AFIKA [TAHAP REVISI ]

By AraaJauu

101K 5.3K 570

Cantik, pemberani, labil dan memiliki anger issues. Seperti itulah Afika di mata orang-orang. Suara hentaman... More

01. This Is Cegil
03. Rasa Kesal
04. Pria Anonim
05. "Dasar Orang Gila!"
06. Tidak Ingin Pulang Bersama
07. Pertemuan Mereka
08. Mendatangi Langsung
09. Terasa Sangat Menenangkan
10. Akan Ada Murid Baru?
11. Bertemunya Kayla dan Afika
12. Suara Motor yang Mengaung
13. Sebutan Kotor
14. Murid Pindahan
15. Kasus Penculikan
16. Balas Dendam
17. Opname
18. Menurunkan Gengsi
19. Datang Untuk Keributan
20. Hampir Tumbang

02. Hal yang Lumrah Terjadi

4.2K 446 79
By AraaJauu

🎧🎧🎧

"Sumpah!! Percuma banget gue manjat-manjat tembok buat bolos, tapi tetep dihukum juga. Argh! Gue capek, mau pingsan aja lah!"

Afika terus bergumam, kedua temannya yang berdiri disamping kanannya hanya mendengus dingin lalu menggeleng kecil.

Sudah kesekian kalinya ia mendapatkan hukuman berdiri ditengah lapangan di temani oleh teriknya panas matahari siang. Namun kali ini berbeda, malah lebih sadis. Waktu masih menunjukkan pukul 09.23, sementara ketiga murid itu diperintah untuk tetap berdiri ditempat sampai waktu pulang tiba.

Tak lama kemudian, bel istirahat pun berbunyi. Sial saja, semua siswa dan siswi dari arah kanan dan kirinya sontak memperhatikan kearah mereka dengan tatapan yang wajar.

Mereka menganggap hal itu sudah lumrah terjadi bagi Afika sekawan.

Andre, Annisa dan Alan mulai melangkah menghampiri, mereka membawakan sekantung cemilan serta minuman diam-diam karena takut ketahuan.

"Semua gara-gara lo! Coba aja lo nggak pake mikir buat manjat tembok tadi, gue gak bakalan dijemur kayak gini!" sungut Afika pada Annisa.

Namun yang di omeli hanya menyeringai kecil dengan wajah polosnya.

Ketiga murid yang tengah dihukum itu diam-diam meminum sebotol air putih lalu melahap sedikit roti yang sudah di belikan, hingga tak lama kemudian, kehadiran Afkar disana sontak membuat mereka kaget bukan main, terkecuali Afika.

Bergegas Andre, Annisa dan Alan melangkah pergi dari tempat itu sambil dorong-mendorong.

"Enak makannya?" tanya Afkar sembari melipat kedua tangannya didepan dada, menatap gadis berdarah Arab tersebut.

Azmi dan Alby hanya bisa menunduk diam. "Iya, kenyang banget gue!" jawab Afika dengan wajah jutek nya membalas pria itu.

Mata Afkar tertuju pada Afika lalu berputar malas. "Gue dikasih pesen sama Pak Zahir, nanti kalau udah sampai jam pulang, lo temuin beliau di ruang Kepsek."

"Ngapain lagi?"

"Lo nggak ngumpul tugas," balas Afkar.

"Please... Gue pengen mukul orang sekarang juga..!!!" geram Afika dengan tangan yang mengepal.

Atensi Afkar lalu beralih menatap Alby dan Azmi, kemudian berkata, "lo berdua juga sama, kemaren bukannya ikut sholat zuhur berjama'ah malah kabur."

"Saya haid, Kak." Timpal Azmi dengan nada halusnya.

Bugg!

Spontan kepalanya langsung dipukul oleh Alby tanpa aba-aba. Afkar hanya mendengus kecil sambil menggeleng pelan, ia pun langsung saja beranjak pergi meninggalkan tiga remaja tersebut sembari mencelukkan kedua tangan kedalam saku.

Brakk!!

"Argh!!! Gue capek banget, sialan.. Kita udah dihukum berdiri disini delapan jam, habis itu disuruh ke ruang Kepsek lagi buat ngelanjutin hukuman selanjutnya gitu? Ogah!"

"Sama, anjir. Gue udah jompo tambah jompo kalau begini mah.." Azmi pun turut mengeluh, hanya Alby lah yang diam menerima keadaan.

***

16.30

Bel pulang berbunyi, menandakan bahwa jam pulang telah tiba. Ah, rasanya lega sekali. Afika langsung saja merebahkan tubuhnya sambil mengerang kecil, "aarrgh ya Allah, akhirnya..!!"

Kedua temannya pun turut duduk sambil melepaskan peci yang penuh keringat itu. Alby mengipas-ngipaskan benda tersebut ke wajah sembari bertanya, "kita di suruh ke ruang Kepsek lagi kan?"

Azmi mengangguk. Namun Afika malah menoleh kearah temannya itu lalu berkata, "gue mau langsung pulang aja, lo berdua jangan cepu ya. Misalkan ditanya, jawab aja gak tau, gitu."

"Yeh.. Gak mau gue, lo harus ikut kita." Bantah Azmi.

Gadis itu berdecak kesal, "nggak!!"

"Gak bisa gitu lah, Fik. Harus adil dong. Katanya setia kawan?" sanggah Alby tak terima.

"Gue gak mau! Emangnya kenapa, sih? Sepi ya kalo gue nggak ada?"

Azmi menatapnya nyinyir, "dih, najis!" pungkas pria itu.

Plakk!!

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi kanan Azmi dengan kuat.

"Sialan...!!" umpat Azmi spontan sembari mengelus pipinya yang sakit.

Prakk.. Prakk.. Prakk..!!

"Afika, Alby, Azmi! Ayo ke ruangan Bapak sekarang!!"

Ketiga sekawan itu lantas menoleh kearah Zahir selaku Kepala sekolah mereka yang tengah bertepuk tangan dan memanggil nama mereka beberapa kali dari depan ruangannya.

Afika mendengus sebal, ia mulai mengambil ponselnya yang berada disaku rok lalu mendapati sebuah pesan dari Annisa yang ternyata gadis itu berbaik hati telah membawakan tas nya lebih dulu ke mobil Alan, karena mereka selalu pulang bersama-sama.

Gadis itu kembali menutup gawainya, memperhatikan Zahir yang ternyata sudah masuk kedalam ruangan menunggu ia dan kedua temannya datang.

"Langsung cabut aja, yuk," ajak Afika.

"Loh, tapi Pak Zahir udah nungguin kita," balas Azmi.

Alby menggaruk-garuk kepalanya sambil berkata, "Sebenernya gue juga udah capek, pengen istirahat. Jadi sebaiknya kita ngikutin apa kata Fika aja deh."

"Tapi kalo besok kena hukuman lagi gimana?"

"Tinggal ngehindar aja apa susahnya, sih?" tanya Afika dengan wajah yang enteng.

Gadis itupun memperhatikan situasi di sekelilingnya terlebih dahulu. Hingga diperkirakan sudah aman, barulah mereka berlari cepat sambil terpincang-pincang.

Suasana sekolah itu sudah sepi, para anggota OSIS serta MPK tengah mengadakan rapat termasuk Afkar, sementara para Guru masih sibuk di kantor.

Hingga ketika ia sudah sampai didepan gerbang, Afika dan kedua pria itu mendapati tiga temannya yang tengah duduk didalam mobil menunggu kedatangan mereka.

Bergegas ketiganya berdesakan masuk ke dalam mobil berwarna merah tersebut dan meminta Alan untuk segera mengemudikan mobil itu dengan cepat.

"Langsung pulang, nih?" tanya Alan seketika.

"Anterin gue pulang dulu, ntar Bokap nyariin." Sosor Afika.

Alan mengangguk paham dan kembali menancapkan gas nya cepat.

Drrt.. Drrt.. Drrt.. Drrt..

Seketika ponselnya bergetar, langsung saja Afika meraih ponsel yang ada didalam tas nya. Melihat sebuah panggilan telepon dari seseorang yang berhasil membuat nyalinya menciut. Rasyid, Ayahnya.

Matanya terbelalak kaget dan langsung meminta teman-teman pria nya untuk diam.

"Tuh kan bener.. Diem lo semua ya!" titahnya.

Tuut..

"Assalamu'alaikum, Aba?"

"Wa'alaikumussalam warahmatullah.. Kamu dimana, Nak? Tadi niat nya Aba mau jemput kamu sekalian pulang kerja, tapi katanya kamu udah pulang."

"O-oh? Maaf ya, Aba. Fika pulang sama Nisa, gak papa kan?"

"Hm.. Ya sudah, jangan kesorean ya sayang, hati-hati loh."

"Siap, Aba hati-hati juga ya.. Assalamu'alaikum," ucap Afika yang langsung saja menutup telepon itu.

Tuut..

"Huh.. Ya Allah."

Keempat pria itu menghembuskan napas lega lalu tertawa lepas, "Ahaha! Coba aja kalo Bokap lo tau, Fik. Tentang lo di hukum lagi hari ini," tutur Andre ditengah tawanya.

"Pasti ketahuan. Mulut Afkar kan kek cewek." Balasnya singkat sambil memainkan gawai.

🎧🎧🎧

Jangan lupa buat ninggalin jejak kalian dan krisarnya ya.

Follow instagram✨
[@yosh.raa]
[@araajauu]
[@mdnzhrafika]
[@afkr.azam]

Continue Reading

You'll Also Like

47K 1.8K 53
SELESAI [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Pertemuan yang tidak disengaja. Satu hal yang tidak pernah disangka cerita dua manusia yang tak biasa, berawal dari...
547K 23.8K 73
Series # 2 MauNinda Series #2 *** Aku adalah Tasya sih cantik dengan segudang prestasi. Tapi aku bukan Tasya jika kamu mengganggu ketenanganku terleb...
130K 6.1K 58
Stevina Franika Seorang gadis berusia 16 Tahun yang sedang Menganyam pendidikan Di Bangku kelas XI,Dia Anak bungsu yang merupakan Gadis Pendiam,Tidak...
2.2K 278 57
cerita ini dilindungi undang undang follow dulu sebelum membaca :) ... Rafka aprilio Seorang ketua OSIS yang dingin dan tak tersentuh. Sosok yang te...