☯𝗪𝗵𝘆 𝗠𝗲? ❙ 𝗠𝗔𝗦𝗛𝗜𝗞�...

By Dalvareo2680

31.8K 4.1K 1.3K

"Bolehkah aku menyukainya?" "Terlihat dingin, namun dia baik" "Apakah aku akan menyukainya?" Pertanyaan demi... More

Prolog
O1
O2
O3
O4
O5
O6
O7
O8
O9
1O
11
12
13
Kenalan dulu yuk:v
14
15
16
17
18
19
2O
21
22
23
Duh:(
24
25
26
Kenalan dulu yuk:v Part.2
27
28
29
3O
31
32
34
35
36
37
38
39
4O
Epilog
Bon chapter

33

340 52 30
By Dalvareo2680

Hai!
.
.
.
.


Semua orang terkejut dengan adanya bunyi dari pistol tersebut. Mereka langsung memandangi Hyunsuk dan Junkyu.

Seketika pandangan dari Hyunsuk mulai gelap semua. Dia pun terjatuh pingsan.

"Dok gimana keadaan kak Hyunsuk dok? Dia baik-baik aja kan dok?" Kata Mashiho khawatir. Dokter Reo menghela nafasnya pelan, lalu mulai menjelaskan masalah yang terjadi pada Hyunsuk.

"Bayi yang dikandung oleh Hyunsuk belum tumbuh sempurna, mungkin karena Hyunsuk terlalu banyak berpikir dan jarang mengecek kesehatan kandungnya ke Klinik. Untunglah kalian membawanya cepat. Karena bisa saja sang calon bayi akan mengalami yang namanya cacat." Kata dokter Reo sambil berusaha menguatkan mereka semua.

"Tapi dok. Dede bayinya aman kan? Baik-baik aja kan dok? Please dok katakan baik-baik aja. Nanti Saya kasih Brownies cokelat satu." Kata Junkyu yang berhasil mendapatkan pukulan dari Mashiho.

"Gak usah ngadi-ngadi!. Lagi serius juga malah ngelawak." Kata Mashiho kesal. Junkyu hanya menyengir melihat Mashiho.

"Calon bayi syukurlah baik-baik saja. Lain kali, Hyunsuk jangan terlalu banyak pikiran apalagi hingga stres. Itu sangat mengganggu pertumbuhan bayinya. Dan siapa suaminya, saya ingin berbicara dengannya sebentar." Kata dokter Reo pada mereka.

Mashiho, dan Junkyu hanya bisa menggelengkan kepala mereka. Pasalnya saat Kejadian tadi Jihoon hanya mengantarkan mereka hingga kesini, tak ada niatan untuk menemani Hyunsuk. Bi Ijah harus menjaga rumah karena ada tamu yang datang. Ke rumah mereka.

"Apakah Hyunsuk bertunas?." Kata Dokter Reo ngawur. Membuat Mashiho dan Junkyu hanya bisa tercengang.

"Kenapa semua yang namanya Reo rada bego sih." Batin Junkyu menggerutu.

"Mustahil dok. Itu Jihoon lagi keluar sebentar katanya mau beli sesuatu untuk Kak Hyunsuk. Gak tau lah." Ucap Mashiho kesal sendiri karena Jihoon sangat tidak bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan.

Dokter Reo baru ingat, kalau Hyunsuk ini hamil diluar nikah. Jadi dia memaklumi kalau calon ayah akan lari dan meninggalkan Hyunsuk seperti ini. Miris sekali pikir dokter Reo.

"Baiklah, nanti saya akan kasih resep obatnya, dan ingat jangan biarkan Hyunsuk memikirkan hal yang rumit seperti lebih duluan ayam atau telurnya. Baiklah saya permisi dulu." Kata dokter Reo lalu meninggalkan Mashiho dan Junkyu.

"Kyu. Kasian aku liat kak Hyunsuk hiks. Jahat banget dunia sama dia." Kata Mashiho yang tak kuasa menahan air matanya.

Junkyu paham betul apa yang dirasakan oleh Mashiho. Dia langsung memeluk tubuh Mashiho erat.

"Jihoon kenapa jahat banget sama kak Hyunsuk hiks. Untung Kyu Cepet lempar pistol itu dari tangan kak Hyunsuk tadi hiks." Kata Mashiho sambil mengingat-ingat kejadian tadi sore.

DORRR!!!

"KAK HYUNSUK."

Mashiho, Bi Ijah, Jihoon, bahkan Hyunsuk sendiri terkejut melihat gerakan Junkyu yang tak terduga itu.

Ia merampas pistol yang hampir tertekan pelatuknya oleh Hyunsuk tersebut. Lalu mengarahkannya ke arah jendela hingga akhirnya pecah jendela itu..

Hyunsuk yang sangat tertekan dengan keadaan tak bisa, pengelihatannya pun mulai menggelap hingga akhirnya ia terjatuh pingsan.

Junkyu dan Mashiho, serta Bi Ijah langsung menghampiri Hyunsuk untuk menyadarkannya. Jihoon? Hanya bisa diam mematung.

"Hoon! LO HARUS BAWA KAJ HYUNSUK KE RUMAH SAKIT!." Kata Junkyu yang menaikkan nada bicaranya. Namun Jihoon seakan-akan gengsi untuk membawa Hyunsuk.

"Jihoon TOLOL! BURUAN NJING! INI ANAK LO NANTI BISA KENAPA-NAPA!." Kata Junkyu sekali lagi. Mashiho dan Bi Ijah hanya bisa mencoba menyadarkan Hyunsuk.

Tapi lagi-lagi Jihoon seperti tidak mau membawa Hyunsuk ke Rumah sakit. Hingga percobaan terakhir yang dilakukan oleh Mashiho sendiri.

"Bawa kak Hyunsuk ke Rumah sakit sekarang hiks. Lu gak kasian apa liat dia sengsara gini hiks? Jangan mau enaknya aja dong." Kata Mashiho sambil terisak ia tak kuasa lagi menahan air matanya itu.

Jihoon pun menurut dengan perkataan Mashiho tadi. Dia pun membawa Hyunsuk untuk masuk ke mobilnya dengan menggendong Hyunsuk. Tapi entah karena Hyunsuk yang terlalu berat atau Jihoon yang tidak berniat, Gendongan itu hampir saja jatuh, padahal jarak dari ruang tamu ke mobil Jihoon tidak jauh sama sekali.

Itu yang membuat Mashiho semakin kesal kalau Jihoon ini sebenarnya orang yang tidak bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat.

"Den, Bibi gak bisa ikut ya. Soalnya ada tamu datang." Kata Bi Ijah pada Mashiho. Sebenarnya Mashiho agak ragu untuk pergi sendiri. Namun karena ada Junkyu disampingnya ia jadi percaya diri.

Mereka pun langsung menuju ke rumah sakit. Dalam hati Mashiho, dia sudah memaki-maki Jihoon. Karena Jihoon menyetir lambat sekali. Hingga akhirnya Junkyu yang mengambil alih kemudi tersebut.

"Junkyu, lu yang bawa kak Hyunsuk buat ketemu dokter sekarang." Kata Jihoon yang membuat Mashiho dan Junkyu mengerutkan keningnya bingung.

"Woi, yang jadi calon ayah disini kan lu babi. Napa jadi gw yang disuruh kan lu yang genjot." Kata Junkyu tak terima. Namun Jihoon tetap tak mendengarkan Junkyu, dia tetap menyuruh Junkyu agar membawa Hyunsuk kedalan rumah sakit.

"Ya udah. Biar Kyu aja yang bawa! Ayok kyu." Kata Mashiho lalu turun dari mobil Jihoon tersebut. Junkyu hanya menuruti kata-kata Mashiho. Dia tak memperdulikan Jihoon lagi.

"Gimana den? Hyunsuk baik-baik aja kan?." Kata Bi Ijah yang baru saja datang ke rumah sakit.

Mashiho tak menjawab dia hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia tak ingin menjelaskan panjang lebar tentang masalah dari Hyunsuk sekarang.

"Baguslah, Kita udah bisa masuk?." Tanya Bi Ijah sekali lagi pada Mashiho dan Junkyu.

"Sudah bisa. Kalian bisa masuk untuk menjenguk Hyunsuk. Namun jangan terlalu berisik. Mungkin Hyunsuk perlu ketenangan sekarang." Kata dokter Reo yang tiba-tiba muncul entah darimana.

"Kayak Jin, muncul tiba-tiba." Batin Junkyu sambil sedikit menatap dokter Reo.

Mereka pun masuk kedalam kamar rawat Hyunsuk. Di sana Hyunsuk sudah tersadar namun masih melamun.

"Hyunsuk, kamu udah baikan?." Tanya dokter Reo pada Hyunsuk. Yang ditanya hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia lalu memandangi satu persatu orang yang menjenguknya. Namun tak ada Jihoon. Hyunsuk hanya bisa memendam rasa sakitnya itu.

"Baiklah, ini resep obatnya. Jangan biarkan terlalu banyak berpikir, apalagi stres, jangan terlalu banyak menangis, apalagi sampai percobaan bunuh diri, itu sangat Berbahaya. Kasian calon bayinya. Takut akan mengalami hal yang namanya kecacatan." Kata Dokter Reo sambil memberikan obat pada Bi Ijah.

"Baiklah saya permisi dulu. Jika ada keperluan lain panggil saja saya oke." Kata dokter Reo lalu meninggalkan mereka.

"Kak, kakak baik-baik aja kan?." Kata Mashiho yang duduk di samping tempat tidur Hyunsuk.

"Kakak baik-baik aja kok. Cio tenang aja ya." Kata Hyunsuk sambil tersenyum kearah Mashiho. Mashiho tau, itu bukanlah senyum bahagia. Melainkan senyum kesedihan. Mashiho tau betul jika Hyunsuk sedang membutuhkan Jihoon sekarang namun Jihoon malah tak ada disampingnya. Sopan kah begitu?.

"Suk, lain kali jangan lakuin hal itu lagi ya. Gimana kalo tadi setan lewat terus itu pelurunya kena kepala kamu? Kan bisa bahaya." Kata bi Ijah khawatir.

"Iya kok bi. Hyunsuk tau. Cuman tadi kebawa emosi aja." Kata Hyunsuk mengingat kejadian tadi sore.

"Oh ya kak. Lain kali jangan terus-terusan mikirin hal kayak gitu ya. Kasian Dede bayinya." Kata Mashiho sambil sedikit mengelus perut Hyunsuk.

Hyunsuk hanya mengangguk sebagai jawaban. Yang dia harapkan sebenarnya adalah Jihoon yang disampingnya, namun pria itu entah kemana.

"Kyu, kita cari Jihoon laknat itu dulu yuk, Cio mau baku hantam sama dia." Kata Mashiho geram. Junkyu yang mendengar itu sedikit terkejut ketika mendengar kata *Baku Hantam*

"K-kamu serius mau baku hantam sama dia?." Tanya Junkyu sekali lagi. Jujur dia tak percaya kalau Mashiho bisa berkelahi.

"Iya lah. Kyu pikir cio gak bisa berantem? Cio pernah tuh berantem sama anak ayam. Ya walaupun Cio kabur sih gara-gara induknya ngejer. Tapi anak ayamnya jadi sekarat Cio bikin hahaha." Kata Mashiho dengan pedenya.

Junkyu yang mengetahui itu hanya bisa terkekeh membayangkan Mashiho lari dikejar-kejar oleh induk ayam.

"Kalian ini malah ngelawak. Kasian Hyunsuk dia butuh ketenangan." Kata bi Ijah menyuruh Mashiho dan Junkyu untuk diam.

"Bi, kak Hyunsuk, Kami keluar dulu ya. Mau nyari Anak panda." Kata Mashiho sambil memeluk lengan Junkyu.

"Anak panda? Buat apa, kamu sama aja ngawur-nya kayak dokter Reo." Kata bi Ijah heran.

"Ih beda dong Bi. Dokter Reo itu jelek. Hitam. Pendek. Kalo Cio mah kebalikannya, oh ya kami mau nyari Jihoon sekalian mau beli makan juga buat kak Hyunsuk hehehe, kami pergi dulu ya Bi." Kata Mashiho lalu mengajak Junkyu. Junkyu hanya menurut. Membuat Bi Ijah dan Hyunsuk sedikit ternganga heran.

"Adek, kamu itu random banget orangnya." Kata Bi ijah pada Hyunsuk.

Hyunsuk hanya terkekeh kecil, ia sebenarnya ingin bersandar pada Jihoon. Namun apa boleh buat, sepertinya Jihoon sudah tak menganggapnya sebagai pacarnya lagi.

"Kyu, udah malem gini kita beli makan dulu aja yuk. Cio laper pengen yang panjang-panjang gitu." Kata Mashiho ngasal. Junkyu menjadi ambigu dengan apa yang Mashiho ucapkan.

Mereka memesan Drive Car karena mereka tidak membawa mobil sehabis dari rumah sakit.

"Panjang-panjang? Emangnya apaan?" Tanya Junkyu berusaha untuk berpikir positif.

"Mau yang panjang, terus kenyel ada dagingnya, dan basah-basah gitu." Ucap Mashiho asal lagi. Dia tidak menatap Junkyu. Dia hanya melihat pemandangan kota saat malam. Sungguh hangat dihatinya.

"Cio, emang ada makanan kayak kamu bilang gitu?." Tanya Junkyu sekali lagi.

Mashiho pun mencoba menjelaskan apa yang ia maksud sedari tadi.

"Gini lho Kyu. Cio mau Mie Bakso Plus daging sapi. Masa itu aja gak tau sih, kan Mie panjang, terus Bakso itu kenyel-kenyel. Dan yang basah itu kuahnya." Kata Mashiho, kini ia menghadap kearah Junkyu.

"Oh, Mie Bakso. Bilang dong dari tadi Cio, jangan bikin Kyu ambigu dong dari tadi." Kata Junkyu sambil mencubit pipi Mashiho.

"Dasar mesum." Kata Mashiho sebal. Junkyu hanya tertawa gemas melihat tingkah Mashiho.

"Dek. Ini udah sampai." Kata Supir Drive Car tersebut pada Mashiho dan Junkyu.

"Berapa pak?" Tanya Mashiho pada sang supir.

"Lima puluh ribu aja dek. Soalnya saya lagi menang Give Away Skin Mobail Lejen tadi, makanya saya murahin hehehe." Kata sang Supir itu sambil menunjukkan ekspresi bahagianya.

Baru saja Mashiho ingin membuka dompetnya. Namun sudah didahului oleh Junkyu.

"Biar saya aja yang bayar ya pak. Ini Lima puluh ribunya." Kata Junkyu sambil memberikan uang berwarna biru tersebut pada pak supir.

Mashiho kaget sekaligus tak menyangka, sebenarnya Junkyu menjual gitarnya itu senilai empat puluh juta atau empat miliyar. Namun tak apa, setidaknya Mashiho bisa berhemat sekarang.

"Kyu, Makasih ya udah bayarin. Sebenarnya cio, takut jadi beban Kyu." Kata Mashiho sambil mem-pout kan bibirnya. Hal itu membuat Junkyu menjadi gemas melihat tingkah Mashiho.

"Gak bakalan kok. mana ada suami berpikir kalau istrinya itu beban." Kata Junkyu lalu mencubit pipi Mashiho.

"Apa sih." Kata Mashiho ia mengalihkan pengelihatannya agar tak menatap Junkyu. Pipinya sedang Blushing sekarang.

"Eh Kyu, jadi ini tempat biasanya Jihoon nongkrong? Kok serem gini ya?" Kata Mashiho sambil memeluk lengan Junkyu. Junkyu sendiri pun juga tak yakin apakah ini benar-benar tempat tongkrongan Jihoon atau bukan.

Pasalnya tempat itu tak ada cahaya sama sekali. Kecuali lampu jalan. Itu pun berada lumayan jauh dari tempat aneh tersebut.

Tempat itu sedikit lembap. Mashiho takut jika keadaan gelap seperti itu akan tak sengaja menginjak ular atau bahkan hal yang lain.

"Kyu, Cio takut. Ini kamu dapet info dari mana sih." Kata Mashiho semakin takut karena terdengar suara tangisan dari dalam tempat tersebut.

"Dari Jaemin sih. Tapi emang Jaemin itu orangnya tau tempat kemana Jihoon biasanya pergi. Dan kata Jaemin sih disini. Bahkan pas aku tanya Yujin aja, dia gak tau sama sekali tentang tempat ini." Kata Junkyu sambil meneguk Saliva nya. Jujur dia juga gugup sekarang.

"Emangnya Si Jaemin-jaemin kampret itu, nyuruh Dateng siang apa malem?." Kata Mashiho sambil menutup matanya. Bulu kuduknya berdiri sekarang.

"Katanya sih siang, biar gak gelep hehehe." Kata Junkyu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ah Kyu bego!" Kata Mashiho protes. Dia mencubit lengan Junkyu, membuat sang pemilik lengan meringis.

"Udah deh, kita pulang aja! Serem disini. Besok aja kita cari." Kata Mashiho yang langsung di-angguki oleh Junkyu.

Saat mereka berbalik tubuh, mereka berdua sontak terkejut karena ada seseorang tepat dihadapan mereka tengah menatap mereka tajam.

TBC
YAH:")

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN
TYPO ADALAH HAL YANG MANUSIAWI SEMUA ORANG BISA MENGALAMINYA.

Maaf ya Readersnim Momen Mashikyu disini kurang Huhu, dan maaf juga jika uwu-uwuannya Cringe abis, serta mohon maaf jika tidak ngefeel 😭🤧🤟🏻.

Sebenarnya pas pertama kali ngetik adegan di tempat horornya itu Reo bener-bener ketakutan sendiri serius, padahal itu ketikan Reo sendiri juga😭🤧🤟🏻.

Disini Reo mau ngasih Ombak dulu untuk Mashikyu gak papa kali lah ya. Udah lama juga gak ombak awoawoakwok 😃🤟🏻.

Setelah Reo pikir-pikir lagi. Kalo dibikin spasi buat bedain momen itu agak melelahkan. Makanya Reo bikin pembatasnya aja. Napa gak kepikiran dari dulu sih pekok Reo😭.

Note:)
-Tau gak sih, Reo disini nistain diri sendiri hiks👁️👄👁️.
-2000+ Words
-Ini book kapan tamatnya sih😭?

See you!

Continue Reading

You'll Also Like

56.8K 8.4K 28
Sequel "Dann Piggy" Gimana jadinya kalau Danny kembali? Atau mungkin dia bukan Danny? "Danny... maaf. Jangan pergi lagi." "Minggir! Gue bukan Danny!"...
35.4K 4.5K 9
Keseruan rumah tangga Jaehyuk dan Asahi dengan dua buah hati dibalik pintu rumah nomor 67. Ada cerita apa aja?? Home Number 67 ABO Verse Jaesahi Alph...
5.1K 329 11
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. bijaklah dalam memilih cerita jangan salah lapak. Park Jeongwoo, pria yang di kenal memiliki sifat dingin dan tegas...
2.3M 35.2K 48
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...