Kalau Masih Cinta, Bilang (Se...

By Ida-Toetin

2M 119K 2.5K

Saira pernah mencintai Gara dan mereka sempat menjalin hubungan selama kurang lebih satu semester. Lama berpa... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Tersedia di Playbook dan Karyakarsa

Bab 7

77.6K 6.8K 132
By Ida-Toetin

Gara mengaduh kesakitan sambil mengangkat-angkat satu kakinya yang menjadi korban injakan sepatu lima inci Saira. Mana tajam pula lagi itu ujung sepatunya. Sedangkan Saira sudah buru-buru kabur dari hadapan Gara, tak peduli sesakit apa injakan yang dirasakan laki-laki itu.

"Awas kamu ya, aku balas nanti."

Umpatan Gara malah dibalas dengan muka bodo amatnya Saira. Lalu setelahnya, Saira pergi melaju dengan motornya.

Gara berjalan sedikit tertatih menuju tempat parkir mobilnya. Seketika ia kaget melihat Nadia sudah bersandar di mobilnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ngagetin. Kirain kunti." Gara sambil mengelus-elus dadanya. "Ngapain di sini?"

"Pulang bareng."

"Calon suami lu mana? Tadi kan perginya bareng, kenapa pulangnya jadi beda?"

"Ada urusan dia. Entah deh, dia sok sibuk banget jadi orang."

"Kacian."

Nadia spontan menepuk pundak Gara karena diejekin, tapi cowok itu malah terkekeh.

"Gue bilang juga apa. Mending nikah sama gue, yang selalu ada buat lo."

"Dih, najis. Nikah sama yang gagal move on, bisa-bisa diselingkuhin ntar," ujar Nadia. Kemudian dia seakan teringat sesuatu. "Ngomong-ngomong, kapan lo pernah ketemu lagi sama Saira?"

"Oh itu… Saira jadi guru privatenya Gemi. Makanya dia sering ke rumah buat ngajar. Eh, malah nggak sengaja ketemu sama gue."

"Udah lama?"

"Hampir tiga minggu."

Nadia manggut-manggut. Mereka terdiam sejenak. Gara sibuk menyetir, sedangkan Nadia lagi mikir. "Saira kenapa ya, kek aneh gitu. Kayak ngehindar terus dari kita. Lo liat kan tadi, yang antusias pas ketemu itu cuma gue. Dia malah biasa aja. Sombong bener."

Gara hanya mengangkat bahunya. Ia juga merasakan kalau Saira benar-benar berubah. Sewaktu SMA dulu, Saira dan Nadia itu dekat sekali. Apalagi mereka duduk sebangku selama dua tahun. Bahkan lewat Nadia pula, Gara bisa jadian sama Saira.

Namun, setelah Gara dan Saira putus, cewek itu malah menjauh dengan alasan pengen fokus sama UN dan ujian masuk ke PTN. Bukan hanya komunikasi Saira dan Gara yang menjadi jarang, bahkan cewek itu pun seakan membatasi pertemanannya dengan Nadia. Hingga sampai Saira pergi ke Medan lantaran lulus di salah satu PTN di sana, mereka betul-betul putus kontak.

***
Gara menggoyang-goyangkan kakinya, lantaran sudah tidak sabaran untuk segera pulang. Bel pulang sudah berbunyi dua menit yang lalu, tapi guru biologi di depan kelas masih asik berceloteh. Nanggung, katanya.

Begitu guru itu betul-betul menyelesaikan pelajaran. Gara langsung berlari keluar kelas dan menuju ke lapangan belakang sekolah. Matanya mencari-cari tiap sudut, ia langsung tersenyum begitu melihat Saira duduk di bawah pohon ceri.

"Ra, udah lama?" tanya Gara begitu ia sampai di depan cewek itu. Ia ikut duduk di samping Saira. Tempat duduk itu terbuat dari marmer, sehingga Gara yang tadi agak kepanasan setelah berlari, seketika merasa adem. Ditambah lagi pohon ceri yang membuat mereka terlindungi dari sinar matahari yang pekat.

Ngomong-ngomong, tumben nih Saira ngajak ketemuan. Biasanya Gara yang ngajakin. Makanya Gara sangat antusias ketika tadi Saira meng-SMS untuk ketemuan di sini. Bagus, ada kemajuan.

"Ga, aku mau kita putus."

Hah? Gimana? gimana? Gara nggak salah dengar?

"Maksudnya?"

"Putus. Nggak usah pacaran lagi."

"Kenapa?" Gara seketika loading bentar. Karena kalau dilihat-lihat hubungan mereja lancar aja. Kok tiba-tiba gini.

"Aku mau fokus belajar."

Itu alasan yang sangat pasaran. Gara seketika terkekeh.

"Ya ampun, cuma gara-gara itu aja," kata Gara disertai seringai. "Emang kalo kita pacaran, kamu nggak fokus jadinya?"

Saira cuma diam. Ia menatap ke arah lapangan voli di depannya.

"Lagian aku nggak pernah loh larang kamu kalo sibuk belajar, selagi kita pacaran. Kita juga nggak terlalu banyak ngabisin waktu buat ngedate. Selama kita pacaran hampir enam bulan, kamu masih bisa tuh dapat juara satu. Kenapa sekarang jadi gini?"

"Bentar lagi UN sama SNMPTN. Aku mau lebih fokus."

Gara diam, bingung mau jawab apa. Mungkin agak masuk akal sih alasannya. Mungkin dengan putusnya mereka, Saira bisa lebih fokus tanpa harus balasin tiap SMS dari Gara atau teleponan tiap malam minggu.

"Terus kalau udah selesai SNMPTN, kita balikan lagi ya?" Saira tak menjawab. Ia malah menoleh ke samping yang berlawanan dengan Gara. "Iya, bilang."

"Nggak."

"Lah, kenapa? Kan masalahnya cuma mau fokus ujian, abis tuh kan bisa balikan lagi. Kecuali sih, kalo kamu udah nggak suka lagi sam--" Gara memutus perkataannya seraya menatap Saira sekali lagi. Apa iya, sebetulnya karena Saira sudah tak ada perasaan apa-apa lagi sama Gara? Alasan mau fokus ujian mungkin cuma alibi?

Saira berdiri, sambil mengibas-ngibas belakang roknya yang sudah mengeriting.

"Udah ya, kita udah nggak ada hubungan apa-apa lagi."

Gara langsung mencekal tangan Saira ketika cewek itu akan melangkahkan kakinya.

"Aku belum iyain loh kita putus."

"Kamu iyain atau enggak, kita tetap putus."

Saira langsung melepas tangannya dari cekalan Gara dan pergi dari sana.

***

Continue Reading

You'll Also Like

2M 9.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
1.5M 110K 41
Caca begitu memuja Rion, bahkan dia rela melakukan apa saja demi mendapat perhatian lelaki itu.
1M 108K 31
Dipaksa mendaki Gunung bersama beberapa anggota pecinta alam membuat Khanaraya Raisa komat-kamit melontarkan kekesalan. Belum lagi harus tersesat ber...
5K 354 9
Haechan si anak pindahan yang terkenal gara gara kenakalan nya tapi siapa sangka ada 6 murid yang diam diam menyimpan rasa terhadapnya warning ⚠️ BXB...