Psychopath Teacher [Huang Ren...

Da caerashe

28.5K 2.5K 156

"Jangan pergi atau kamu akan menjadi korban selanjutnya." -Renjun Story by: @caerashe Altro

Prolog
0,1 Pembimbing
0,2 Guru bk
0,3 Panggilan
0,4 Haechan?
0,5 Kencan
0,6 Hukuman
0,7 Ketakutan
0,8 Penculik
0,9 Milkku bukan Milikmu
10 Dress Merah Muda
11 Kejam
12 Seorang Pemburu
14 Mencoba Kabur
15 Penyelamat
16 Nekat
17 Back to School
18 Someone like you

13 Disini ada saya jangan takut

982 110 7
Da caerashe

Masih Flashback gess:)

***

Azel masih terbaring lemah, perlahan matanya terbuka dan melihat sekitar ruangan yang ia tau ini kamarnya Renjun.

Kepalanya masih terasa pusing, Azel memaksakan dirinya bangun dan pada saat itu juga Renjun datang membawakan makanan untuknya.

"Jangan kabur lagi, kalau kamu rindu orang tuamu bilang ke saya."

"Ya sudah kalau begitu, aku mau pulang." Pinta Azel yang sedikit kesal akan ulah Renjun tapi rasa kesalnya itu hanya sebentar dan hilang begitu saja.

Renjun menatap jendela melihat kegelapan dari luar.

"Awannya mendung, sebentar lagi akan turun hujan." Azel pun ikut menoleh ke arah jendela, melihat awan yang gelap sekali.

Azel terdiam, rasanya ingin cepat pergi dari tempat ini.

Renjun berjalan menuju pintu kamar tapi saat suara petir terdengar membuat Azel berlari ke arah Renjun dan memeluknya erat.

Disaat yang bersamaan suara klakson mobil terdengar, memasuki pekarangan rumah. Mereka keluar dan semua bodyguard Renjun melawan mereka. Renjun pun melepaskan pelukannya tapi Azel masih dengan keadaan ketakutan, Renjun tidak bisa diam saja dan keluar dari kamar meninggalkan Azel tak lupa ia mengunci kamarnya.

"DASAR LELAKI LICIK, BERANINYA KAMU MENGAMBIL APA YANG SUDAH MENJADI MILIK SAYA!!!"

"Sialan. Berani sekali kamu menginjakkan kaki ditempat ini."

"Tentu saja saya berani karena perempuan itu adalah milik saya."

Renjun tak terima keberadaan lelaki yang mengaku sebagai pacar Azel dan apapun yang terjadi Azel akan tetap bersamanya. Renjun tak terima perlakuan lelaki itu terhadap Azel.

Lelaki itu memanggil nama Azel tapi tidak ada sahutan dan di didalam kamar Azel menangis. Gimana tidak, dia takut mendengar suara petir. Ketakutannya makin menjadi-jadi, Azel mencoba keluar dari kamarnya Renjun dengan cara mencari kunci cadangan yang berada di laci tempat kerjanya Renjun.

Azel menemukannya dan membukanya, dia tetap menangis. Lelaki yang melihat itu langsung menghampiri Azel tapi Renjun langsung mendorongnya hingga kepala lelaki itu terbentur.

"Sialan."

"Jangan pernah kamu mencoba mengambilnya, atau kamu yang akan kena akibatnya."

Azel terkejut melihat apa yang Renjun lakukan kepada lelaki yang sudah Azel anggap seperti kakaknya sendiri.

"Lelaki tak punya hati, lihat apa yang kamu lakukan kepada sahabatmu sendiri." Azel menangis melihat temannya yang sudah ia anggap kakaknya sendiri mengeluarkan darah tapi bagi lelaki sudah biasa.

"Bawa Azel ke kamar saya." Pelayan dan bodyguard menarik paksa tangan Azel agar menjauh dari lelaki itu.

Azel meronta-ronta untuk dilepaskan tapi apa daya kekuatan dimilikinya tidak sekuat tenaga lelaki berotot itu.

Peperangan terjadi di rumah Renjun membuat barang-barang hancur berantakan dan pelayan di sana harus membereskannya.

#

Ketukan pintu membuat Azel memberhentikan tangisannya dan melirik siapa yang masuk.

"Makan malam sudah tiba nona, silahkan ke ruang makan tuan sudah menunggu." Azel menggeleng cepat, dia tidak mau makan apalagi untuk bertemu Renjun.

"Ya sudah, kalau butuh sesuatu panggil pelayan saja."

"Aku tidak butuh, bisakah kau pergi." "Aku ingin istirahat." Juteknya, ini bukan sifatnya tapi rasa kesalnya itu harus ia lampiaskan.

"Baiklah, nona."

Renjun hanya memakan makanannya sedikit, dia tau pasti pelayan itu tidak bisa membujuk Azel untuk makan malam bersamanya.

"Maaf tuan, nona Azelia tidak ingin makan bersamamu."

"Hanya untuk membujuknya saja kau tidak bisa." Senyuman jahat terpampang jelas bahwa Renjun ingin bermain.

"Bawa dia ke ruang hukuman!!"

Pelayan itu terus berusaha untuk meminta bantuan tapi seorang psikopat tidak punya belas kasihan.

Menahan siksaan itu memanglah sakit tapi ketahuilah bahwa ketakutan lebih mendukung.

Pelayan yang masih berusia 20 tahun hanya bisa pasrah saat pisau lipat itu digoereskan di pipinya yang sudah basah karena air mata yang tak ada habis-habisnya dan cairan kental pun keluar.

Renjun memang sangat keji tapi hari ini sudah membuat kediamannya terusik saat kejadian lelaki yang ia benci datang untuk merebut Azel darinya.

Pelayan itu masih menangis menahan siksaan, benda tajam itu sudah tergores di pipi mungilnya. Dan terdengar suara pelayan dari ruang tengah teriak memanggil Renjun dan aksinya untuk membunuh tidak jadi.

Perempuan muda itu dinyatakan selamat walaupun lukanya lama disembuhkan.

Renjun keluar dari ruangan gelap itu dan mengikuti pelayan itu pergi, betapa terkejutnya Renjun saat mendapati Azel di halaman belakang terbentur dengan batu yang cukup keras, darahnya pun mengalir deras hingga dilarikan ke rumah sakit.

Renjun menyesali perbuatannya, harusnya dia tidak seperti itu kepada Azel. Posesifnya itu sangat membuat Azel tertekan sampai akhirnya perempuan yang masih muda itu memilih melompat dari balkon tapi  kejadiannya tidak seperti itu.

Pelayan itu menutup mulut toh juga Renjun tidak mengatakan apa-apa, rasa khawatirnya terhadap Azel membuatnya frustasi. Kecelakaan itu mengakibatkan Azel amnesia sementara tapi sampai sekarang Azel tidak mengingat sama sekali.

Sebelum kejadian itu Azel menangis sejadi-jadinya tapi itu tidak bisa membuatnya tenang, ketukan pintu membuah Azel menoleh.

Seorang gadis cantik berdress merah muda datang dengan seutas senyuman, tatapan jahatnya saja sudah terlihat jelas.

"Kamu siapa?" Tanya Azel baru pertama kali menemukan perempuan di rumah besar ini bahkan Renjun sendiri tidak pernah memberitahukan kepadanya.

"Aku kekasihnya Renjun dan kamu adalah orang ketiganya. Renjun tidak pernah menyembunyikan perempuan selain dirimu dan aku hanya bisa diam melihat lelaki yang aku cintai lebih memilih perempuan lain, menyedihkan bukan?" Gadis itu tertawa jahat.

Azel tidak tau bahwa perempuan ini adalah kekasih Renjun, kata Renjun dia tidak pernah dekat dengan  perempuan apalagi untuk menjalin hubungan.

"Maaf tapi aku benar-benar tidak tau." Ucapnya polos.

"Oh tentu saja kamu tidak tau, Renjun sendiri yang menyembunyikan ini dari kamu. Aku sangat iri kepadamu, mengapa Renjun lebih memilihmu dan aku ingin melihatmu mati sekarang juga."

Gadis itu sangat kesal dan hampir menampar Azel dengan sigap tangan Azel bisa menahan

"Kuat juga rupanya."

"Aku bisa pergi tanpa kamu suruh."

Azel berjalan menuju balkon dan gadis dibelakangnya mengikutinya, dia sudah merencanakannya. Dan pada akhirnya Azel jatuh dari balkon di saksikan oleh satu pelayan yang kebetulan sedang membawa makanan untuk para bodyguard.

Sampai sekarang tidak ada yang tau kejadian itu dan pelayan itu tetap tutup mulut.

•••

Ruangan persegi panjang dengan kegelapan malam hanya suara binatang yang keluar dimalam hari membuat suasananya seram.

Azel berbaring menghadap jendela tapi tetap saja dia tidak bisa tidur, ingin membangunkan Renjun tapi ia tak enak hati.

Azel bangun dan menyender di stand kasur, dari pergerakannya saja Renjun pun sadar bahwa gadisnya belum tertidur lalu Renjun menyalakan lampu. Tentu saja Azel terkejut.

"Kenapa belum tidur, hm?" Suara lembut dari Renjun membuat Azel menoleh.

"Emmm..."

"Tidur!! ini sudah malam." Renjun menatap manik mata Azel

"Belum ngantuk."

Renjun yang masih betah berbaring akhirnya bangun dan mendekati Azel.

"Apa yang membuatmu tidak mengantuk?"

Sebenarnya Renjun sangat lelah tapi untuk kali ini, dia rela bangun demi gadis yang dicintainya.

"Entah..." Azel tidak tau mau menjawab apa, karena di isi pikirannya random.

"Kalau begitu tidur, jangan terlalu banyak berpikir itu yang membuat kamu overthingking."

Mulut Azel terdiam tidak bisa berkata-kata, memilih untuk tidur walau matanya masih belum tertutup dan Renjun mematikan lampu tapi saat itu juga Azel refleks menggenggam tangan Renjun.

"Ada apa?"

"Takut."

"Disini ada saya jadi jangan takut."

Renjun pun tidur berhadapan dan Azel masih setia menggenggam tangan Renjun tapi lelaki itu memeluknya tak lupa ia mengelus rambut Azel.

"Tidak ada yang membuatmu ketakutan ketika saya memelukmu."

"Ren!"

"Kenapa Zel?"

"Ini bapak salah jurusan."

"Maksud kamu?"

"Bapak lebih cocok jadi guru gombal deh dibandingkan jadi guru bk."

Renjun menyentil jidat Azel membuat gadis itu meringis kesakitan. Renjun tersenyum dan keduanya tertidur dengan posisi tidur yang masih sama.

TBC
Ciee yang setia nunggu ceritaku update, tetep baca+vote.

Komentarnya jangan lupa:)

See you again ❤️👋🏻

Continua a leggere

Ti piacerà anche

1.7M 18.4K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
67.5K 6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
76.6K 5.5K 25
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ Ma...
43.9K 381 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...