Langit Sebastian Bratadirkasa

By Nillaksm

7.5K 2.1K 4K

"Aku tidak pernah menyesal kita saling bertemu, yang ku sesali hanya rasa yang sangat besar di waktu sesingka... More

PROLOG
LANGIT SEBASTIAN BRATADIRKASA
ARETTA QUEENSHA KESYAWARI
1. KANTIN SMA METEOR
2. WDPB
3. BROKEN HOME
4. PENAWARAN
5. VOKALIS BARU
6. ANCAMAN
7. HUKUMAN DAN PERTEMUAN PERTAMA
8. CAFE
9. AWAL SEBUAH CERITA
10. PEMBALASAN
11. SHAY AWAY (1)
12. SOMEDAY YOU WILL LOVE ME (2)
13. RAHASIA, HARAPAN DAN RASA BERSALAH (3)
14. MENOLAK GARIS HIDUP
15. LIONERZ : Comma or Period! (1)
16. TITIK AWAL LIONERZ (2)
17. SEMAKIN DEKAT ?
19. LIONERZ VS WOLFIN : THE WAR (2)
20. TENTANG SEBUAH LUKA
21. KONVOI, SMA METEOR DAN PERASAAN BARU.
22. BAZAR SMA METEOR DAN ADU PERASAAN
23. PERINGATAN MISTERIUS

18. LIONERZ VS WOLFIN : TANTANGAN (1)

171 24 110
By Nillaksm

Hai semua💘

Selamat malam Sabtu🤍

Langit kembali lagi nih, ada yang kangen gak?

Penuhi tiap paragraf dengan komentar kalian💝

Happy Reading!💖

"Jangan sentuh singa yang sedang tak ingin mencari mangsa, sedikit lo sentuh, sedetik lo runtuh!"- Lionerz

"Jika kau tak menyukainya, biarkan alam dan waktu yang berkerja sama membantumu menyukainya. Lihat saja, siapa yang akan menang."

Senja sedang memamerkan keindahanya di langit. Begitu memanjakan mata, bagi siapa pun yang melihat. Seperti biasa, tiada hari tanpa mengunjungi WDPB. Tidak semua anggota Lionerz ada di sini, hanya beberapa dan sisanya di Basecamp.

"Bang, congrats buat penobatan lo," ucap seseorang dari belakang Langit yang dikenal dengan nama Lingga.

Lingga, siswa kelas X, ia memiliki pribadi yang cukup mirip dengan Langit. Berbicara secukupnya, berkata seperlunya dan bertindak seluasnya, itu prinsip dalam hidupnya. Lingga tak pernah berpikir akan bergabung dalam sebuah geng motor besar seperti Lionerz, itu semua terjadi sejak Langit menyelamatkan nyawanya.

Langit menengok ke belakang, melihat Lingga dengan tatapan dingin, "Duduk!"

Lingga menuruti perintah Langit, "Gak, gabung sama yang lain, Bang?" tanya Lingga seolah mencoba mengenal sosok Langit.

"Siapa?" balas Langit.

"Lo Bang, gak gabung sama Bang Aldan, Bang Dirga, Bang Ravin, Bang Adeni, dan Bang Bayu?" ucap Lingga sambil melihat ke arah Aldan, Dirga, Ravin, Adeni, dan Bayu yang sedang bercanda gurau.

Langit ikut menatap kelima temanya, tertawa tanpa beban, itu yang Langit lihat. "Lo sendiri kenapa gak gabung sama yang lain?"

"Elvino, Nathan, dan Zaldi barusan ke basecamp, tinggal Abimanyu dan buku-bukunya," ucap Lingga.

"Gak Dirga nggak Abimanyu sama aja, sehari gak buka buku apa buat mereka gila?" tanya Langit.

"Entahlah Bang, mereka itu diam menghanyutkan," sahut Lingga.

"Kalau Dirga semenghanyutkan itu, kenapa dia gak pernah berhasil menempati posisi pertama di sekolah? Tiga semester ini gue yang menempati posisi itu dan Dirga di posisi kedua," Langit seolah sedang menyombongkan diri di depan adik kelasnya ini.

"Gue gak tau apa alasannyanya yang jelas gue cuma mau bilang, inget karma, Bang," balas Lingga sambil tertawa.

"Bangsat."

*****

Dari arah yang berbeda Aldan sedang memperhatikan kedekatan Langit dan Lingga.

"Gak nyangka gue dunia sesempit itu," ucap Ravin yang menyadari bahwa Aldan memperhatikan dua orang tersebut.

"Niatnya cuma jadi ipar taunya jadi orang andalan," ucapan penuh tanda tanya dari Aiden.

"Gue denger Lingga dan Jingga punya saudara perempuan yang tinggal di Amerika," ucap Aldan.

"Terus apa hubungannya sama lo, Dan?" tanya Bayu.

"Kalau masih jomblo bisa buat gue." Aldan King of Crocodile.

Lingga adalah kakak laki-laki Jingga, teman satu sekolah Bintang. Lingga dan Jingga terpaut selisih satu tahun sedangkan Jingga dengan kakak perempuannya terpaut dua tahun. Kakak perempuan Lingga mungkin seumuran dengan Langit.

Dirga bangkit dari tempatnya dan menghampiri dua orang yang sedang menjadi bahan perbicaraan.

"Balik kapan lo Ga?" tanya Dirga.

"Kemarin Bang," balas Lingga.

"Apa itu artinya Dokter Sanjaya juga udah di sini?" tanya Langit.

"Engga Bang, cuma gue yang balik. Papa, Mama dan Jingga masih di sana, gak betah lama-lama di negara orang," Lingga melihat kesedihan di wajah Langit.

"Buktinya kakak lo bisa bertahan enam tahun di sana," Dirga mencoba mencari topik pembahasan lain.

"Itu pernyataan yang gue sendiri gak bisa jelasin apa-apa." Lingga tak pernah tau alasan pasti kenapa kakaknya memilih menjauh dari keluarganya sendiri.

"Suruh adik lo balik Ga, jangan buat semua aset keluarga Bratadirkasa jadi sadboy," ucap Aldan menghampiri mereka.

"Maksudnya Bang?" Lingga tidak paham apa yang di katakan Aldan.

"Jingga jadian sama Bintang, adiknya Langit." Aldan duduk di sebelah Langit.

"Sejak kapan? Kenapa gue baru tau?" sedikit terkejut dengan fakta yang diberikan Aldan.

"Sehari sebelum kalian berangkat ke Amerika," balas Langit.

"Sempit banget dunia ini," heran Lingga.

*****

Malam ini mereka memutuskan untuk datang ke Basecamp utama, sudah hampir tiga minggu Langit tak pernah menampakan dirinya. Langit ingin mengontrol keadaan di sana, melihat perkembangan anggotanya.

"Gue mau masuk duluan, sebelum semua makanan habis dimakan anggota lain." Bayu memang tipikal orang pemburu gratisan.

"Kelakuan Bayu makin hari makin minus aja," pekik Ravin.

"Temen lo tuh," balas Adeni.

"Temen lo juga Bambank," sahut Ravin.

"Ribut mulu, ayo masuk!" tajam Langit.

Suasana Basecamp masih sama seperti saat Langit menginjakkan kakinya di tempat ini, Ravin, dan Adeni memilih menyusul Bayu, sedangkan Langit, Aldan, dan Dirga menghampiri Lingga dan teman-temanya.

"Kalian dari siang di sini?" tanya Aldan.

"Mereka bertiga dari siang, gue dan Abi barusan," ucap Lingga.

"Tumben Bang lo datang ke sini, ada hal yang harus dibahas?" tanya Elvino heran.

Tidak salah jika Elvino sedikit terkejut dengan kehadiran Langit, biasanya ia hanya mengirim Aldan atau anggota yang lain untuk mengontrol kondisi di Basecamp. Entah hal apa yang membuat Langit tergerak untuk datang ke tempat ini. Langit menatap dingin Elvino, ia merasa bersalah karena datang saat ada rapat penting saja selebihnya ia serahakan pada Aldan.

"Sorry Bang, bukan gitu maksud gue, cuma ka—" ucap Elvino terpotong.

"Gue paham, sorry kalau gue gak bisa selalu ada di samping kalian," balas Langit.

"Santai aja Bang, lagi pula ada Bang Aldan, Bang Dirga, dan yang lain," Nathan sangat paham menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah.

Zaldi mengambil dua botol minuman alkohol dan tiga gelas baru, "Minum dulu, Bang," tawar Zaldi.

"Dua aja Zal, satunya air putih atau apalah asal jangan alkohol, Bang Dirga gak minum," pinta Lingga.

Langit, Aldan, dan Dirga saling berpandang, mereka bertiga seperti melihat diri masing-masing pada mereka.

"Bang Dirga dan Abimanyu itu satu paket, gak pernah deket cewek, gak pernah bosen belajar, pinter, dan pendiam," jelas Elvino.

"Lo salah kalau mikir Dirga gak pernah deket sama cewek," ucap Aldan.

"Dia udah pernah pacaran," tambah Langit.

"HAH??" teriak Lingga, Nathan , Elvino, Zaldi, dan Abimanyu bersamaan.

*****

Menikamati masa muda adalah hal yang menyenangkan. Berkumpul bersama orang-orang terdekat, berbagi cerita suka duka dan saling menguatkan. Kini semua orang yang berada di basecamp sedang berpesta menikmati musik, makanan, ada pula yang bermain kartu, game. Suasana seperti ini jarang Langit dapatkan, hanya di sini ia bisa mengekspresikan dirinya sendiri tanpa harus menjadi orang lain.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang dengan sengaja melempar batu dan membuat kaca ruangan utama pecah.

CRAANG!

"Woy siapa lu?" teriak salah satu anggota yang melihat orang berbaju hitam dan bertopeng melarikan diri.

"Biar kita yang ngejar mereka Bang," ucap Lingga.

"Gak perlu," jawab Langit singkat lalu berjalan mengambil batu, Langit membuka kertas yang melapisi batu itu.

Cuma pengecut yang terus bersembunyi tanpa berani menghadapi! Kalau lo mikir Lionerz sehebat itu, terima tantangan gue dan hadapi Wolfin di Lapangan Sakti - Ketua Wolfin.

"Anjing!!" ucap Langit lalu meremas kertas tersebut.

Aldan merebut kertas itu dan membacanya, "Beneran bosen hidup ni bocah."

"Gak pernah capek apa ganggu kita mulu," heran Ravin.

"Gue nih lihat muka tu orang aja udah muak, apalagi Langit," sahut Adeni.

"Orang kaya mereka gak akan menyerah sebelum mendapatkan apa yang mereka mau," ucap Dirga.

"Apa yang mereka mau?" tanya Langit.

"Kekalahan lo Lang," ucap seseorang dari balik pintu.

*****

Setelah kejadian itu mereka membubarkan diri, ada yang tetap tinggal untuk menjaga Basecamp dan ada yang memilih pulang. Langit, Aldan, Dirga, Ravin, Adeni, dan Bayu sedang berkumpul di ruang sidang.

"Semua keputusan akhir ada di tangan lo Lang, bukan di tangan gue lagi. Kalau lo ngerasa mampu terima tantangan ini, terima Lang. Buktikan ke gue kalau memilih lo jadi Ketua Lionerz bukan pilihan yang salah, gue balik dulu, pikirkan baik-baik!" ucap bang Baron keluar dari ruang sidang.

"Apa langkah lo selanjutnya, Lang?" tanya Adeni.

Langit masih terdiam, mulutnya terkunci rapat, tetapi pikirannya bergitu liar dan tak beraturan.

"Sekeras apa pun lo mencoba menghindar dari Askar, pada akhirnya takdirlah yang membawa lo berhadapan dengan dia," kata Dirga. Dirga tau sebanyak apapun Askar mengusik hidup Langit tak akan membuat Langit bergerak sebab Langit tau betul apa tujuan Askar.

"Sekali aja Lang, lo terima tantangan tu orang, lo juga tau siapa yang bakal menang," ucap Ravin.

"Gue juga mau balas dendam sama mereka, masih inget banget gue, gimana mereka merusak sisi keren dalam tubuh ini," Bayu mengingat kembali kejadian dimana ia di keroyok dan mengakibatkan tangannya patah tulang.

"Lang! Gue tau lo sama Askar gak pernah bisa damai sejak kejadian itu, tapi lo juga harus inget, jauh sebelum lo kenal Askar, Lionerz dan Wolfin gak pernah akur," pertegasan Aldan.

"To the point Dan!" tegas Langit.

"Lo harus terima tantangan ini, bukan atas nama Langit Sebastian Bratadirkasa tapi sebagai Langit Ketua Lionerz!" kali ini Aldan sangat serius dengan ucapannya.

"Gue setuju sama Aldan, sampai kapan Lang lo harus terus nahan diri buat nghajar tu orang hanya karena lo gak mau mengingkari janji lo sama Bulan?" ucap Ravin.

Langit menatap Ravin dengan tatapan ingin memukul wajahnya, "Maksud lo apa Vin?"

"Kita bukan orang bodoh Lang, jangan lo pikir kita diam karena gak tau. Gue, Aldan, Dirga, Adeni, Bayu dan semua orang juga tau alasan terbesar lo gak pernah balas dendam ke Askar apa," jelas Ravin, berulang kali ia menahan agar tak mengatakan ini pada Langit, namun pada akhirnya ia gagal menahanya.

"Apa?"

Adeni tersenyum sinis, "Karena Askar pacar adik lo dan adik lo itu melarang apapun yang terjadi di masa depan nanti, lo gak boleh nyakitin Askar? Iya 'kan itu 'kan alasanya?"

"Lo emang orang baik, tapi jangan jadi orang naif Lang. Lo pingin juga, 'kan mukul tu bocah? Jangan sampai orang yang udah ngasih kepercayaan ke elo jadi kecewa," ucap Ravin.

"Lo semua lagi mojokin gue? Sadar gak? Kalian menempatkan gue di posisi yang gue sendiri gak tau harus apa?!" ucap Langit, ia masih berusaha menahan dirinya.

"Gak ada Lang yang mojokin lo, kita cuma mau nunjukin dimana sisi lemah lo yang terus-menerus dimanfatkan tu orang," Adeni tau kenapa Langit bergitu lemah jika dihadapkan dengan Askar.

"Bulan mungkin kecewa sama lo karena ingkar janji tapi Bulan akan jauh lebih kecewa ngelihat lo tersiksa karena janji lo sama dia," ucap Dirga.

"Gue mau bilang lo pengecut gak mungkin banget, masa iya seorang Langit Sebastian Bratadirkasa mempunyai sisi pengecut," Aldan sengaja memancing jiwa pemimpin Langit.

"Kita semua percaya sama lo, Lalang," Bayu menepuk bahu Langit.

Langit mengambil ponsel, lalu mencari nomer seseorang dan menelponnya.

"Gue terima tantangan lo, besok jam 5 sore di Lapangan Sakti." Setalah megatakan hal itu Langit menutup panggilan dan menaruh kembali ponselnya di saku.

Aldan, Dirga, Ravin, Adeni dan Bayu tersenyum singkat setelah mengetahui keputusan Langit.
Langit menaruh tangan kanannya di depan, lalu di susul Aldan, Dirga, Ravin, Adeni dan Bayu. Mereka melakukan tos Lionerz.

"LIONERZ!" ucap Langit.

"SELECT COMA OR PERIOD! DON'T WAKE THE SLEEPING LION!" ucap Langit, Aldan, Dirga, Ravin, Adeni dan Bayu bersama.

*****

Hari ini SMA Meteor sedang disibukkan dengan persiapan Bazar Sekolah yang akan diadakan empat hari lagi. Semua murid sedang menyiapkan stand untuk masing-masing kelas. Langit, Aldan, Dirga, Ravin, Adeni dan Bayu sedang nongkrong di depan kelas sambil mengoda cewek-cewek yang lewat.

Lorong XI IPA 4 adalah jalan utama menuju lapangan, pasti akan menjadi ajang para playboy menjalankan aksinya, lihat saja!

"Pada sibuk banget anak sebelah," Ravin tau kelas XI IPA 5 adalah kelas anak-anak orang kaya dan kalangan elite.

"Maklum, kalau rata-rata kelas lain jualan baju, sepatu, makanan. Kelas XI IPA 5 beda, mereka jualan berlian, emas, mobil, barang-barang limited edition, wajar aja kalau sibuk," celetuk Adeni asal.

"Siapa yang mau beli berlian di acara Bazar gini? Apa ada yang mampu?" tanya Bayu.

"Ada, lo lupa sekolah ini punya dua aset berharga?" jawab Aldan.

"Lupa gue, ini sekolah 'kan punya sultan, beli berlian gitu doang hal kecil buat lo berdua, iya gak Lang, Dir?" ucap Ravin.

Keluarga Bratadirkasa adalah penyumbang terbesar di SMA Meteor sedangkan Keluarga Sanugraha adalah penyumbang terbesar kedua di SMA Meteor. Kedua keluarga ini berkerjasama dalam dunia bisnis, pendidikan dan banyak lagi, sehingga tidak heran jika Langit dan Dirga bisa sedekat itu.

Walaupun bergitu, tetap saja Langit tak pernah tau apa masalah yang melanda Keluarga Dirga enam bulan yang lalu hingga membuat Dirga mengambil keputusan yang berat.

Langit dan Dirga tak menanggapi ucapan teman-temannya toh itu adalah sebuah kebenaran, meskipun bergitu Langit dan Dirga tak pernah menggunakan hal itu untuk menguasai sekolah.

"Ehh ada Seli, apa kabar cantik? Udah makan blom?" tanya Aldan pada adik kelas yang lewat di depan kelas mereka.

"Belum Kak Aldan, masih sibuk nata barang di lapangan," balas Seli.

"Mau di bantu, gak, nih?" tawar Bayu.

"Gak usah kak, nanti ngrepotin, aku pergi dulu kak," balas Seli lalu pergi dari hadapan para buaya darat.

"Gila adik kelas cakep semua anjirrr," Bayu tolong sadar lah! Satu pawang aja udah meresahkan jangan ikutan ya!

"Lo berdua emang gak takut dosa apa gimana sih? Nge-ghosting anak orang mulu," heran Ravin.

"Hidup itu di nikmati bro, jangan kaku-kaku banget," balas Bayu.

"Tapi gak dengan ghosting anak orang juga kali, mereka punya hati," tegur Adeni.

Aldan melihat Sindi dan Syakila berjalan ke arah mereka, "Tuh Lang bidadari lo datang."

Langit melempar botol minuman tepat mengenai kepala Aldan, "Kalau udah bosen hidup ngomong Dan, atau kalau lo mau tu cewek, ambil."

"Bidadari dari hongkong, cantik iya tapi kelakukannya minus," ucap Ravin.

"Pagi Lang, ga mau ikut kumpul di lapangan? Ada gladi kotor anak Perfect Band loh," ucap Sindi.

"Lo kalau mau ke sana silahkan, ga perlu ajak gue," balas Langit.

"Kalian mau nonton dari sini aja ceritanya? Kalau gitu gue sama Sindi nonton dari sini juga deh." Syakila meletakkan beberapa makanan ringan dan minuman di meja samping Dirga.

"Nah gitu dong, kalau mau ngapel sama mereka bawa makanan buat kita," Bayu mengambil beberapa snack namun tiba-tiba tangannya di pukul oleh Syakila.

"Bukan buat lo Bay, tapi buat Dirga," Syakila menatap Dirga untuk ke sekilan kalinya.

"Buat gue 'kan? Gue ambil," balas Dirga lalu memberikannya pada Bayu dan yang lainnya.

"Loh Dir, itukan buat kamu, bukan buat mereka," gerutu Syakila.

"Udah gue terima dan udah jadi milik gue, jadi terserah gue. Mau gue makan, gue kasih ke temen gue atau bahkan gue buang itu terserah gue," sahut Dirga.

Syakila hanya bisa menghela nafas, Dirga tak pernah berubah. Selalu saja bergitu, menolak, menolak dan terus menolak.

*****

Aretta, Selena, Karessa, Deya, Zajua, dan Kayla berjalan menuju lapangan, mereka melewati kelas XI IPA 4. Jika ada jalan lain untuk menuju lapangan mungkin mereka akan memilih jalan itu tapi sayanganya tidak ada yang secepat jalan ini.

"Muak gue lihat pemandangan kaya gitu, besok gue suruh Kepala Sekolah buat bangun jalan baru, biar gak lewat sini lagi," ucap Selena yang melihat Aldan duduk diantara Ranti dan Maurin ditambah lagi Aldan mengoda setiap cewek yang melintas di depan kelasnya.

Zajua menyadari bahwa Selena terilhat sangat aneh, "Lo kalau udah tertarik sama Aldan bilang Sel, biar dia juga bisa jaga perasaan lo."

"Siapa yang tertarik sama Aldan?" Selena mebantah keras.

"Lo lah siapa lagi, kelihatan banget kalau cemburu," ucap Kayla.

"Wajar kali Sel, kalau mereka duduk berdekatan kaya gitu. Sindi, Syakila, Maurin, Ranti dan Riri, mereka juga anggota Lionerz. Bukan hal lain lagi kalau kelihatan dekat," Deya menerangkan.

"Jadi anggota Lionerz juga ada ceweknya?" tanya Aretta.

"Iya ada Ta, yang paling utama mereka berlima," balas Karessa.

"Ehh ada Queen lewat nih. King lo lagi di ganggu sama penyihir tuh, buruan dipisah," ucap Adeni, jujur ia sangat tidak nyaman melihat Sindi berkekatan dengan Langit seperti itu.

"Maksud lo apa Den?" tanya Sindi.

"Pikir sendiri." Adeni tampak malas menjawab pertanyaan Sindi.

"Ayang Selena kenapa? Kok mukanya cemberut?" tanya Aldan.

"Jijay, ga usah muji-muji gue! Puji aja tuh cewek-cewek yang lewat," balas Selena.

"Oh jadi cemburu nih?" goda Aldan.

"Gak!" seru Selena.

Karessa yang sejak tadi fokus pada ponselnya tanpa sadar Dirga sedang menatapnya sangat dalam.

"Udah ayo, ngapain sih berhenti di sini, kasihan ntar Aretta di cari Kak Gibran," ucap Karessa, ia merasa tak nyaman terus berada di dekat Dirga.

"Jadi lo, orang yang ditujuk buat gantiin Kak Jea?" tanya Riri.

Selena tau, dari dulu Riri menginginkan posisi itu, "Iya, Aretta yang gantiin Kak Jea atas keingin Kak Jea sendiri. Apa anda iri?" mulut Selena memang sangat tajam.

"Dari awal masuk suka banget lo gantiin posisi orang lain. Pertama lo gantiin posisi Dinda di LCC seharusnya itu gue yang ganttin bukan lo! Sekarang lo gantiin posisi Kak Jea yang seharusnya Riri yang gantiin bukan lo juga! Perebut emang kelas rendahan," terang Maurin.

Kayla yang tak terima temannya diperlakukan seperti itu oleh Maurin, "Lo kalau ngomong coba deh miror dulu, apa lo gak perebut? Apa lo gak murahan? Perlu gue bawaiin kaca?" Kayla maju menghampiri Maurin.

"Maksud lo apa?" tanya Maurin.

Kayla mendorong bahu Maurin, "Gak usah sok polos lo! Gue tau Rin, lo sengaja ngerebut Megan dari gue kan? Cuma cewek rendahan dan murahan yang akan ngelakuin itu," Kayla berbalik badan meninggalkan Maurin.

"Lo bilang gue cewek murahan? Mulut lo minta di jahit ya Kay!" Maurin menarik rambut Kayla dari belakang. Kayla tak tinggal diam ia membalas menjambak rambut Maurin.

"Heh, itu gimana? Pisah mereka dong, jangan diam aja!" Aretta panik melihat Kayla bertengkar dengan Maurin karena membelanya.

Aretta menghampiri Kayla dan Maurin, menarik mundur Kayla namun pertahanan Kayla lebih kuat daripada Aretta, hingga tangan Kayla mendorong Aretta ke belakang.

"AHHH!!" teriak Aretta.

Langit yang melihat Aretta akan jatuh segera menghampirinya dan menahan tubuh Aretta agar tak menyentuh tanah.

"Lo berdua bisa berhenti gak?! Udah SMA tapi kelakuan kaya anak SD," tegas Aldan.

"Lo semua kalau ke sini ganggu ketenangan gue, mending pergi!!" Langit tak menyalahkan Kayla maupun Maurin, menurut pandangan Langit, keduanya sama-sama salah.

"Lain kali kalau punya anak buah tuh diurus, diajarin sopan santun, paling penting lagi suruh ngaca dirinya udah bener atau belum. Jangan seenak jidat ngomentarin orang lain padahal dirinya jauh lebih buruk!" kata tegas dari Kayla.

Sindi menghampiri Langit, ia dengan sengaja menyenggol bahu Aretta, menerobos dari tengah memisahkan jarak antara Langit dan Aretta.

"Ga usah deket-deket sama Langit bisa?" Sindi tak suka jika miliknya di sentuh orang lain.

"Pede banget lo, yang ada bukan Aretta yang deket-deket sama Langit tapi Langit sendiri yang mau deket sama Aretta," ujar Kayla.

"Lo mungkin bisa gantiin semua posisi milik orang lain tapi gak berlaku buat gue! Lo gak akan pernah bisa gantiin posisi gue di hati Langit." Ucapan kepemilikan mutlak dari Sindi.

"Halu terus, tidak diakui keberadaanya jauh lebih sakit daripada ditinggalkan," celetuk Ravin ikut berbicara.

"Kita lihat aja, Langit akan tertarik sama Aretta atau gak? Biar waktu yang jawab!" ucap Kayla seperti menantang seorang Sindi.

"Kay udah, ayo pergi! Gak usah di perpanjang," Aretta tak mau semakin menjadi pusat perhatian yang lain, ia menarik Kayla menjauh dari Sindi dan teman-temannya.

"Kita lihat aja!" balas Sindi.

*****

Meskipun hari ini hari Jumat, dengan waktu yang terbatas tak membuat persiapan Bazar Sekolah terganggu.
Setelah salat Jumat, Perfect Band akan melakukan gladi kotor h-4 tampil.

"Masih kaga nyangka gue. Kayla sadis juga ternyata," heran Bayu.

Di sekolah Kayla sangat terkenal karena ia sering menjadi model di berbagai majalah baik majalah remaja, maupun majalah sekolah. Orang menilai Kayla orang yang ambisius, ramah, murah senyum, penyuka fashion and make up.

"Cewek yang tersakiti karena cowok, kalau berubah serem juga," ujar Adeni.

"Gue pingin bikin Kayla kaya dulu lagi, tapi kalau dilihat kayanya dia belum siap buka hati buat cowok lain," Ravin mengagumi Kayla sejak pertama masuk sekolah, semua harapannya hancur saat Kayla menjadi kekasih Megan.

"Percuma Vin, kalau lo bisa bikin Kayla kaya dulu lagi ga akan menjamin kalian bersama. Inget Vin, lo sama dia beda," sekali lagi, Aldan selalu membawa sebuah kebenaran yang menyakitkan. "LDR yang rumit itu bukan yang beda kota atau negara tapi LDR yang beda rumah ibadahnya," sambung Aldan. Seketika raut wajah Ravin berubah masam, ia semakin sadar betapa berbedanya ia dan Kayla.

"Gue kaga ikutan Vin," Adeni mengangkat kedua tangannya menunujukan arti bawa ia tidak ikut tersangka dalam pembahasan hari ini.

"Gak ada yang salah cinta sama orang yang beda keyakinan sama kita. Perlu lo inget Vin, lo boleh suka, cinta sama Kayla tapi jangan paksa dia buat ikut lo ataupun sebaliknya," ucap Langit.

"Lo, Bayu dan kita itu sebenarnya sama yang membedakan hanya cara kita beribadah kepada-nya, jangan terlalu dipikir Vin, ikuti aja alurnya." Hidup di lingkungan yang penuh dengan perbedaan sudah menjadi hal biasa bagi Dirga.

Melihat perubahan wajah Ravin membuat Aldan merasa bersalah karena membahas hal itu, "Sorry Vin, ga maksud gitu gue," ucap Aldan.

"Santai aja kali Dan, lagian yang lo bilang juga bener," balas Ravin.

"Kalian gak Jumatan? Udah jam segini, jangan bolos lagi! Lebih dari tiga kali gak diampuni mampus lo pada," canda Bayu di sela-sela suasana yang menegangkan ini.

"Untung gue masih bolos dua kali, bisalah kalau sekarang bolos," bukan Adeni kalau tidak tawar-menawar dalam hal apapun.

"Malaikat pasti lagi bingung mau nyatet omongan lo di mana, bener iya salah juga iya," balas Bayu.

Langit berdiri dari kursinya, "Solat lah Den, kita emang nakal, tukang buat onar tapi jangan pernah ninggalin kewajiban kita sebagai seorang muslim, hidup di dunia gak selamanya, manfaatkan itu sebaik mungkin. Apapun yang kita lakukan di dunia harus bisa kita pertanggungjawabkan di akhirat nanti," terang Langit.

Aldan, Dirga dan Adeni ikut berdiri. Mungkin benar kata orang senakal apapun seorang laki-laki dia pasti akan tetap taat beribadah jika sudah menyangkut akhirat.

"Kalian duluan aja ke masjid nanti gue sama Bayu tunggu di luar, biar bisa bareng ke kantin," ujar Ravin.

"Lo kalau mau duluan ke kantin gak masalah, nanti kita nyusul," balas Aldan.

"Kita tunggu kalian, di mana ada kalian pasti ada kita," ucap Bayu.

"Perbedaan ini bukan penghalang untuk kita terus bareng kan?" sahut Ravin sambil tersenyum.

Langit, Aldan, Dirga dan Adeni membalas senyum Ravin, mereka bangga dengan perbedaan yang ada pada diri mereka. Ini yang membuat mereka bergitu kompak di mata orang lain.

*****

Aretta sedang disibukkan dengan persiapan diatas panggung, mulai menyiapkan gitar, menata mikrofon, kursi dan yang lainnya sambil menunggu Kak Gibran, Deon, Aldino dan Wisnu selesai salat jumat .
Selena dan Karessa menghampiri Aretta untuk mengajaknya salat zuhur bersama.

"Ta, udah selesai belum? Kalau belum kita bantu," tawar Selena.

"Iya Ta, biar kita bantu," ucap Karessa.

"Ga perlu kok udah selesai juga. Deya, Zajua, Kayla ga ikut salat?" tanya Aretta.

"Mereka lagi dapet Ta, biasa barengan mereka," balas Selena.

"Bisa gitu ya. Gue ambil mukena di lab bentar ya," ucap Aretta lalu pergi ke lab mengambil mukenanya.

Saat Aretta kembali ternyata sudah ada Kak Gibran, Deon, Aldino dan Wisnu.

"Udah gue rapiin Kak, tinggal kalian coba aja udah pas belum, gue tinggal solat dulu," ucap Aretta.

"Oke, ntar kalau udah selesai langsung balik biar gak molor lagi," balas Kak Gibran.

Aretta membalas dengan anggukan singkat lalu pergi bersama Selena dan Karessa.

"Kak Gibran sewot banget sama lo, Ta," ucap Selena.

"Ga tau juga dari awal udah gitu," Aretta juga heran kenapa Kak Gibran bergitu padanya.

Sesampainya di masjid mereka bertiga tidak sengaja berpapasan dengan Langit, Aldan, Dirga, dan Adeni.

"Berasa jadi bat nyamuk gue di sini," gerutu Adeni.

"Cuma bisa menatap namun tak dapat memiliki," sindir Selena yang melihat Dirga dan Karessa saling bertatapan.

"Apa sih Sel," Karessa yang sadar dengan ucapan Selena mengalihkan pandangannya.

Dari arah belakang, Mita menghampiri mereka. "Besok jadinya belajar di rumah lo 'kan, Ta?" tanya Mita.

"Iya jadi dong pastinya, h-3 nih ya kali kaga ngebut belajarnya," ujar Selena.

"Lo aja yang ngebut gue kaga," balas Aretta.

"Tajem yee sekarang mulut lo," Selena menepuk pundak Aretta.

"Salah sendiri, siapa suruh waktunya belajar malah lihatin abang gue terus, awas aja kalau besok masih gitu," ancam Aretta.

"Habisnya abang lo mengalihkan dunia gue, walaupun sesaat," sahut Selena.

"Jam berapa besok?" tanya Karessa.
"Kaya kemarin aja," balas Langit singkat.

"Kalau lo-nya molor sama aja kali," ucap Aretta.

"Serah gue lah yang penting gue dateng," Langit mengambil sepatunya dan menjauh dari mereka diikuti Dirga dan Adeni. Dimana Aldan? Tentunya masih menganggu Selena.

"Seganteng apa sih abangnya Aretta? Sampai bikin lo gak fokus belajar?" tanya Aldan.

"Gantengnya gak bisa didiskripsikan! Lo gak ada apa-apanya kalau sama dia," balas Selena.

"Udah dong ributnya kita mau salat bukan mau bacot!" ucap Karessa yang kesal lalu memilih masuk masjid dulu.

"Tu kan Karessa marah sama gue lagi, lo sih Dan," ucap Selena lalu menyusul Karessa dan Aretta.

"Kok jadi gue yang salah," heran Aldan.

"Tempatnya benar itu cewek Dan, kalau tempatnya salah itu Aldan," celetuk Aiden sambil memakai sepatunya.

"Anjir lo Den."

*****

Semua murid berkumpul di lapangan SMA Meteor untuk menyaksikan latihan terbuka Perfact Band. Aretta sangat nervous, ini pertama kalinya ia tampil terbuka di SMA Meteor.

Gibran yang menyadari bahwa Aretta terlihat gugup menghampirinya, "Santai aja, tenang. Gue yakin ini bukan pertama kalinya lo tampil di depan umum."

"Cuma nervous dikit, kok, Kak, ini pertama kalinya gue tampil di sekolah," ujar Aretta.

"Tarik nafas biar gak nervous," saran Gibran.

Langit, Aldan, Dirga, Ravin, Adeni, dan Bayu baru kembali dari kantin. Langit berniat mengadakan rapat untuk membahas strategi melawan Wolfin petang ini. Namun setelah melihat sebagian besar anggotanya sedang berkumpul di lapangan untuk melihat Perfact Band tampil membuat Langit berpikir ulang.

"Jadi rapat kaga nih Lang? Kalau gak, gue mau nonton," tanya Bayu.

"Gimana mau jadi rapat, orang anggota kita banyak yang di sana," sahut Ravin.

"Nonton dulu lah Lang, minimal satu lagu, pingin denger gue suara Aretta. Sebagus suara Kak Jea atau biasa aja," Adeni penasaran dengan suara Aretta sebab Kak Jea tidak akan sembarangan memilih pengantinya.

"Lebih bagus suara dia daripada Kak Jea," balas singkat Langit.

Aldan menyiratkan kedua alisnya, "Dari mana lo tau kalau suara Aretta lebih bagus dari suara Kak Jea?"

"Emang lo pernah denger dia nyanyi?" tanya Adeni.

"Dia vokalis yang ngalahin Perfact Band di kejuaraan musik tingkat nasional," jawab Dirga.

Langit menghela nafas pelan. Untung saja Langit memiliki teman se-cerdas Dirga, jika tidak tamatlah rahasianya, bahwa Aretta pernah menyanyikan sebuah lagu untuknya.

"Jadi dia yang buat Perfact Band juara dua tahun lalu?" tanya Bayu.

"Heem," balas Dirga.

"Baru sadar gue, ternyata SMA Meteor bukan cuma ketat bersaing dalam prestasi tapi juga non prestasi dan itu bikin gila bagi siapapun yang gak kuat sama persaingan di sekolah ini," ujar Ravin.

Dari lorong kelas X, Lingga, Elvino, Nathan, Abimanyu, dan Zaldi menghampiri seniornya yang berdiri di jalan menuju lapangan.

"Merapat dulu bang, hiburan sebelum perang nih, gratis pula," saran Nathan.

"Iye bang, sekali setahun doang bang, masa kaga mau dinikmatin?" Zaldi ikut berbicara.

"Ketua lo ini susah, Zal. Efek terlalu dingin ya gini, monoton hidupnya," orang yang berani menyindir di depan orangnya langsung hanyalah Aldan.

"Satu lagu gak akan sampai satu jam kali bang," rayu Elvino. "Gue denger yang gantiin Kak Jea itu anak baru. Kata anak kelas gue, bening bang, yakin kaga mau lihat?" sambungnya.

"Udah lihat kali El, dia kan satu tim sama Langit di LCC fisika," balas Adeni.

"Sering mereka ketemu, tapi gak pernah diakui secara langsung kalau cantik," balas Bayu.

"Kalau gue bolos rapat hukumannya apa bang?" tanya Nathan.

"Simple, tinggal milih aja mau pulang ke rumah sakit atau langsung ke neraka?" balas singkat Langit.

Seketika muka Lingga, Elvino, Nathan, Abimanyu, dan Zaldi memucat, mereka tidak menyangka jika Langit sekejam itu. Melihat ekspresi mereka membuat Langit, Aldan, Dirga, Ravin, Adeni, dan Bayu tertawa.

"Seriusan bang, pilihan kaya gitu lo bilang simple?" Lingga memastikan.

"Gue kaga jadi bolos deh bang, kalau itu pilihannya," ujar Nathan.

"Ayo jalan, katanya mau nonton, jadi gak?" ucap Langit.

"Serius bang?!" teriak Nathan, Elvino dan Zaldi bersamaan.

"Tumben lo baik Lang," heran Aldan.

"Emang pernah gue jahat sama kalian?"

Aldan hanya tersenyum menanggapi ucapan Langit.

*****

Mereka ikut berkumpul di lapangan menyaksikan latihan terbuka Perfact Band. Sesampainya di lapangan, pandangan Langit tertuju pada Aretta yang mengenakan baju putih polos dengan bawahan rok abu-abu dan kemeja motif kotak-kotak diikat di pinganngnya, sederhana namun indah. Itulah yang Langit pikirkan tentang penampilan Aretta.

"Kedip kali Lang, bilang gini sama gue 'iya bener Dan dia cantik' biar gak gue tikung," ujar Aldan.

"Berani lo main-main sama gue?" tantang Langit.

"Lah emang itu milik lo? Gak kan? Masih bisa gue ambil selama belum berkepemilikan!" balas Aldan. Emang suka banget ya kamu Dan cari masalah, haran deh.

Aretta berdiri di samping Kak Gibran, untuk latihan terbuka hari ini mereka memutuskan menyanyikan tiga lagu. Aretta bernyanyi solo, Kak Girban bernyanyi solo dan duet Aretta dan Kak Gibran.

Untuk pembukaan Aretta dan Kak Gibran akan berduet menyanyikan lagu kulakukan semua untukmu.

"Selamat siang semua, gue dan vokalis baru Perfact Band akan membuka latihan ini dengan duet, enjoy the music," sapa Gibran pada semua murid yang ada di lapangan.

"Sok cool banget anjir," ucap Ravin.

"Ke sini buat dengerin mereka nyanyi bukan dengerin lo ngebacot!" celetus Langit.

"Kalem Lang, oke gue diem," balas Ravin.

Aldino mulai memainkan nada di kaybord-nya, Deon dan Wisnu mulai memetik gitar dan memainkannya. Nada musik mulai terdengar bergitu indah di telinga.

Hanya denganmu aku berbagi
Hanya dirimu paling mengerti
Kegelisahan dalam hatiku
Yang selama ini tak menentu (Kak Gibran)

Tak ada ragu dalam hatiku
Pastikan aku jadi cintamu
Seiring waktu yang tlah berlalu
Mungkin kau yang terakhir untukku (Aretta)

Aretta bernyanyi dengan sangat baik, senyumnya yang indah mampu membuat para laki-laki terbuai.

Akan kulakukan semua untukmu
Akan kuberikan seluruh cintaku
Janganlah engkau berubah
Dalam menyayangi dan memahamiku
Hmm.ow.ow....(Kak Gibran dan Aretta)

Langit dapat melihat ekspresi Aretta bergitu senang menyanyikan lagu ini bersama Gibran.

"Kayanya Gibran sengaja milih lagu itu, biar dikira pasangan romantis," ujar Adeni.

"Kalau gue lihat emang cocok sih bang, Gibran ganteng Aretta juga cantik, cocok lah," ucap Elvino.

"Ganteng mana sama bos lu?" tanya Aldan.

Pegang tanganku, genggam jariku
Rasakan sama hangat diriku
Mengalir tulus untuk cintamu
Tak ada yang lain di hatiku (Aretta)

Aretta melihat ke arah Langit dan teman-temanya, lalu tersenyum penuh arti.

"Gue tangkap senyum lo, Ta," teriak Bayu.

"Manis banget senyumnya," ucap Zaldi.

"Dia belum ada yang punya kan? Boleh nih," ujar Nathan.

"Kalau lo udah bosen hidup ga papa Tan, ambil aja," ucap Ravin.

Akan kulakukan semua untukmu
Akan kuberikan seluruh cintaku
Janganlah engkau berubah
Dalam menyayangi dan memahamiku
Hmm.ow.ow....(Kak Gibran dan Aretta)

"So sweet banget ya Kak Gibran sama Kak Aretta, pingin deh di posisi Kak Aretta," ucap salah satu siswi.

"Cocok deh mereka gue tim Gibranaretta garis keras!" ucap siswi lainnya.

"Semoga jadian deh," ucap siswi satunya.

Langit yang mendengar ucapan mereka langsung mengalihkan pandangannya.

"Kalau cemburu bilang, jangan sampai orang lain curi start duluan," bisik Dirga.

Inilah cintaku (Aretta)
Kuberikan untukmu (Kak Gibran)
Setulus hatiku (Aretta)
Kuberikan untukmu (Kak Gibran)

Janganlah engkau berubah dalam menyayangi dan memahami diriku (Kak Gibran dan Aretta)

Lagu pertama diakhiri dengan tepuk tangan meriah dari semua murid yang ada di lapangan. Selanjutnya Gibran menyanyikan lagu solonya setelah itu giliran Aretta yang bernyanyi solo.

*****

Jam menujukan pukul 15.00 WIB, gladi kotor Perfect Band telah selesai. Semua murid hanya tinggal menunggu bel pulang sekolah yang berbunyi 15 menit lagi.

"Hari ini cukup latihan tadi aja, besok sore kumpul di studio, kita latihan lagi," ujar Kak Gibran.

"Oke kak," balas Aretta, Deon, Aldino dan Wisnu.

"Lo balik sama siapa Ta?" tanya Gibran.

"Sendiri kak," balas Aretta.

"Kalau gue anter gimana?" tawar Gibran.

"Gak usah kak gue bawa mobil, kebetulan gue mau main sama temen." Bukan maksud Aretta ingin menolak ajakan Gibran, tapi melihat respon anak-anak di lapangan tadi membuat Aretta takut kena gosip, apalagi ia tau kalau Kak Jea menyimpan perasaan pada Kak Gibran.

"Oh oke." Gibran kesal ditolak oleh Aretta lagi.

*****

Aretta berjalan ke parkiran, di sana sudah ada Selena, Karessa, Deya, Zajua dan Kayla. Mereka memang sudah berencana untuk pergi bersama setelah acara selesai.

"Sorry gue lama ya?" tanya Aretta.

"Engga kok Ta, kita juga baru lima menit nunggu," balas Deya.

"Jadi kemana kita girls?" tanya Kayla.

"Ke mall gimana? Nanti nonton juga," saran Selena.

"Lo yang bayar gue gass," ujar Zajua.

"Ogah traktir lo bikin gue bangkrut Jua," balas Selena.

"Gini aja deh biar hari ini gue yang traktir kalian," kata Aretta.

"Serius Ta?" Karessa ikut berbicara.

"Iya anggap aja karena gue dapat respon baik dari anak sekolah," balas Aretta.

"Gue sih setuju aja, kalau lo bangkrut jangan salahin kita," ucap Kayla sambil tersenyum.

"Oh iya Kay, maaf ya soal tadi, gara-gara gue lo jadi ribut sama Maurin," ucap Aretta.

"Santai aja Ta, lagian bukan karena lo, tapi emang kelakuan Maurin gak ada bedanya sama Sindi." Kayla tau persis bagaimana perubahan sikap Maurin, dia dan Maurin dulu satu SMP, sikapnya sangat berbeda saat di SMA terutama setelah mengenal Sindi.

"Ya udah ayo masuk terus cuss deh," ujar Selena.

Mereka masuk ke dalam mobil merah milik Aretta. Tanpa mereka sadari sejak tadi ada enam cowok yang memperhatikan mereka.

"Melihat keenam istri akur damainya hatiku," celetuk Bayu.

"Poligami lo banyak juga, Bay," balas Adeni.

"Satu aja belum becus mau enam," sahut Ravin.

"Lo yakin nih kaga tertarik sama Aretta? Kalau gak, gue maju, Lang!" ucap Aldan.

"Gak usaha bahas yang gak penting! Dua jam lagi kita bakal war, siapain fisik dan mental kalian." Langit memang suka mengalihkan pembicaraan.

"Oke kalau lo udah ngalihin topik gini, artinya emang lo tertarik sama tu cewek, mau ngelak lagi lo?" ujar Ravin.

"Kita ke basecamp dulu nanti berangkat bareng dari sana ke lapangan sakti," ucapan Langit semakin tak masuk dalam pembahasan.

"Fiks lo suka sama Aretta Lang, gue tim Langitaretta garis keras!" ucap Bayu menirukan suara cewek yang ada di lapangan tadi.

"Kalau udah gini gak berani nyentuh gue," balas Aldan.

"Dia perempuan sempurna yang pernah gue lihat, oke gue akui dia cantik, baik, berbakat dan berani tapi sayang gue gak suka. Gue gak pantas buat dia," ujar Langit mengeluarkan kunci motor dari sakunya lalu berjalan menuju parkiran.

"Kita lihat sampai mana gengsi lo bertahan," ucap Dirga sambil memasukkan tangan kanannya ke dalam saku celana.

[AN DARI KU : PERTANYAANNYA CUMA SATU LANG! KAMU YANG MERASA GAK PANTAS BUAT ARETTA ATAU GENGSI KAMU YANG TERLALU BESAR? ANYWAYS...]

Gimana part kali ini?

Kalian tim mana nih?

GIBRANARETTA GARIS KERAS?

LANGITARETTA GARIS KERAS?

Mau update kapan lagi?

Spam komen yukkkk!

Jangan lupa tombol 🌟

Deretan cogan numpang lewat!

Kenalin Askar, Ketua Wolfin!

Nih saingan Aldan buat dapatin Selena.

Dia Megan mantannya Kayla.

Sepupunya Dirga nih, kalau aku gak dapat Dirga, Amazar pun jadi.

Theo nya siapa nih? Ada yang mau?

Damar-damar apa yang bikin bahagia? Didamar kamu, eaaaaaa.

See you next part all💖💖💖

Nillaksm

Continue Reading

You'll Also Like

354K 43.7K 33
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...
1.3M 58.4K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
3.9M 303K 50
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
707K 55.5K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...