FROM A TO Z, I LOVE YOU - (CO...

verlitaisme tarafından

294K 39.5K 3.6K

Adelicia Aubree, 27 tahun. Baru saja putus cinta dari dari tunangannya, setelah menjalin kasih selama 3,5 tah... Daha Fazla

Meet Aubree & Zayn
HELLO FROM US!
1. PEREMPUAN YANG PATAH HATI
3. APA KITA HARUS BERTEMU?
4. KITA, HUJAN, DAN KISAH YANG SERUPA
0T11AAPTW10
5. MARI SALING MELUPAKAN
6. HUBUNGI AKU, AKU MENANTI
7. DUA GARIS TAK TERDUGA
8. APA KAMU BAHAGIA? KARENA AKU BAHAGIA!
9. MENDEKAT, AKU AKAN MENJAGAMU
10. TESTPACK DAN LELAKI RANDOM
11. ANTARA CINTA DAN TANGGUNG JAWAB
12. HARI YANG PENUH KEJUTAN
13. MUSUH DALAM SELIMUT
14. KECUPAN DAN PELUKAN YANG MENENANGKAN
15. BUKAN URUSANMU!
16. PERMINTAAN MENDADAK YANG MENGEJUTKAN
17. KARENA KITA HARUS SALING MENGENAL
18. WANITA TERHORMAT YANG MENYELINAP
19. LAMARAN DAN PERSIAPAN HARI BAHAGIA
20. MENIKAH! LALU ....
AUBREE, PEREMPUAN YANG PATAH HATINYA
SELIMUT TAMBAHAN
KUE ULANG TAHUN
How I Found Your Number
VOTE COVER!
OPEN PO!
Bundling
Ready On Playbook!

2. LELAKI YANG KATANYA MANDUL

11.5K 1.7K 138
verlitaisme tarafından

Zayn Zavyan, 30 tahun

*
*
*

Lelaki dengan rahang kokoh bermata tajam itu, merangkul perempuan berkulit langsat yang duduk bersamanya di sofa. Mata mereka fokus pada layar televisi yang menayangkan gemerlap pergantian tahun di kota-kota besar di belahan dunia lain.

"Jakarta berapa menit lagi ya, Kiran?" tanya si lelaki, seraya merogoh kantong jaketnya untuk sekadar memastikan, kalau cincin hadiah pergantian tahun untuk istrinya masih berada di sana.

Kiran, perempuan bermata sayu itu menoleh ke arah Zayn--suaminya--dan tersenyum. Membuat Zayn buru-buru menarik telapak tangan dari saku, takut kalau-kalau kejutannya bakal ketahuan.

"Lima belas menit lagi," katanya. Kemudian, dia bangkit berdiri. "Tunggu sebentar." Tubuh semampai itu kemudian berlalu meninggalkan Zayn, yang mengikuti langkahnya dengan tatapan, sampai hilang di pintu kamar.

Zayn segera mengalihkan kembali pandangan ke teve. Melihat bagaimana kembang api mulai berpercikan di layar. Dia mengulum senyum. Cincin berlian di saku jaketnya, akan diberikan pada istrinya sebentar lagi. Seperti, melamar ulang. Mengokohkan pernikahan mereka yang sudah berjalan selama tiga tahun enam bulan.

Lelaki itu mulai membayangkan wajah istrinya yang berbinar, kecupan hangat, dan pergumulan panas di atas ranjang buah hadiah tahun baru darinya nanti. Zayn, sangat mencintai Kiran.

"Lima menit lagi."

Suara Kiran membuat Zayn menoleh ke sebelah. Istrinya itu sudah kembali duduk di sofa, dengan amplop besar berwarna cokelat di pangkuan.

"Kiran ...." Zayn meraih telapak tangan istrinya, dan digenggam. "Terima kasih untuk tiga tahun dan enam bulan pernikahan kita. Aku ... mencintaimu. Sangat."

Dilihatnya Kiran mengerjap beberapa kali.

"Tiga menit lagi." Perempuan itu kembali berucap pelan.

Zayn tertawa, merasa kalau Kiran berlebihan dalam menghitung waktu menuju pergantian tahun. Istrinya ini memang selalu terlihat menggemaskan. Alasan mengapa dia jatuh cinta dulu, dan memutuskan untuk meminang.

"Dua menit ...."

"Astaga, Sayang!" Zayn mengangkat salah satu tangan dan mengusap kepala sang istri. Sementara tangannya yang lain masih menggenggam telapak tangan yang halus itu. "Apa kamu begitu antusias dengan pergantian tahun kali ini?"

Kiran tidak menjawab. Hanya saja pandangan mata perempuan itu, menjadi terlihat berkaca-kaca.

"Kamu teeharu?" Zayn membungkuk, menyejajarkan wajah mereka. Lelaki itu terkejut saat kaca-kaca di mata Kiran berubah menjadi tetesan air mata.

"Sepuluh ...." Kiran berkata, bersamaan dengan hitungan mundur yang terdengar di teve. "Sembilan ...."

Zayn mengerutkan kening, dadanya berdebar. Ada rasa haru juga yang tetiba menyergap dirinya. Mungkin, itu juga yang ada di pikiran Kiran saat ini. Terharu. Tangannya yang sejak tadi mengusap kepala Kiran, berubah haluan menjadi mengusap air mata yang jatuh.

Mata keduanya masih berpandangan dengan lekat. Kiran menghetikan hitung mundurnya pada menit keenam, dan membiarkan suara announcer pada teve yang melanjutkan.


Tiga ....

Zayn merogoh saku jaketnya, bersiap dengan kejutan tahun baru.

Dua ....

Digenggamnya cincin. Berharap agar kesedihan istrinya berubah jadi bahagia, dengan hadiah pemberiannya nanti.

Satu ....

Zayn buru-buru hendak menarik tangannya keluar dari saku. Namun, amplop cokelat yang sejak tadi berada di pangkuan Kiran, lebih dulu disodorkan sang istri ke hadapannya.

Lelaki itu menatap amplop dengan kaku, sekaku genggaman yang urung ditariknya dari saku.

"Ini ... apa--"

"Kita," Kiran mengusap kasar air matanya sendiri dengan punggung telapak tangan, "cerai."

Sungguh demi apa pun. Ada cangkang yang retak di balik dada Zayn. Malam ini dia baru tahu, kalau kematian tidak perlu raga yang ditimbun di dalam tanah. Kalau kematian hanya perlu dirasa saat mendengar satu kata ... cerai.

"Kenapa?" Zayn masih coba bertahan, mengurai rasa terkejutnya.

"Karena kamu ... tidak bisa membuahi. Mandul. Makanya, kita pisah ...." Meski dengan suara serak di sela tangis, Kiran mengucapkan alasannya dengan lancar, tanpa ragu.

Sementara Zayn, dia merasakan mati dua kali malam ini, bersamaan dengan suara kembang api dan petasan yang gempita di layar teve.

***

"Emangnya lo udah pernah periksa?" Hans--teman yang sekalian pengacara seorang Zayn--bertanya dari seberang meja kerjanya.

Zayn yang kepalanya menunduk hingga kening menyentuh meja, mengangguk. Membuat kening itu terantuk-antuk di lapisan kaca meja. Keputusannya masuk kantor hari ini demi menyibukkan diri rasanya sia-sia.

"Beneran mandul?" Hans mengamati berkas pengajuan cerai di tangannya, lalu melirik ke arah Zayn.

Zayn menengadah, membiarkan dagunya yang lekat di kaca meja kali ini. "Lo butuh informasi apa aja?" Mata tajamnya mengerjap. Dia tidak menangis, matanya tidak bengkak. Tetapi, orang yang mengenalnya pasti tahu, bagaimana sorot mata itu sedang memancarkan kesedihan mendalam.

Hans menghela napas, meletakkan berkas ke meja dan menyandarkan tubuh. Tangannya dilipat di atas perut, dan mata berbulu tebal itu memandang sahabatnya dengan iba.

"Lo mau gue bikin lo balik sama Kiran, apa benar-benar lepas?" tanya Hans.

Zayn menghela napas, kemudian menunduk lagi. Membiarkan keningnya kembali rapat dengan dinginnya meja.

'Lemah amat!" Terdengar Hans menggerutu kesal. "Seharusnya lo bersyukur, ga perlu terikat sama satu perempuan karena lo mandul."

"Kok berengsek amat?" Zayn benar-benar mengangkat wajahnya kali ini. Tubuhnya menjadi tegak, bersandar dengan pandangan mengilat marah ke arah sang pengacara. "Ngomong mandulnya biasa aja!"

Hans mendengkus.

"Emang mau gue mandul? Gue dah berobat, dikasi multivitamin yang katanya bisa bikin sperm gue tokcer. Dua tahun! Udah dua tahun gue minum itu multivitamin dan hasilnya nol!. Lo pikir--"

Ucapan Zayn berhenti ketika dilihatnya Hans meraih ponselnya di meja.

"Password-nya apa?" Hans bertanya, pandangannya tetap pada layar ponsel.

"Ngapain?" Zayn mencondongkan tubuh, tanganny terulur hendak merebut ponsel di tangan Hans. Tetapi lelaki itu memundurkan kursinya cepat.

"Password, please. Jangan cerewet!" Hans terdengar seperti ibu-ibu yang melarang anaknya berisik.

Napas Zayn memburu. Tetapi disebutnya juga rangkaian huruf dan angka yang menjadi password ponselnya.

Kemudian, dilihatnya Hans mengutak-atik benda pipih berwarna hitam itu. Sebenarnya penasaran, tapi Zayn menahan diri. Pandangannya justru jatuh pada berkas di meja. Itu berkas yang disodorkan Kiran padanya tiga hari lalu di tahun baru. Berkas cerai.

Sebenarnya Zayn tidak habis pikir. Kiran selalu bilang kalau tidak masalah mereka terus berdua tanpa anak. Kalau Zayn tidak perlu mengkhawatirkan tentang hal itu. Mantan istrinya itu selalu meyakinkannya kalau cintanya jauh lebih besar, daripada sekadar seorang anak yang belum juga bisa mereka miliki.

Tetapi, ternyata itu semua hanya sebatas omongan. Tiga hari lalu, Kiran mematahkan omongannya sendiri.

"Gue ...  sakit hati ...." Zayn bergumam. Hatinya terasa berdenyut sekarang. Kecewa, patah hati, sakit hati.

Hans mengangkat wajah dari layar ponsel. Menghela napas dan menyodorkan ponsel ke arah teman baiknya itu.

Zayn meraih ponsel, dan mengernyit melihat apa yang terbuka di layar ponsel.

"Madam Rose?" Dibacanya tulisagn berwarna merah fanta di layar. Matanya jatuh pada foto profil yang terpampang, lalu mata itu segera membulat.

Belum juga kata-kata keluar dari mulutnya, Hans lebih dulu berkata.

"Itu aplikasi dating terkeren saat ini. Gue registrasiin lo di sana ...."

"Gue lagi ga mau nyari jod---"

"Siapa yang nyuruh lo nyari jodoh?"

Kening Zayn semakin berkerut tak paham.

"Lo mandul, Bro. Lo tidur-tidur ganteng random sama cewek-cewek cantik, juga ga bakal ada yang minta pertanggungjawaban buat dikawinin ...." Hans berujar.

"Kok tambah berengsek?" Zayn bermaksud meletakkan ponsel ke meja. Kesal karena perkataan Hans yang tidak masuk akal. Dirinya tidak seberengsek itu.

"Seenggaknya, lo bebas. Lo bisa melampiaskan hasrat dan sakit hati lo tanpa khawatir. Aman, Bro ...."

Zayn hendak memaki, ketika notifikasi ponselnya berdenting. Ditatapnya layar ponsel dan mendengkus lelah.

One person matches your criteria!
Congrats Zayn, Aubree is waiting for you.
Say hi to her! --Madam Rose

*
*
*

Verlita's speaking:

Gimana pendapat kamu tentang Zayn?
Apa doi cukup oke buat kita lanjutkan kisahnya?

Semoga kamu suka!

Btw, jangan lupa vote, comment and shares cerita ini, ya ....

Love,
Verlita. ❤

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

980K 96K 58
Don't Cross the Line, sebuah idiom sakti yang menuntun Hanni tetap bertahan pada posisinya. Seorang wanita dewasa yang sejak kecil sangat terlatih da...
960K 44.7K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
1.9M 90K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
50.3K 4.1K 37
[REVISI CERITA ETHAN] Romance/Humor/Sad/Family Kami berpisah dengan cara baik-baik. Bahkan di antara kami tidak ada yang merasa tersakiti karena...