Bab 10

13 1 0
                                    


            "Mbak beneran bukan pacarnya mas Arjuna?" Kartika menghentikan pekerjaannya mengiris tempe dan memandang Netta yang sedang asyik memetik daun kangkung untuk dimasak. Sore ini mereka sedang berdua di dapur memasak makan malam.

"Kita Cuma temen Tik." Netta tersenyum tanpa memperhatikan wajah Kartika yang masih saja tampak penasaran.

"Yakin kalau mas Juna nggak ada perasaan sama mbak Netta?"

Netta mengangkat dagu.

"maksudnya gimana?" Senyumnya mengembang. "Akh, kamu itu ada-ada aja sih Tik. Arjuna kan emang orangnya baik gitu."

Kartika mengangkat bahu, kembali meneruskan acara mengiris tempe. "Ya aneh aja gitu lho mbak...."

"Anehnya dalam hal apa sih Tik?" Netta mulai tertarik.

Kartika mencondongkan tubuhnya ke arah Netta."Mbak tau enggak kalau mas Arjuna itu udah tiga tahun nggak mau balik kesini gara-gara patah hati?" bisiknya.

"Masa?" kali ini Netta benar-benar terkejut. Ia lebih memilih menghentikan pekerjaannya dan fokus pada apa yang akan Kartika katakan.

"Iya. Mas Arjuna ngajakin cewek itu nikah mbak, tapi ceweknya malah nggak mau dan pergi sekolah ke luar negeri. Kasihan tau mbak, mas Juna itu baik, udah rela jadi dokter hewan di sini, tapi malah dihianati." Wajah Kartika tampak sendu. "Padahal mas Arjuna kurang apa coba?"

Netta tak menjawab. bagaimana dia harus menjawab pertanyaan Kartika jika dia sendiri saja belum benar-benar tahu sifat Arjuna seperti apa. mereka baru bertemu, sebuah pertemuan singkat yang bisa membawanya sampai sejauh Banyuwangi. Mungkin memang benar kata Kartika jika Arjuna adalah pria yang baik, buktinya Netta percaya bahwa pria itu akan menjaganya dengan baik dalam perjalanan mereka kali ini.

"Tik...." panggil Netta pelan.

"Iya?"

"Menurut kamu apa Arjuna itu bener-bener orang baik?"

Tika mengangkat kedua jempolnya di depan wajah Netta. "Dua jempol aja nggak cukup mbak!" Sahutnya. "Mas Arjuna itu pria paling baik, sabar, dan pengertian banget. Kalau Kartika seumuran aja, udah Kartika nikahi. Kita pasti bakalan hidup bahagia." Kekahnya.

Netta tertawa. pemikiran polos dari Kartika membuat hatinya geli. Alangkah indahnya pemikiran sederhana seperti itu. menikah untuk bahagia, dan menikah adalah akhir dari segalanya. Itu pemikiran yang sama dengan pemikiran Netta saat SMA.

"Mbak Netta udah punya pacar?" tanya Kartika kemudian.

"Udah Tik." Jawab Netta pelan. "Nih malah udah tunangan." Dia menunjukkan jari manisnya, dimana disana melingkar sebuah cincin berlian berwarna putih.

"Yaaah....." Lagi-lagi Kartika mendengus kecewa. "Padahal Tika yakin lho, kalau mas Juna suka sama mbak Netta."

Netta berdecak. "Apa-apa'an sih Tik." Dia menggeser baskom yang sudah penuh terisi dengan kangkung. "Bikin gosip aja sukanya."

"Sumpah deh mbak!" Tegas Kartika. "Cara dia memandang mbak itu beda....."

Dan Netta tidak menjawab. dia hanya mengambil baskom di depannya lalu menjauhi Kartika untuk mencuci kangkung tersebut.

******

Netta tersenyum ketika menemukan Arjuna sendirian di pinggir kolam ikan. Pria yang kini mengenakan kaos oblong hitam itu tampak asyik memberi makan ikan-ikan mas milik Pak Barata. Sesekali senyumnya mengembang, ketika ikan-ikan itu membuka mulutnya dengan lebar ketika ada banyak makanan bertebaran di permukaan air.

Kisah TerakhirWhere stories live. Discover now