BAB 3

30 3 0
                                    

            Sementara itu di tempat lain...

"Aduh, mampus gue. Ini koper siapa lagi?!" Arjuna menyisir rambutnya ke belakang dengan wajah kaget bercampur bingung. Seingatnya tadi pagi meskipun setengah terburu-buru ia tidak salah memasukkan beberapa lembar baju, foto-foto, buku dan beberapa kertas-kertas pentingnya. Dan sekarang, yang ada di dalam koper merah yang sangat mirip dengan miliknya itu berisi pakaian cewek lengkap dengan dalaman, alat make-up, sepatu, dan perintilan ala cewek lainnya.

Arjuna mengambil salah satu baju itu lalu merentangkannya. Sebuah crop top warna pink yang jelas dia tak tahu itu milik siapa. Baju milik Tania—adiknya juga tidak mungkin, karena cewek itu tidak pernah memakai pakaian tidak sopan seperti itu.

Cowok bertubuh tinggi itu menarik nafas panjang, lantas duduk begitu saja di sofa. Bukan perihal kehilangan pakaiannya yang membuat dia frustasi, namun buku penting yang berisi beberapa diagnosa dari hewan-hewan sakit di kebun binatang.

Pikirannya kembali mencerna apa yang terjadi beberapa jam lalu di bandara. Dia ingat ada seorang gadis berkulit kuning langsat berdiri di sampingnya saat ia menunggu jemputan tadi. Mungkinkah gadis itu yang memiliki koper warna merah ini?

Tak menunggu waktu, Arjuna kembali mendekati koper itu dan mengacak-acak isinya tanpa permisi. Selama ini belum pernah ia membuka-buka koper seorang cewek yang ternyata isinya sangat mencengangkan. Selain baju dan perlatan make up, Arjuna juga menemukan pembalut lengkap beserta pakaian dalam. Akh, jika saja bukan karena penasaran, ia tak akan mungkin melakukan hal seperti ini.

"Ketemu!" pekiknya girang. Tangannya mencengkeram erat sebuah notes kecil berwarna pink yang baru saja ditemukannya diantara tumpukan baju. Ia sangat berharap jika notes kecil itu akan menjadi penolongnya, minimal akan memberinya petunjuk agar ia bisa mengembalikan koper ini. karena Arjuna yakin jika sang pemilik koper juga pasti sedang kebingungan, sama seperti dirinya.

'Netta Agustina'

Nama itu muncul begitu saja saat ia membuka halaman pertamanya. Di bawahnya ada sebuah foto seorang gadis cantik tengah selfie di pinggir pantai. Kalau tidak salah, picture itu diambil di pantai Senggigi Lombok. Senyumnya sangat manis, apalagi ditambah dengan sebuah topi lebar dan sunglass hitam yang melindungi matanya. Arjuna yakin jika gadis bernama Neta Agustina itu adalah cewek yang berada di foto ini. siapa lagi? Masa dia ibunya?

Arjuna kembali menjelajah. Di lembar kedua ia menemukan beberapa tulisan. "Journey is my passion, journey is my life". Pria itu tersenyum geli, kembali membuka satu demi satu lembar notes kecil yang ternyata berisi jadwal kegiatan serta tempat-tempat yang pernah dikunjungi Netta selama ini.menakjubkan! Gadis itu hampir menjelajah seluruh alam di Indonesia.

Tanpa sadar Arjuna diam-diam menikmati setiap moment yang Netta tuangkan di notes kecil ini. ada banyak cerita dan foto tersemat di sana, dan gadis itu terlihat bahagia. Rupanya ada satu orang lagi yang sangat menyukai travelling seperti dirinya. Arjuna tahu jika notes kecil nan lusuh ini sangat begitu berharga bagi Netta, karena notes ini lebih mirip diary pribadi pemiliknya. Gadis bernama Netta ini menuangkan segalanya di sana, bahkan ketika ia kebelet pipis di sebuah padang sabana di sebuah tempat di NTT dan bingung mencari toilet. Lucu sekali gadis ini, pikir Arjuna.

Hampir saja melupakan tujuan utamanya membuka notes ini, akhinya Arjuna tersadar saat menemukan sebuah nomor telepon di lembar paling akhir.

If you found my notes. You can call (sebuah nomor telepon)

Arjuna tersenyum lega. Akhirnya dia bisa kembali menemukan koper miliknya.

******

Netta masih duduk terpekur di sisi jendela. Sesekali ia menunduk, memijit keningnya karena kepalanya terasa pusing. Ini karena keteledorannya, koper berisi semua hal yang dipersiapkannya sejak kemarin hilang entah kemana, dan sekarang yang berada di sampingnya adalah barang-barang milik orang lain yang tak dikenalnya. satu-satunya harapannya adalah notes kecil yang berada di dalam koper yang berisi nomor telepon itu. semoga saja sang penemu itu menemukan notes miliknya dan menemukan nomor telepon yang berada di sana.

Gadis itu berdecak, hendak berangsur menuju kamar mandi untuk cuci muka saat ponselnya menjerit nyaring. Netta melompat dengan semangat ke atas kasur, sangat berharap jika telepon itu dari seseorang yang membawa kopernya.

Diani calling....

Netta berdecak lirih, sedikit harapannya mulai menyusut perlahan.

"Halo kak....." Suaranya lemah, mirip seseorang yang baru saja kalah bermain judi.

"Heh Ta, kamu kasih nomor kakak ke siapa sih?!" cecar Diani tanpa basa-basi. Dia mungkin sedang tidak tahu saja jika adiknya dalam kondisi tidak baik-baik saja sekarang.

"Hah, kasih ke siapa?" Netta mengerutkan alis.

"Barusan ada yang telepon, katanya dia bawa koper kamu. Ketuker di bandara atau apalah! Emang beneran atau nge-prank kakak ini? Kan kamunya juga lagi pergi sekarang!"

Wajah Netta yang awalnya sendu dengan tiba-tiba berubah cerah. Ia melompat dari kasur dengan perasaan lega yang tak bisa disembunyikannya.

"Iya....iya...bener....bener...."

"Loh, kok teleponnya sama kakak?"

Netta tersenyum geli. Baru ingat jika nomor ponsel yang ia tulis di notes kecilnya adalah nomor telepon Diani. Sengaja memang, tapi alasan spesifiknya sendiri Netta juga tidak paham.

"Sorry...sorry kak...." ucap Netta pelan. "Terus orangnya dimana? Biar aku samperin sekarang."

Terdengar Diani berdecak.

"Aku kasih nomornya aja. Kamu hubungi sendiri. dasar ya, ngerepotin aja." Protes Diani. " Untung mas-mu orangnya enggak cemburuan. Kalau masmu orang cemburuan, pasti dia udah mikir macem-macem kan Ta!"

"Iya....iya....sorry...."

"Yaudah nanti nomornya kakak kirim lewat WA."

"Eh iya, namanya Arjuna." Imbuh Diani sebelum benar-benar memutus kontak.

****** 

Kisah TerakhirWhere stories live. Discover now