"Apa gue resign aja ya?"
Pernyataan Oya saat sedang lunch bersama girl squad plus Aji itu sukses membuat Lisa keselek es batu yang lagi dikunyah - kunyah di dalam mulutnya. FYI, Aji ikut karena selain dia adalah kembar siamnya Lisa, dia udah resmi jadi pacarnya Arin yak~ dan sejak pacaran Aji yang amat sangat clingy itu akan memanfaatkan setiap kesempatan yang dia punya untuk ketemu Arin, termasuk ikut gibah pas lunch bareng Lisa, Oya, Arin dan Kaka.
Sambil terbatuk - batuk karena keselek tadi, Lisa langsung menegak habis isi gelas es teh manisnya.
"Sayang nggak sih kalau lo resign?" Arin berkomentar.
"Lelah jiwa raga gue kerja sama bos lo itu, Rin." Keluh Oya. Diantara yang lain memang dia yang paling minim pengalaman kerja, ya wajar kerjanya masih sering dikritik sana - sini oleh Thorriq sih.
"Lo udah ada back up plan? Kalau udah ya mending lo lakuin apa yang bikin lo seneng. Daripada stres kaya si Buntut?" Ucap Aji sambil menunjuk Lisa yang duduk di seberangnya dengan dagu, sementara Lisa hanya mencibir mendengar ucapan Aji.
"Eh. . Gue ketinggalan gosip yang kemaren! Ceritain dong!" Kaka si anak finace pun memberi cue untuk memulai sesi gibah mereka yang topiknya sudah pasti kejadian Lisa yang diusir Thorriq waktu itu.
"Yaaaaah~ jangan bahas itu lagi dooong~ masih kesel gue kalau inget - inget itu!" Lisa menekuk bibirnya ke bawah. Walaupun Thorriq udah minta maaf, tapi tetep aja cuy, permintaan maafnya nggak ada tulus - tulusnya sama sekali.
"Eh bentar - bentar!!! Orangnya nelpon!" Arin menginterupsi obrolan sambil mengangkat panggilan masuk dari Thorriq.
"Halo Pak. ."
Dan entah untuk alasan apa mereka semua menahan napas sambil menunggu jawaban Thorriq, seolah - olah mereka kegep lagi gibahin atasannya itu.
"Rin, lo lagi sama Oya?"
Arin menjauhkan ponselnya sejenak dan menutup speakernya.
"Eh ini gue jawab apa? Hape lo nggak aktif, Ya?" Arin panik sendiri.
"Bilang gue nggak ada please! Please!!!" Pinta Oya sambil mengacungkan kedua telapak tangannya sambil mohon - mohon.
Arin pun kembali dengan ponselnya, "Oyanya lagi ke toilet, Pak."
"Oh. . Oke, kalau gitu tolong bilang ke Oya, desain galeri Bu Mila forward ke email gue, biar bisa gue review sebelum dikirim ke Mbak Hani."
"Iya Pak. . Nanti saya sampein ke Oya."
Karena merasa panggilannya sudah selesai, Arin pun kembali buru - buru meletakkan ponselnya, and little did she know, ternyata panggilan mereka masih terhubung, which means Thorriq dapat mendengar sisa gibah mereka siang itu. At least sampai 'Nggak punya perasaan banget sih tuh orang!' Terlontar dari mulut Lisa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Cuaca Bandung yang cukup terik siang itu membuat Lisa memutuskan untuk membeli seplastik air mineral dingin yang nantinya akan dibagi kepada para pekerja yang sedang bekerja dibawah supervisinya.
Yup, ikut turun ke lokasi konstruksi memang salah satu bagian dari pekerjaannya, jadi tidak heran kalau kalian akan melihat Lisa berkeliaran dengan helm konstruksi di lokasi pembangunan.
Setelah memarkir motor salah satu pekerja yang dipinjamnya, Lisa masih dengan helm motor di kepalanya berjalan menuju beberapa pekerja di lantai dasar dengan dua kantong plastik besar di tangannya. Jangan remehkan tenaganya walau badannya kurus begitu, tapi Lisa tidak selemah kelihatannya.
"Minum dulu Kang~" Tawar Lisa pada pekerja yang lalu lalang di hadapannya yang kemudian mengucapkan terima kasih secara bergilir.
Sampai. .
"LISA! AWAS!"
Lisa menoleh kearah suara yang cukup keras memanggilnya. Telat sedetik saja Lisa berbalik, batu bata yang jatuh dari pondasi lantai dua mungkin menghantam kepalanya.
"LISA!"
.
.
.
.
.
.
.
.
Thorriq yang sedang membahas masalah desain galeri bersama Yogi di dekat trailer konstruksi, mulai tidak fokus dengan kertas di hadapannya saat ia tanpa sengaja melihat kearah lantai dua galeri dimana ada pekerja yang tampaknya sedari tadi hampir menendang tumpukan batu bata di hadapannya, karena berjalan sambil menggendong beberapa batako di depan dadanya.
"Rik. ." Panggil Yogi, karena sepertinya Thorriq sama sekali tidak mendengar penjelasannya barusan.
"Hah?"
"Lo denger tadi gue ngomong apa?" Tanya Yogi dengan wajah datarnya.
Thorriq rupanya sama sekali tidak memperhatikan Yogi, karena sekarang ia mendapati dirinya sendiri sedang berlari kearah Lisa sambil berteriak memanggil gadis itu.
"LISA! AWAS!"
Thorriq berhenti sejenak karena kaget saat batu bata itu jatuh ke lantai semen dan nyaris menimpa kepala Lisa.
"LISA!"
Panggilnya lagi saat ia sudah kembali menguasai dirinya dari kekagetannya barusan.
"Lo nggak apa - apa? Ada yang luka?" Kepanikan terpampang jelas pada raut wajah Thorriq.
Tanpa suara, Lisa mengangguk beberapa kali. Ia pasti sama kagetnya dengan Thorriq.
"WOI! YANG DI ATAS! KALAU KERJA JANGAN MELENG DONG! KALAU BATANYA KENA KEPALA DIA GIMANA!?" Teriak Thorriq dari bawah dan langsung disambut dengan permintaan maaf pekerja yang berada di atas.
"Pak. ." Lisa menarik lengan baju Thorriq pelan.
"Apa!" Sembur Thorriq.
"Saya nggak apa - apa kok, nggak usah marah - marah lagi."
"Ya tapi kalau lo kenapa - kenapa, lo mau gimana? Ketidakprofesionalan mereka itu bisa bikin orang celaka. Nggak cuma lo aja!" Debat Thorriq lagi.
Somehow, Lisa jadi kesal kan akhirnya, padahal dia tadi hampir ketimpuk, tapi sekarang dia malah dimarah - marahin kaya gini.
"Ya tapi Pak. ."
Belum sempat Lisa menyelesaikan kalimatnya, Thorriq kembali memotongnya, "Hari ini lo bisa nggak apa - apa, karena ada gue yang liat. Coba kalau nggak ada yang sadar? Bocor tuh pala!"
KAN GUE PAKE HELM YAK?
Batin Lisa menjerit.
"Apa? Lo mau bilang lo pake helm?"
Anjir! Dia denger isi kepala gue? Masa sih? Serem ya Allah!!!
Batin Lisa lagi, kali ini lengkap dengan tatapan horornya.
"Helm lo aja strap nya nggak kepasang!" Sambil ngomong gini, Thorriq masangin strap helmnya Lisa.
Dan tentu saja Lisa hanya bisa diam membeku sangking syoknya mendapat perlakuan secara tiba - tiba begini dari Thorriq.
"Masih mau ngatain gue nggak punya perasaan? Walaupun lo bukan tipe gue, tapi gue tetep menghargai lo sebagai manusia. Jangan geer, gue bakal ngelakuin hal yang sama untuk siapapun. Nggak cuma lo doang."
Skakmat!
EH TAPI DIA TAU DARI MANA GUE PERNAH BILANG KAYA GINI???? BENER IH HOROR!!! –Lisa's inner scream.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat malam kamis dari Buntut dan musuhnya.... eh? Soulmatenya? Musuhnya? Apanya sih? Wkwkw
Terima kasih sudah mau membaca :)
Much love
Iusernem