Langit Antarex

By Ulyayani0504

3.2K 1.1K 1K

Tawuran?apa yg bisa kalian bayangin klo denger kata itu.Pastilah tindakan bodoh cowok cowok brandalan.Ya,disi... More

1.Tawuran
2.Rahasia
3.Perselisihan
5.Pertandingan
6.Di comblangin
7.Sebuah Rindu
8. Lab IPA
9. That night
10. Cinta
11. Cemburu
12. Ada apa?
13. Raka?
14. Dia
15. Gila
16. Senja with El
17. Then Tawuran
18. Deep Wound
19. Next Ambition
20. Antara Lelah dan Pasrah
21. Dear Rindu
22. Unconscious
23. Entah ini rasa atau kecewa
24. Pasar Malam
25. Rasa Nyaman
26. Friends
27. Serangan
29. When reluctant to switch
30. Masalah ( Satu )
31. Masalah ( Dua )
32. Controversy
33. Tragedi Jembatan
34. Can be solved

28. The other side

33 8 15
By Ulyayani0504

Happy Reading🤗

Langit tak habis pikir dengan jalan pikiran Raka. Untuk apa ia menyerang Risky? Dan kenapa juga Risky bisa masuk rumah sakit? Walau alay tingkat bela diri Risky tak jauh jago dari Langit. Bahkan dulu Risky pernah menyabet juara satu bela diri se-Jakarta. Apa karena dia di kroyok? Entahlah Langit tak tau karena kejadian itu di luar pantauannya.

Lupakan masalah Risky karena hanya akan membuat Langit frustasi. Lebih baik Langit mendekati seorang cewek yang sedari tadi duduk sendirian tanpa di temani seorangpun. Cewek itu duduk di pojokan kantin.

"Hey! Ngalamun aja." Kata Langit saat berhasil mendekati cewek itu. Cewek itu adalah El.

"Bang! Lo ngapain disini? Temen temen lo mana?" Cewek itu tersentak akibat kedatangan Langit.

"Ada. Mereka lagi ngerjain tugasnya bu Dora." Sahut Langit santai.

El tau pasti walau Langit itu salah satu cowok pembuat masalah namun otaknya tak pernah diragukan. El jadi malu sendiri jika kelak ia bersanding dengan Langit. Apa yang akan dikatakan oleh Bharada? Tolong jangan bayangkan El akan menjadi pacar Langit. Karena kalau itu tidak terjadi, hal itu hanya akan menyakiti El.

"Oh."

"Oh doang?"

"Iya lah emang mau ngomong apa?" Tanya El tak paham dengan perkataan Langit.

"Ucapan I Love You nya mana?" Goda Langit sambil terkekeh.

"Paan? Emang lo siapa beraninya minta kalimat itu dari gue?" El bertanya seolah ia tak terima padahal hatinya sudah menggebu ingin mengatakannya.

"Kan lo calon pacar gue." Jawab Langit masih berusaha menggoda El agar tersipu dan menampakkan rona merah di pipinya.

"Calon kan? Belum jadi. Ya kalau gue nerima lo kalo nggak? Jangan ngarep ya!"

"Emang lo bisa gak nerima gue?"

Sial! Langit memang manusia aneh. Kenapa dia terus terusan menggoda tanpa menyatakan yang pasti saja? Kenapa di terus menekan kalimat calon tanpa mau mengesahkannya? Kan El jadi bimbang juga kapan Langit akan menembaknya? Kasih kepastian dong!

"Alah lo sukanya cuma bilang'kan lo calon pacar gue' kapan lo mau kasih gue kepastian?" Celoteh El kesal juga.

"Jadi lo mau gue buru buru nembak lo?"

"Ya iyalah. Cewek mana sih yang mau digantung?" El buru buru menutup mulutnya yang kelewatan berbicara. Jadi kelihatan kan bahwa dia begitu berharap demikian.

Langit terkekeh pelan lantas menatap manik mata El lekat.

"Gue bukan tipe cowok buru buru. Butuh waktu juga kesiapan yang banyak untuk menyatakan perasaan gue ke lo." Sahut Langit serius.

"Gue nggak mau lo jadi pacar gue." Kata kata Langit barusan sukses membuat El membelalakkan mata.

"Gue mau nya lo jadi pendamping gue selamanya. Dan gue berharap lo satu satunya nama yang pernah singgah di hati gue dan menyita malam gue buat mimpiin lo. Gue mau serius sama lo. Gue gak mau main main sama perasaan. Kalo emang lo mau tetep bertahan di samping gue, gue harap jangan pernah bertanya kapan gue nembak lo. Intinya gue sayang sama lo. Dan gue nggak mau lo terluka hanya gara gara status pacar. Gue nggak mau bikin lo terluka karena lo pacar gue. Karena gue yakin banyak orang di luar sana yang nggak suka jika hal itu terjadi." Langit mengambil nafasnya.

Langit memegang tangan El dan tatapannya masih lekat tertuju pada cewek itu. El tak percaya jika Langit akan mengatakan hal seserius ini kepadanya.

"Gue mohon tetep jadi orang yang selalu sayang sama gue." Ujar Langit Pelan namun penuh arti.

El kelu sendiri mendengar penuturan cowok di depannya. Langit benar benar menghipnotis nya. Apa ia bisa berbicara sedangkan rasa juga pergerakannya telah  terhenti akibat pernyataan Langit itu.

"Gue janji." Sahut El mantap diikuti senyumnya.

"Uhuk uhuk!! Kok gue batuk ya." Seru suara lain yang tiba tiba saja muncul.

"Sama vil, rasanya gue juga pengen muntah." Sambar yang lain.

Langit dan El yang tersadar akan kehadiran teman teman Langit, dengan cepat keduanya melepas genggaman tangan masing masing.

"Muntah aja." Sahut El keki.

"Nggak ada yang larang." Sambung Langit dingin.

"Lagian kalian ngapa sih malah pegang pegangan tangan kek gitu. Ini tempat umum woi. Udah berani lo bos buka bukaan di depan umum soal El?" Alex menyambar cepat bagai kilat.

"Salut gue. Lo gercep amat bos. Udah go publik?" Sambung Mars.

"Pj dong bos." Devile angkat bicara lagi.

"Lo mau apa?" Tanya Langit yang benar benar di luar dugaan semua orang termasuk El yang sudah melotot.

"Jadi di traktir ini?" Devile masih belum percaya dengan pertanyaan Langit.

"Iya! Lo mau bakso, soto, mie ayam, seblak, pizza, sate, atau apapun gue bakal beliin buat kalian. Kalo perlu sekedai kedainya sekalian." Ucap Langit diikuti senyumnya.

Teman teman Langit dibuat melongo dengan fenomena di depannya. Langit berkata panjang dan di ikuti senyuman? Itu adalah hal langka yang jarang sekali mereka temui. Biasanya Langit jarang sekali berbicara terlalu panjang dan ramah. Ia sering dingin tanpa ekspresi.

"Beneran lo mau traktir kita?" Mars masih belum percaya.

"Buruan sebelum gue berubah pikiran." Langit kembali berkata sambil terkekeh.

"Siap bos. Makasih. Boleh nambah kan ya?" Devile yang paling semangat.

"Iya, SEPUASNYA. Sampe tuh perut lo lo pada kenyang."

"Asekk. Baik bener dah nih bos gue." Bima bersuara.

"Sering sering gini dong bos. Jan dingin mulu kek Es batu." Devile bergurau.

Menatap mereka sesenang ini membuat El jadi senang. Rasanya El tak pernah membayangkan akan sedekat ini dengan cowok cowok kocak itu. Bohong jika El tak menyukai pemandangan di depan matanya ini.

##

"GUE BENCI SAMA LO LANG!" Seru suara cowok yang kini ada di depan Langit dengan suara tinggi.

Cowok itu sepertinya sangat murka dengan Langit. Sementara Langit masih memandangi cowok itu mencoba memberi kesempatan pada cowok itu untuk berbicara.

"GUE UDAH ANGGEP LO TEMEN TAPI APA YANG GUE DAPET? LO HANCURIN GUE TANPA LO NYENTUH GUE." Kata cowok itu lagi dengan suara keras dan penuh penekanan.

"KENAPA LO NGELAKUIN ITU LANG?"  Cowok di depan Langit masih sangat marah kepada Langit sehingga nada bicaranya tak bisa di kendali.

"KENAPA LO BUNUH IRIS?"

Langit kali ini memberi reaksi atas perkataan cowok di depannya. Perkataan cowok itu barusan berhasil membuat Langit tak paham.

"MAKSUD LO APA RAKA? GUE GAK BUNUH IRIS. DIA YANG BUNUH DIRI WAKTU ITU. BUKAN GUE YANG BUNUH DIA. LO SALAH PAHAM RAKA!" Pekik Langit.

"Lo bunuh dia Lang. Dia mati karena lo." Raka masih frustasi di depan Langit.

"Dia bunuh diri. Dan gue gak ngapa ngapain dia." Elak Langit.

Raka tertawa hambar. Lantas kembali fokus menatap Langit sengit. Langit memilih diam. Ia ingin meluruskan permasalahan yang membuat Raka membencinya.

Dulu saat Langit masih SMP kelas 9,ia berteman dekat dengan Raka. Mereka sangat dekat. Langit sangat bersyukur waktu itu bisa berteman dengan Raka. Karena ia tak punya teman saat itu karena kehilangan Love membuatnya sangat terpukul. Raka adalah satu satunya teman Langit saat itu.

Raka menyukai seorang gadis. Namun gadis itu ternyata malah menyukai Langit bukan dirinya. Gadis itu bernama Iris. Iris mencintai Langit  namun langit hanya menganggapnya teman sama halnya seperti Raka.

Namun hal buruk terjadi pada Iris. Ia memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Sebelum ia bunuh diri ia sempat berpesan pada Langit bahwa ia sangat menyayangi Raka walau ia juga mencintai Langit. Iris bunuh diri dengan alasan ia membenci kehidupannya yang benar benar kacau dan rusak.

Rasa mengira Langit lah penyebab atas kematian Iris. Karena apa? Karena Raka tau Iris mencintai Langit namun Langit tak memiliki rasa yang sama. Saking depresinya, Raka membenci Langit hingga sampai sekarang. Tapi sebenarnya Raka hanya salah paham.

"Lo tau dia suka sama lo. Kenapa nggak lo terima cintanya waktu  dia nembak lo?" Raka masih frustasi.

"Gue gak bisa Raka. Karena gue udah ada yang lain. Gue tau lo suka sama Iris makanya gue  tolak dia. Biar lo sama dia bisa ada rasa walau dalam proses yang panjang. Tapi nyatanya Iris malah milih bunuh diri. Dia bunuh diri bukan karena cinta. Dia hancur karena keluarganya. Dia bukan bucin Raka. Lo tau dia juga sayang sama lo. Dia sayang sama lo. Tapi kita harus hargai keputusan dia. Walau itu cara yang salah." Langit mendekati Raka.

Walau bagaimanapun Raka adalah temannya. Ia tak bisa menghindar dari itu walau Raka begitu benci dengannya. Langit harus apa? Selain menyadarkan cowok itu bahwa ia telah salah sangka.

"Gue nggak percaya sama lo Lang. Lo udah HANCURIN semuanya. Lalu pantaskah gue  sebut lo sebagai teman. Sampai kapanpun lo tetep musuh gue. Gue bakal bikin lo ancur. Seperti dulu lo ancurin hidup gue." Raka menyahuti dengan sengit.

"BANGSAT LO!" Pekik Raka lantas pergi.

Langit ingin sekali meninju cowok itu kalo ia diizinkan. Namun mengingat kejadian dimana Raka selalu ada untuknya dulu,menghiburnya saat ia dalam mode kehilangan Love. Raka sebenarnya tak bersalah. Ia hanya kemakan dengan kesalahpahaman ini.

Seharusnya Langit meluruskan masalah ini dari dulu agar permusuhannya dengan Raka tak sampai seperti ini. Dan tawuran yang terjadi mungkin tak akan separah ini.

##

El hanya bisa menghembuskan nafas lelahnya kasar. Berlari menghindari preman preman yang entah siapa itu membuat El kehilangan banyak tenaga. El tak habis pikir siapa sebenarnya preman preman tadi? Dan apa tujuannya mengejar dirinya? Seingat El preman preman tadi adalah preman yang sama dengan preman yang dulu menyekap mamanya. Apa motif dari hal itu?

Tiiiinnnnn!

Sebuah klakson motor tiba tiba mengagetkan El. Dilihatnya baik baik motor itu. Sepertinya ia kenal dengan motor merah dengan stiker burung elang di bagian depan. Itu motor Langit.

"Bang!" Panggil El keras keras saking senangnya.

Beberapa detik berikutnya motor tadi berhenti dan pengendaranya turun dari sana. El tak salah tebak itu memang Langit.

"El lo ngapain malam malam kelayapan? Lo ke kelab lagi?" Tanya Langit setelah ia berhasil berdiri sempurna di depan El.

El hanya menelan ludah. Kenapa Langit bisa tau dirinya pergi ke kelab?
Sejauh ini yang tau ia bekerja di kelab hanya dirinya, Allah, dan ketiga temannya selebihnya tidak. Bahkan mamanya sendiri saja tidak tau. Kenapa ini Langit malah tau?

"Eng...Enggak!" Bantah El.

"Enggak usah bohong. Lo pernah disini sebelumnya. Dan disini dekat sama kelab lo pasti habis dari sana?" Langit menginterogasi.

El gelagapan. El ingat benar saat ia di kejar Raka di daerah sini. Dan benar kata Langit disini dekat dengan kelab. Jadi ada kemungkinan El akan pergi ke kelab. Ah cowok itu kelewat pandai.

"Iya bang gue habis dari sana. Terus gue di kejar sama preman yang kemarin culik mama." Jelas El akhirnya berkata jujur.

"Ngapain tuh preman ngejar lo lagi?" Tanya Langit sedikit bingung juga.

"Gue yakin bang dia pasti ada dendam sama keluarga gue."

"Dendam?"

"Iya."

"WOYY!! JANGAN LARI LO!" Pekik sebuah suara yang menggema tak jauh dati tempat mereka berdiri.

El dan Langit sontak menoleh. Kedua netra mereka langsung disuguhi dua orang preman berlari kearah mereka. El lantas gelagapan.

"Bang itu mereka!"

"Buruan naik ke motor gue!"

Tanpa sepatah kata apapun lagi mereka lantas menuju ke arah motor Langit. Dan mereka segera  menunggang di jok motor Langit. Dan dalam waktu sekejap motor Langit telah melaju.

"Gue bakal jaga lo." Kata Langit saat motor itu melaju.

##

Hulla Hallo......

Ini part nya terlalu pendek ya?

Maaf ya reader.... Inspirasi ku sampai sini aja😔

Tapi aku janji up selanjutnya akan lebih panjang dari ini.

So thanks for reading in my story.

See you...

Salam

Yani😊

 

Continue Reading

You'll Also Like

350K 4.1K 19
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
3.6M 173K 63
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
5.8M 247K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
3.2M 263K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...