I Don't Love You [ SUHO X IRE...

By Aprilmaple_

29.4K 3K 146

"Aku Membencimu sangat tetapi Aku lebih Mencintaimu" - Kim Jun Myeon as Sean Richard Kim "Maaf hanya i... More

Cast
P r o l o g u e
O n e
T w o
T h r e e
F o u r
F i v e
S i x
S e v e n
N i n e
T e n
E l e v e n
T w e l v e
T h i r t e e n
F o u r t e e n
F i f t e e n
S i x t e e n
S e v e n t e e n
E i g h t e e n
N i n e t e e n
T w e n t y
T w e n t y O n e
T w e n t y T w o
T w e n t y T h r e e
T w e n t y F o u r
T w e n t y F i v e
T w e e n t y S i x
T w e e n t y S e v e n
T w e e n t y E i g h t
T w e e n t y N i n e
T h i r t y
T h i r t y O n e
T h i r t y T w o
T h i r t y T h r e e
T h i r t y F o u r
The Wedding
Lovely Dovey
A gift
โš Spoilerโš 
NEW STORY BEGIN

E i g h t

615 80 2
By Aprilmaple_

"Kenapa hanya ada nomer pak Sean dengan Johnny disini. Bagaimana aku bisa menghubungi Julian nantinya dan juga ahh Nancy juga pasti dia bingung dengan keadaanku." Ucapnya sambil mengigit bibir bawahnya dengan kening yang berkerut.

Irene berpikir dengan sangat keras untuk menghubungi mereka jujur saja ia tak memiliki sosial media juga lebih tepatnya ia tak mau terperangkap dengan sosial media setelah ia mampu berjalan.

"Aku hubungi kantor saja semoga Nancy masih disana." Yakinnya.

Panggilan telepon tersambung Irene menelpon dengan perasaan gusar.

"Hello ini Paradise City Resort and Hotel ada yang bisa dibantu dengan saya Nancy." Sapa penelepon.

"Nancy ini aku Irene. Sorry aku baru mengabarimu dan maaf aku tak memberitahu kepindahanku yang mendadak dan juga -"

"Irene ya tuhan bagaimana keadaanmu? Tak apa tak usah menjelaskannya kemaren asisten pak CEO sudah menjelaskan secara detail saat aku disuruh menyusun semua perlengkapanmu."

"Aku baik baik saja. Terimakasih banyak Nancy oh yaa ini no hpku yang baru yaa. Maaf membuatmu khawatir."

"Jangan selalu minta maaf itu bukan salahmu dan aku doakan semoga hidupmu disana lebih baik dan aku mohon selalu jaga kesehatan ya." Ucap Nancy.

"Terimakasih Nancy" ucapnya menutup panggilan itu.

Dilain sisi seseorang mendengar percakapan mereka berdua. Ia mendengarkan tanpa ekspresi sedikitpun.

"John, urus kepulangan Irene dan bawa dia langsung ke bandara. Aku akan tunggu di lounge bandara." Titah Sean.

"Welcome to the hell cantik." Smirknya.

Irene saat ini memandang langit sore  yang akan berubah menjadi langit malam besok ia akan meninggalkan kota ini kota yang membuat semua rasa takutnya sirna waktu itu tetapi karena sebuah pekerjaan yang menjanjikan dan juga balas budinya terhadap sang atasan yang menyelamatkannya 2 kali maka ia bersedia dan ia perlu mencari tahu kebenaran tentang dirinya.

3 tahun yang lalu

Irene membuka mata perlahan lahan tetapi ia merasakan tubuhnya kaku dengan banyak alat berada di badannya.

Saat itu ia melihat sosok tinggi berbaju jas dokter yang memunggunginya dalam kesadarannya ia bingung dan nampak kosong dalam ingatannya.

Saat itu dokter yang hendak meninggalkan ruangannya itu berbalik sejenak tetapi ia melihat bawah mata Irene sudah terbuka namun nampak kosong.

Dengan segera ia menghampiri sang putri tidur itu.

"Hai kamu sudah sadar. Kamu bisa mendengarkan saya" Tanya Sang dokter itu.

Irene hanya bisa mengedip 2 kali karena mulutnya masih ada penyokong alat bantu pernapasan.

"Syukurlah. Tunggu sampai alat bantu kamu di lepas baru kamu bertanya." Ucap sang dokter mengerti pandangan yang diberikan Irene.

Dua orang suster membantu Julian untuk memeriksa ulang dan mencabut alat alat yang sudah tidak diperlukan Irene.

"Dokter siapa nama anda dan juga saya dimana dan kenapa?" Tanya Irene bersusah payah.

"Saya dokter Julian yang bertanggung jawab sepenuhnya dari awal kamu masuk hingga sekarang kamu sadar dan kamu sudah tertidur selama 3 tahun Irene." Ucap Julian.

"Irene?" Bingungnya.

"Ya itu nama kamu. Kamu tak mengingatnya?" Tanya Julian.

Irene hanya menggeleng. Julian mengerutkan keningnya bingung.

"Okee apa yang terakhir kamu ingat atau kejadian terakhir yang kamu ingat sebelum kamu koma?"

Irene hanya menggeleng baginya ia seperti kembali menjadi kertas putih tak tahu apa yang diingat dan lakukan.

Irene berusaha mengingat tetapi kepalanya terasa sakit luar biasa. Irene berusaha memegang kepalanya yang sakit.

Julian mengerti bawah Irene mengalami gangguan amnesia maka dari itu ia menggenggam tangan Irene.

"Jangan dipikirin lagi kamu baru sembuh dan kamu harus banyak istirahat nanti kita pemeriksaan lagi dan aku akan memberikanmu barang terakhir yang kamu bawa saat itu. Dan juga aku akan menemanimu hingga kamu sembuh dan kembali seperti sebelumnya. Okay dan kamu bisa menganggap aku sebagai keluargamu" Ucap Julian.

"Maaf aku harus memindahkanmu dari Jakarta ke Seoul karena aku tak tega meninggalkanmu ketika aku menyelesaikan studi lanjutanku." Jelas Julian lagi.

Irene hanya mengangguk entah karena efek obat atau apa membuatnya mengantuk dan iapun tertidur kembali.

Dan mulai saat itu Julian adalah satu satunya penyemangat dan penyokong hidupnya bahkan pria itu pernah melamarnya ketika ia masih belum bisa berjalan tetapi ia tak ingin karena keadaannya waktu itu dan baginya hatinya tak bisa memilih Julian karena ketidakpastian ingatan yang masih ia cari jalannya.

Flashback off

"Miss."

Irene terpekik kaget dari lamunannya ketika mendengar suara tersebut.

"Miss malam ini kita berangkat ke Jakarta dan saya harap anda segera bersiap dengan ini dan nanti akan ada satu suster yang membantu anda. 15 menit lagi kita akan keluar dari sini Miss." Ucap Johnny lembut menyerahkan paper bag bertuliskan DIOR.

Irene membuka paper bag tersebut bisa dipastikan harganya selangit.

"Apakah ini termasuk hutang?" Tanyanya pada Johnny.

"Ini hadiah dari Tuan, Miss." Ucap Johnny lalu menunduk untuk pamit undur diri.

"Siapa aku bisa dikasih hadiah semahal ini." Ucapnya sendiri menggeleng - gelengkan kepalanya bingung.

15 menit kemudian Irene sudah berberes dibantu oleh Salah satu suster jujur saja ia masih belum begitu sehat tetapi ia harus mengikuti bossnya yang sekarang setidaknya gajinya naik dan ia bisa kembali menyalurkan dananya kepada yayasan yang ia masih ingat dimana awalnya ia berasal yang bertempat di Bandung.

"Sudah Miss." Ucap Johnny yang mengetuk pintu kamar rawat itu.

Irene mengerti lalu ia bergegas berjalan ke arah pintu namun karena ia terburu buru kakinya masih belum menyesuaikan dia hampir jatuh kedepan dan bertepatan dengan pintu terbuka Sean masuk dan menangkap Irene sebelum jatuh.

"Maaf Sir." Buru buru Irene melepaskan tangannya dari pundak Sean.

"Apa kamu selalu ceroboh seperti ini? Bagaimana bisa kamu sering terjatuh?" Ucap Sean dingin.

Irene bingung dengan ucapan Sean karena setahunya ia baru 2 kali jatuh dihadapan Sean bukan berarti seringkan dan jujur saja Irene memang ceroboh.

Sean menatap Irene dari atas kebawah dan baju itu terlihat lebih elegan dan mewah dipakai oleh Irene seperti dulu.

"Kembali kesadaranmu Sean. Orang yang dihadapanmu adalah pengkhianat yang berubah menjadi malaikat dan pura pura memainkan peran." Marahnya dalam hati.

Sean meninggalkan Irene dengan Johnny di belakang. Awalnya Sean langsung ingin ke bandara tadinya malah ia berakhir ke sebuah toko baju dan kembali lagi ke RS untuk diberikan kepada Irene dan setelah itu kakinya tak mau meninggalkan RS.

Membuatnya marah dan murka terhadap dirinya sendiri yang masih sama seperti dulu.

"Miss saya bantu anda berjalan." Ucap Johnny yang terdengar di pendengaran Sean.

Irene memang kesusahan berjalan karena 2 hari terbaring di ranjang dan belum ada 1 hari sudah disuruh berjalan cepat. Jujur saja otot kaki Irene memiliki kelemahan semenjak kecelakaan yang dijelaskan Julian kepadanya.

Johnny membantu Irene perlahan-lahan untuk melangkah. Tetapi karena geram Sean menghampiri mereka berdua dan langsung menggendong Irene ala bridal style di lengannya.

"Sir, saya bisa berjalan." Pekik Irene yang menahan tubuhnya di leher Sean.

"Kalo cara jalanmu begitu saya tidak bisa menunggu karena saya ada urusan lebih penting daripada nungguin kamu jalan." Hardik Sean membuat Irene bungkam.

Johnny yang melihat itu hanya segera menjauh dan menuju ke mobil mereka dan segera menuju ke Bandara setelah membukakan pintu penumpang.

******

Jet pribadi mewah milik SH group saat ini sedang melaju dari Bali menuju Jakarta dan dipastikan dalam waktu kurang lebih 2 jam dia sudah berada di sana.

Dalam duduknya ketika take off tadi membuatnya tak nyaman sedangkan Sean dan Johnny terlihat baik baik saja.

Jujur saja Irene merasa takut. Ia takut terhadap ketinggian maka dari itu ia hanya beberapa kali menggunakan media transportasi ini dan juga ia sepertinya meninggalkan obat penenangnya dan membuatnya makin gusar.

"Irene kamu pasti bisa." Batinnya

Beberapa kejadian yang tak tahu datang dari mana menghampiri ingatannya lagi. Kali ini terlihat lebih jelas.

"Irene tante punya pesan untuk dirimu  dan kamu tahu lukisan Cherry blossom ini adalah sebuah kebebasan dimana seorang wanita yang hanya ingin merasakan angin musim semi yang menerpa seluruh permukaan kulitnya lepas dari jeratan kesakitan hati dan pikiran yang tak pernah berhenti nak."

Peluh di keningnya tak bisa dihindari dalam pejamnya saat ini semua mengalir seperti roll film lama yang memiliki teka teki.

Sean yang duduk dihadapan wanita itupun mengerutkan dahinya.

"Ada apa dengannya?" Cicit Sean.

"Jadi wanita menggambarkan diri Tante dan juga dirimu sekarang bahkan Tante tak tahu sampai kapan akan bertahan dengan penyakit ini tetapi Tante ingin bebas seperti lukisan yang Tante lukis ini hanya menikmati angin yang berhembus."

Sean berpindah ke kursi samping Irene. Jujur saja ia saat ini ingin memeluk wanita tersebut tetapi egonya lebih besar.

"Tapi Tante tidak bisa meninggalkan Suho yang saat ini masih membutuhkan Tante didalam keluarga yang Tante tak bisa bernafas lagi "

"Tante ingin melihat Suho menikah dan Tante sudah menemukan pasangan yang cocok untuknya"

Senyum lembut wanita itu di bibirnya. Bahkan wajah itu begitu cantik dan elegant tetapi penuh dengan kepalsuan didalamnya.

"Siapa wanita itu tan?"

"Kamu."

"Irene. Sadar!" Ucapnya meninggikan suaranya dan menguncang tubuh itu kuat.

Irene tersadar dengan terkejut dan membuatnya berdiri saking kagetnya tetapi karena pijakan kakinya yang salah membuatnya terjatuh.

Sean melihat itu juga tak bisa menghindari dari posisi mereka dimana Irene terjatuh ke hadapannya.

Dan tanpa sengaja bibir mungil Irene mendarat sangat tepat di bibir milik Sean.

______________________________________

Trata trata trataaa..

Jangan salahin aku kalo aku bikin kalian bingung yakk wkwkwkw ngikutin Penthouse melalui cuplikan spoiler IG aja bisa tanya tanya dan emosi apalagi nonton coba.

Dan jujur cerita kali ini bener bener ngalir jadi setiap ada inspirasi sedikit apapun langsung aku tulis trus aku publish kalo sudah okee tanpa ada perubahan alur cerita. Kalo ada kesalahan mohon dimaafkan yakk

Maap kalo ngak sesuai ekspektasi kalian yaaaa.

Continue Reading

You'll Also Like

223K 23.6K 53
[COMPLETED] Kim Seokjin harus melanjutkan pendidikannya ke Australia dan terpaksa harus meninggalkan kekasihnya, Kim Jisoo. Awalnya, Jisoo ragu untu...
1M 82.9K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
438K 44.5K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
138K 9.8K 26
> COMPLETED < Banyak orang mengatakan, kisah cinta dalam perjodohan itu terlalu klise. Ya, itu benar. Seorang gadis bernama Bae Joohyun membuktikanny...