Can't Believe But

64 26 13
                                    

"If life were predictable it would cease to be life, and be without flavor." – Eleanor Roosevelt

---

Mie goreng atau mie rebus?

-----

Sudah terhitung satu minggu sejak aku keluar dari asrama, dan aku merasa sedikit bosan. Yang kulakukan hanya menonton dan membantu orang tuaku. Tidak ada deadline yang mengejarku seperti saat diasrama, selalu ada tugas yang minta dikerjakan dan dikumpul.

Hari-hariku begitu santai menjelang pengumuman SNMPTN. Bukan karena aku yakin akan lolos, tapi karena aku hanya ingin bersantai sebelum kegagalan menghampiriku.

Dengan nilai yang cukup tinggi dan beberapa sertifikat juara debat, aku bahkan merasa hanya akan mengalami kegagalan untuk masuk Universitas Andalas lewat jalur SNMPTN. Semua prestasi yang kucapai selama SMA tidak bisa membantuku lulus SNMPTN, jawabannya karena sekolahku belum memiliki alumni yang mana salah satu aspek penilaian SNMPTN.

"REEAAAAAA!"

"Berisik tau ga?! Udah pisah aja masih ngerusuh!" bentakku saat mendengar suara berisik Fadil dan Arif. Entah kenapa tiba-tiba malam ini mereka menelponku.

"Besok nih pengumumannyaaaa!" ucap Fadil menghebohkan pengumuman SNMPTNku.

"Jangan gitu ih! Aku udah feeling ga lolos,"

"Hush! ga usah feeling feelingan, percaya diri aja dulu, mana tau kesampaian," lanjut Fadil.

"iyaApa salahnya berharap, Re," sahut Arif, aku terdiam karena tidak tahu apa yang mau kukatakan lagi. Sebenarnya selain karena aku tidak mau membahas SNMPTN, aku juga sudah mengantuk.

"Eh, udah dulu ya. Aku udah ngantuk banget nih, goodnighttt" ucapku mengakhiri panggilan kami. Aku segera pergi mencuci wajahku and go to dream world.

Hari yang ditunggu ribuan peserta SNMPTNpun datang. Aku berharap tapi entah kenapa aku sudah bersiap menghadapi kegagalan kali ini. Lebih baik beranggapan begini daripada memperbesar harapan, pikirku.

Aku hanya melakukan kegiatan seperti biasa. Memasak, membersihkan rumah, mencuci dan menjemur baju, dan lainnya. Tidak terlihat seperti aku benar-benar menunggu pengumuman hari ini.

Dan sepertinya apa yang telah kupersiapkan akan membantuku. Banyak kulihat teman-temanku sudah memberitahu di grup angkatan bahwa mereka tidak lulus. Rata-rata kampus pilihan mereka sama denganku. Karena itu aku merasa bahwa aku juga tidak lolos.

Setelah mendapat pesan dari Fadil dan Arif yang memaksaku segera mengecek hasil punyaku, aku langsung membuka portal pengumuman. Berbagai prestasi yang kudapat mungkinkah menolongku? Aku menyingkirkan berbagai ketakutanku dan membuka hasilnya. 

Setelah mendapatkan hasil, aku segera mengirim screenshot kepada dua lelaki tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mendapatkan hasil, aku segera mengirim screenshot kepada dua lelaki tersebut. Untuk perasaanku sendiri, aku masih membenahinya. Beruntung aku tidak menaruh harapan terlalu dalam. I can't believe it, but i have expected it before.

Hari ini aku belajar lagi, bagaimana rasa kecewa tidak akan terlalu dalam jika kita tidak menaruh harapan lebih dalam menghadapi sesuatu. Tapi tidak ada salahnya berharap, karena harapan seringkali membawamu bangkit dan berhasil. Dengan harapan yang tidak berlebihan.

A Rollercoaster Year✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang