Psychopath Teacher [Huang Ren...

بواسطة caerashe

28.8K 2.5K 156

"Jangan pergi atau kamu akan menjadi korban selanjutnya." -Renjun Story by: @caerashe المزيد

Prolog
0,1 Pembimbing
0,2 Guru bk
0,3 Panggilan
0,4 Haechan?
0,5 Kencan
0,6 Hukuman
0,7 Ketakutan
0,8 Penculik
0,9 Milkku bukan Milikmu
10 Dress Merah Muda
11 Kejam
13 Disini ada saya jangan takut
14 Mencoba Kabur
15 Penyelamat
16 Nekat
17 Back to School
18 Someone like you

12 Seorang Pemburu

1K 111 5
بواسطة caerashe

Hai!! cape nunggu ya?

Udah up kok, aku baru nyadar 1 bulan sekali up. Ya maaf. Sekalian follow akun aku, tetep baca dan di bawah ada lambang bintang tinggal di teken dh jadi warna jingga.

Sekian terimakasih.

•••

"Jangan pernah bertindak sesukamu Azel, saya akan pastikan kamu akan tetap berada di sisi saya." Renjun menatapnya tajam, Azel tak mau kalah dengan tatapannya lebih tepatnya dia melotot. Azel juga bisa seseram itu, eh masih sereman Renjun sih lebih tepatnya.

Lelaki bertubuh besar dan kekar dan berpakaian hitam ya siapa lagi kalau bukan bodyguardnya Renjun, dia datang membawa kunci mobil "Mobilnya sudah siap tuan." Tegasnya, lalu memberikan kunci mobil itu kepada tuannya.

"Jaga gadis itu jangan sampai dia mencoba kabur, ataupun menyentuh benda-benda yang tidak diizinkan!" Perintah Renjun dan bodyguard itu mengangguk, paham. Azel merasa kesal, dia disini seperti di penjara. Dia sebenarnya sudah pulih dari luka-lukanya tapi Renjun tidak mengembalikannya ke keluarganya. Apa yang sebenarnya Renjun inginkan? rasa cintanya entah dari kapan sampai-sampai dia tidak ingin kehilangannya. Posesif, bukan?

Azel sangat bosan, tidak ada yang bisa ia lakukan apalagi semenjak ia ketauan membuka lemari Renjun yang isinya berkas-berkas penting jadi dia tidak bisa mencari tau siapa Renjun yang sebenarnya, kepalanya juga tidak pernah berhenti untuk berfikir sampai Azel pun merasa cemas dan takut kalau sebenarnya Renjun itu adalah guru yang menyamar sebagai penculik atau lebih tepatnya saingan bisnis kerja ayahnya.

Azel tak tau harus melakukan apa, rumah yang ditempati Renjun sangatlah luas dan tempatnya sepi. Azel sulit untuk mencari jalan keluar apalagi saat memasuki lorong yang banyak tembusannya sudah cukup di buatnya pusing.

"Membosankan." Keluh Azel dan berjalan ke arah balkon, udaranya sangat sejuk dari atas sini dia bisa melihat perkotaan yang memang padat penduduk. Tapi di tempatnya ini, adalah di atas bukit dengan hutan belantara, pantas saja halaman rumah ini cukup luas.

Azel menikmati pemandangan indah ini walaupun dia tidak ingin kembali lagi ke sini, beberapa menit kemudian tibalah seorang tanpa permisi. Tiba-tiba saja seorang masuk ke dalam kamar dan berjalan menuju balkon.

"Kak Azel!" Panggil gadis itu, alhasil membuat Azel terkejut.

"Astaga."

"Biasa aja dong ngeliatinnya, kek ngeliat setan aja."

"Ya abisnya lo gak ngetok pintu terus nyelonong masuk. Gimana gue gak kaget." Gadis itu hanya cengengesan. Azel sebenarnya gak tau namanya siapa tapi dia tau gadis ini yang dipanggil Renjun dengan sebutan "by", Azel berfikir bahwa gadis ini adalah pacarnya Renjun.

"Kenalin kak, nama gue Baby adik sepupunya kak Renjun sekaligus teman mainnya." Gadis bernama Baby itu menarik tangan Azel untuk berjabat tangan dengannya.

"Ohh, btw lo mau ngapain nyari gue?" Azel orangnya gak suka banyak bicara, langsung aja ke intinya apalagi sama orang yang baru di kenal. Dia tetap seperti itu.

"Main yuk!!" Ajak baby dan mengandeng tangan Azel, keluar dari kamar Renjun. Sebenarnya Azel menolak tapi ya gimana tangannya aja gak bisa di lepas.

Sampai akhirnya mereka sampai di halaman belakang rumah yang memang sudah di sediakan alat memanah dan pistol. Baby memang sangat menyukainya apalagi tempat ini sangat cocok untuk pemburu seperti dirinya.

Azel tampak terkejut melihat Baby memanah burung kakaktua yang terbang mengelilingi mereka berdua. Sampai akhirnya burung itu jatuh tak berdaya.

Azel melihatnya dan langsung berlari mendekati burung itu yang sudah penuh darah. "Sangat menengaskan." Baby merasa bangga karena telah berhasil membunuhnya tanpa rasa bersalah. Sangat kejam.

"Lukanya cukup parah tapi dia bisa di obati." Gumam Azel membawa burung kakaktua itu ke dalam rumah, Baby yang melihat itu memberhentikan langkah Azel sambil terkekeh pelan.

"Dia sudah mati, jadi untuk apa di obati." Baby tidak memiliki perasaan ataupun kasian sama seperti Renjun.

"Lo sebenernya manusia atau bukan sih? Gak punya rasa bersalah sama sekali." Azel yang sudah merasa kesal dengan ulah Baby dan akhirnya dia memutuskan untuk pergi tidak mau banyak bicara dengan Baby. Sedangkan Baby hanya diam, menatap kepergian Azel.

"Nona mau kemana?" Tanya pelayan dengan nada lemah lembut padahal dia sebenarnya takut bekerja di rumah besar ini.

"Nyari obat, ada gak?"

"Ada, tapi untuk apa nona?"

"Untuk burung ini, tadi Baby memanah dan terkena sayapnya." Pelayan itu sudah tau kalau Baby memang suka memburu tidak pernah ada rasa bersalah ataupun kasihan dan dia bilang itu adalah hal yang menyenangkan dibandingkan membunuh sesama manusia.

"Baiklah, saya ambilkan dulu. Nona bisa duduk di ruang perapian."

Azel mengangguk dan pergi ke ruang perapian dimana ruangan itu sangat hangat.

"Ini nona obatnya." Azel menerimanya dan mengoleskannya di bagian sayap burung kakaktua itu.

Pelayan itu sempat memperhatikan Azel, dia memang sudah lama berkerja di rumah besar ini dan dia tau siapa Renjun apalagi melihat gadis bernama Azel ini.

Flashback

2 tahun yang lalu...

Gadis berpakaian dress berwarna biru muda sedang duduk di ayunan sembari melihat-lihat bunga mawar yang memang sangat indah dimatanya.

"Azelia!!" Suara lelaki itu membuat Azel menoleh dan berlari ke arahnya, merasa senang dengan kedatangannya. Lelaki itu memeluk Azel erat tak lupa dia memberikan sapu tangan dan membekap di hidung, sampai akhirnya Azel kehilangan nafas dan saat itu juga lelaki itu membawanya masuk ke dalam mobil.

"Maaf, saya melakukan ini untuk menyelamatkanmu." Lelaki itu mengelus rambut Azel, mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi sampai akhirnya mereka berdua tiba di rumah besar yang sangat megah bernuansa Eropa di atas bukit yang memang di Kelinigi hutan belantara, siapa sih yang mau tinggal di tempat sepi seperti ini tapi bagi lelaki ini beda. Dia sangat suka kesunyian.

Azel bangun, memegang kepalanya yang sakit. Melihat ruangan ini sangat asing baginya, Dia tidak tau siapa yang membawanya. "Dimana Renjun?aku bersama dengannya apa dia juga sama sepertiku?" Gumam Azel, tanpa berpikir panjang Azel melangkah ke arah pintu dan membukanya pelan dan Azel melihat lelaki berjas navy datang membawa makanan favorit Azel, siapa lagi kalau bukan Renjun. "Aku tidak salah melihat kan?" Gumam Azel dan menutup pintu. Lalu berpura-pura tertidur. "Aku ingat, Renjun yang membawaku ke sini karena dia yang terakhir yang aku temui. Tapi untuk apa?" Batin Azel.

"Saya pikir dia sudah bangun, ternyata bius itu masih melekat ditubuhmu dan saya tidak akan pernah mengembalikanmu ke keluargamu." Renjun pun keluar dari kamar, Azel merasa kesal, dia pikir Renjun baik tapi ternyata dia adalah lelaki jahat.

"I don't like you, because I hate you." Azel tak akan pernah memaafkan Renjun ataupun mencintainya itu adalah hal terburuk bagi dirinya.

Azel melarikan diri dari rumah megah itu, dia tidak tau jalan tapi dia menemukan jalan menuju hutan. Azel berlari sekuat tenaga sampai akhirnya dia kelelahan tapi di hutan ini dia mencium bau amis ya itu adalah darah manusia.

"Jangan lari atau kamu yang menjadi korban selanjutnya."

Azel bergidik ngeri, dia tau siapa pemilik suara ini. Azel melihat dengan matanya sendiri kalau Renjun membunuh lelaki paruh baya itu dengan pisau lipatnya. Azel menganga melihat Renjun sekejam itu, dia berlari secepat mungkin agar Renjun tidak mengejarnya tapi Renjun sadar siapa yang baru saja berlari. Apa yang sudah jadi miliknya tidak boleh di ambil. Renjun mengejarnya, dia tau Azel cepat lelah maka dari itu dia harus tetap menjaganya.

Beberapa menit kemudian

Azel melihat pohon-pohon menjulang tinggi entah mengapa kepalanya terasa berat, penglihatannya buram. Sungguh perangkap yang kejam, walaupun di lawan perangkap itu akan tetap kokoh. Itulah Mr. Huang.

•••

Ini yang jadi Baby Grenza


واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

91.8K 11.7K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
135K 13.4K 25
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...
128K 13.3K 24
Lima tahun lalu, Wonwoo memutuskan sebuah keputusan paling penting sepanjang hidupnya. Dia ingin punya anak tanpa menikah. Lima tahun kemudian, Wonw...
85.4K 8.6K 36
FIKSI