Begin

60 21 9
                                    

What hurts most is that you know your love for God is strong, yet you can't seem to understand what He is trying to work out in your life. -David Wilkerson, Have You Felt Like Giving Up Lately

---

Do'a mu pagi ini?

-----

Perlahan banyak ketakutan menghantuiku. Sudah 2 minggu sejak aku UTBK dan kini aku dirumah tidak memilki kesibukan apapun, semua hal seperti berlalu begitu saja, hari ini malam kemudian sudah siang, begitulah waktu berlalu tanpa aku melakukan banyak hal.

Pikiranku dipenuhi kata gagal, aku mendapati hatiku yang semakin bergetar takut ketika pikiranku sampai pada hasil kelulusanku. Ada apa dengan 2020? Mengapa begitu banyak rasa takut ketika aku dihadapkan ujian seperti ini? Apa tahun ini benar-benar bukan untukku?

TRING!

ELANDRA FELIX TIMOTHY

Rea, aku mau pamit dulu

Aku balik ke Aussie, nenek lagi

Sakit parah, nenek minta aku sama Olivia

Nemenin disana.

Aku gatau kapan pulang, karena kuliah mulai

September, aku pergi skrg supaya bisa balik scptnya

Doain nenek aku sembuh ya

Maaf kalau nanti aku susah hubungin kamu

Iya, gpp lix

Smg nenek kamu cepat sembuh ya

Makasih re

Tetap smngt trus ya

Ingat, aku selalu disisi kamu

Aku langsung menunduk malas, berapa banyak lagi ketakutan menghampiriku? Kalimat Felix tentang dia yang selalu disisiku malah membuatku merasa dia akan menjauh dan tak akan kembali. Secepat itu kebahagian pergi?

Haaah! Ingin sekali rasanya pergi ke pantai, berjalan diatas pasir tanpa tahu sudah jauh dari garis awal perjalanan. Berjalan tanpa peta konsepnya. Tapi, di masa pandemi ini, lebih baik aku tetap menjadi diriku seperti biasa, stay at home all day.

"Rea harus kuat, Felix cuma disana Cuma sampai neneknya sembuh, kan?"

"SBMPTN juga rasanya udah mantap, tinggal berdoa yang terbaik aja, kan?"

monologku sambil menengadahkan kepalaku menatap langit-langit kamarku.

"Hah, ada sarang laba-laba! Mending aku bersihin kamar daripada stress sendiri," monologku lagi.

Aku beranjak membersihkan kamarku, bahkan mengubah letak beberapa barang untuk mengganti suasana. Tidak cukup membersihkan kamarku, aku juga mengepel seluruh bagian rumahku, dan membersihkan alat-alat dapur sampai aku merasa lelah. Semuanya terlihat sangat bersih dan rapi,aku senang.

Setelah selesai mandi, aku duduk di teras rumahku yang sudah keliatan bersinar, haha. Memandangi langit senja di penghujung hari, dan kemudian teringat lagi. Beberapa jam dengan kesibukan ternyata tidak mampu mengalihkan rasa takutku.

Tuhan, aku sangat ingin kuliah tahun ini, izinkan aku dan bantulah nenek Felix berjuang ditengah rasa sakitnya. Pada akhirnya, hanya tuhan tempatku mengadu keluh kesah yang menghantuiku berhari-hari. Bahkan umat yang taat sekalipun juga merasakan ketakutan, dan kembali menengadahkan tangannya menunduk memohon akan rasa aman. Akupun begitu.

 Akupun begitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Rollercoaster Year✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang