnya disana."

"Lalu? Kenapa kalau ayahnya disana?"

"Astaga, harusnya aku tidak memberitahu apa apa,"

"Coachnim, aku menyumbang banyak pada tempat latihan ini. Sedikit informasi tentang Chanyeol bukan apa-apa."

Pelatih menggaruk kepalanya bingung, "Ayahnya yakuza disana."

Baekhyun menyemburkan ice americano yang diminumnya, "Demi apasi?"

Twing!

"Tidak, aku bercanda."

Baekhyun membuang napasnya lega, "Sial, kalau itu benar, aku tidak habis pikir. Jadi, kenapa ayahnya?"

Coach tertawa melihat raut Baekhyun yang benar-benar lega, "Intinya, hubungan Chanyeol dengan ayahnya, sangat-sangat tidak baik. Cukup."

Baekhyun memanyunkan bibirnya kecewa dengan cerita setengah-setengah, "Jadi Chanyeol tidak latihan hari ini?" tanya Baekhyun yang memang datang untuk menyemangati Chanyeol latihan.

"Tidak, Jongin dirawat di rumah sakit. Jadi dia harus menjaganya."

"Ok." jawab Baekhyun keluar dari tempat latihan Chanyeol, dan masuk ke mobilnya.

"Aku dengar Jongin dirawat. Di rumah sakit mana?" tanya Baekhyun menyalakan mesin mobilnya.

"Kau tau darimana Jongin dirawat?! Dan kenapa kau bisa meneleponku? Aku sudah memblokir kontakmu--"

"Aku ingin menjenguk Jongin! Cepat katakan rumah sakitnya!" kesal Baekhyun.

Baekhyun mengendarai mobilnya setelah mendapat informasi dari Chanyeol. Sesampainya di rumah sakit, Baekhyun segera berlari ke salah satu kasur UGD.

"Yak! Kau sedang apa? Kita baru berteman sehari, tapi kau mau bunuh diri? Kita baru berpesta malam itu, tapi paginya kau bunuh diri? Yak, kau jangan mati dulu. Aku masih ingin punya teman semanis dirimu!" Oceh Baekhyun di hadapan Jongin yang baru terbangun.

"Berisik." ucap Chanyeol melirik kesal Baekhyun.

Baekhyun membalas Chanyeol dengan lirikan yang paling tajam, "Kau juga! Aku menunggumu dari dari pagi tapi kau ternyata tidak latihan! Dasar!"

Chanyeol mengernyit tidak paham dengan ocehan Baekhyun. Jongin tersenyum kecil di atas kasurnya, "Maaf," lirih Jongin.

"Kau minta maaf untuk apa?" tanya Baekhyun bernada kesal.

"Maaf karena aku egois." jawab Jongin.

"Sadar juga kau," cibir Chanyeol memutar tubuhnya membelakangi Jongin.

Jongin melirik punggung Chanyeol sekilas. Bibirnya melengkung kecewa, karena sudah mengecewakan perhatian Chanyeol.

"Yak, tapi aku tidak mengerti. Apa yang membuatmu bunuh diri tiba-tiba? Apa karena kau berteman denganku yang terlalu terkenal?"

Baekhyun berhasil mendapat tatapan menyebalkan dari Chanyeol yang membuatnya bergidik, "Ah, maaf. Aku bercanda. Tapi serius. Kenapa Jongin? Kenapa kau tidak cerita tentang masalahmu?? Aku kira kita berteman."

"Apa kau bisa berbalik dulu Baek?" tanya Jongin meminta Baekhyun berbalik seperti Chanyeol.

Baekhyun menuruti Jongin dengan memutar tubuhnya membelakangi Jongin. Tidak lama setelah membelakangi Jongin, Baekhyun bisa mendengar isakan-isakan di belakangnya.

Baekhyun ingin menoleh, tapi tubuhnya dipegang erat oleh Chanyeol di sampingnya, "Dia butuh waktu."

"Jongin, aku akan tutup tirainya. Tenangkan dirimu. Jangan lakukan hak aneh atau aku benar-benar akan meninggalkanmu." ucap Chanyeol menutup tirai dan menarik Baekhyun bersamanya.

Baekhyun dan Chanyeol duduk berhadapan di kantin rumah sakit. Chanyeol hanya fokus pada makanannya, dan Baekhyun fokus pada Chanyeol.

"Berhenti melihatku. Makan saja makananmu." pinta Chanyeol.

"Aku tidak habis pikir, apa kau sangat mencintai Jongin?" tanya Baekhyun tiba-tiba.

"Apa kau menjaganya karena kau cinta mati dengan Jongin? Apa aku tidak punya kesempatan untuk mendekatimu?"

Chanyeol tersedak sandwichnya mendengar pertanyaan Baekhyun dengan wajah seriusnya, "Apa kau bisa berhenti terlalu frontal soal perasaanmu padaku? Aku risih."

Baekhyun memutar matanya malas, "Kau akan rindu dengan kefrontalanku ini Park. Aku akan pastikan kau akan suka padaku!" Ucap Baekhyun yakin.

Chanyeol bangun sambil mengangkat minum dan sandwichnya, "Kalau begitu selamat berjuang, Byun."

"Yak! Kau belum menceritakan aku masalah Jongin!" Protes Baekhyun.

"Aku tidak punya hak untuk memberitahumu. Tanyakan saja langsung pada Jongin." Jawab Chanyeol enteng.

"Sial, untung tampan." umpat Baekhyun melihat Chanyeol meninggalkannya seenaknya.

'

Sehun sedang duduk berhadapan dengan ayah Mina di depannya. Menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan sendiri oleh Sehun.

Sehun baru saja diinterogasi bagaimana Mina menginap di apartemennya, apa yang mereka lakukan di apartemen Sehun, siapa yang bersama mereka, dan semua pertanyaan 5W1H lainnya.

Awalnya, Sehun membuat alasan dan tidak mengakui perbuatannya semalam. Tapi ayah Mina bilang, "Jangan berbohong. Aku akan membunuhmu jika aku tau kau bohong. Aku tidak main-main Oh."

Sehun seketika menceritakan semuanya. Mengakui semua perbuatannya. Apa yang dilakukannya dengan Mina semalam, bagaimana itu bisa terjadi, dan meminta maaf atas perbuatannya.

Ayah Mina hampir menampar Sehun sampai Mina membela Sehun karena Sehun sudah berjanji untuk bertanggung jawab. Karena Sehun juga sudah berjanji akan menikahi Mina.

"Kau, pastikan memegang janjimu, Sehun. Mina putriku satu-satunya. Panggil orang tuamu besok kemari, dan kita bicarakan pernikahan kalian berdua."

Sehun hanya bisa mengangguk menanggapi permintaan ayah Mina dan pamit dari rumah Mina. Sebelum pulang, Sehun sempat melirik Mina yang terlihat senang tentang pernikahan mereka.

Sehun, yang sudah lama menyukai Mina, harusnya lebih senang karena akan menikahi orang tercintanya. Tapi Sehun tiba-tiba merasa tidak nyaman. Sehun tidak mengerti apa yang membuatnya tidak nyaman, tapi rasanya Sehun belum merasa pas dengan Mina, walaupun dia sudah lama menyukai Mina. Ah, dia linglung. Apa kalian mengerti perasaannya sekarang?

Sehun menabrakkan kepalanya ke bantalan kursi dengan kesal. Merasa bingung dengan apa maunya sekarang. Sebenarnya dia kenapa?

Drrt

Sehun segera menerima panggilan telepon dari Baekhyun. "Kenapa?" tanya Sehun.

"Brengsek kau, Oh. Sial, kenapa aku punya sepupu sepertimu?! Aku malu! Bajingan!"

Baekhyun mematikan panggilannya setelah menyumpah serapahi Sehun. Sehun mencoba menelepon Baekhyun kembali, tapi nihil. Sepertinya Baekhyun memblokir nomornya.

"Sial, apa semua orang sedang mengumpat padaku hari ini?"

Tbc bunda,

Continue Reading

You'll Also Like

92.7K 9.2K 37
FIKSI
2.3K 271 10
hanya ada mereka dan selamanya akan begitu // ☾ jjong & woo. • bot!woo • short story • written in lowercase
17.5K 1.9K 31
Jaehyun memiliki hobi yang berbeda dari orang lain. Dia suka BDSM. Jungwoo adalah partner yang cocok untuk itu. Karena Jungwoo adalah partner paling...
ended ✓ By jane

Fanfiction

8.2K 766 11
⎯ seungwei; seungwoo dan jinhyuk dengan lika liku keluarga kecil mereka.