NABASTERIAㅡOO2. CICI & KOKO HIMALA NUSA PRADHANA

845 202 117
                                    

NABASTERIAㅡOO2. CICI & KOKO NUSA PRADHANA

Meski ada drama Asteria Shanna telat 15 menit karena dia susah banget bangun pagi, waktu itu acaranya sukses besar.

Jeno mendapatkan apa yang ia inginkanㅡmencetak histori baru dan achievement baru di OSIS Himala Nusa Pradhana. Bahkan, yang lebih kerennya lagi, video pidato Jeno (yang ditemani Nabatasla mejeng di kiri dan Asteria di kanan) masuk youtube dan langsung viral di media sosial.

Meskipun nggak sampai diliput di TV nasional, tapi Jerome Stefano, Nabastala Jenggala, dan tentu saja Asteria Shanna, sering diwawancarai pihak media cetak elektronik yang bergengsi. Sebut saja, Menit.com, KetibunNews, Kompos.com, dan lain-lain.

"Di dunia ini, nggak ada yang bisa milih mau jadi ras apa. Kamu terlahir sebagai pribumi Indonesia, Tionghoa, bule campur arab, blasteran Belandaㅡitu semua di luar keputusan kita sebagai individu. Tapi ada satu yang bisa kita putuskan."

"Kewarganegaraan kita. Tanah Air dimana kita ingin hidup menetap sampai kala mata menutup. Nusantara kami! Indonesia 2021! Dalam kebersamaan dan kerukunan, hapuskan rasisme minoritas di Nusantara kita yang satu! Tanamkan toleransi universal! Bhinekka Tunggal Ika!"

Seluruh aula bertepuk tangan riuh, memancarkan bola mata kekaguman, barangkali cuman Asteria saja yang misuh-misuh sambil mengatai Jeno bacotㅡmeski sebenarnya sih, dia cukup terkesan dengan pidato dan pembawaan Jerome yang sangat berwibawa (apalagi itu kacamata tebal banget, makin makin, dah).

"Yuk, foto bareng!"

Tanpa sempat memproses siapa yang bicara atau apa yang akan terjadi, tahu-tahu satu lengan besar merangkul bahu Asteria Shanna.

"Telatnya bagus, ya. Untung acaranya sukses." Nabastala Jenggala menampilkan cengiran ramah, di sisi kiri juga ada Jerome Stefano yang nyengirnya lebih lebar lagi.

"Thanks to both of you!" Jeno memeluk Nabastala dan Asteria secara bergantian.

"Nggak lah, thanks to anak ini." Lalu puncak kepala Shanna diacak-acak sampai scrunchie yang ia pakai untuk kuncir kudanya jadi melonggar turun.

SUMPAH. LO KENAPA SIH HARUS GITUIN GUE. KAN GUE JADI LUPA KALAU GUE NGGAK BOLEH SUKA SAMA LO.

Jantung Asteria kini kayak tiba-tiba jatuh ke tanah.

"Asteria yang bantu nulis pidato. Kita bergadang nyiapin ini itu selama 3 minggu. Banyak ide Asteria yang dipake. Thank her, instead!" Nabastala menyenggol Jeno. "Traktir nih bocah. Tanggung jawab bikin anak orang turun 4 kilo."

Shanna mingkem saja. Tidak mau mesem-mesem, takut ketahuan naksir.

Kemudian untuk pertama kalinya, Si Jeno nyebelin itu memeluk Shanna dengan erat sekali. Kayaknya selama berteman bertahun-tahun, baru kali ini Jeno memeluknya. Padahal waktu SD, Shanna pernah jatuh dari sepeda sampai mewek-mewek dan Jeno cuman ketawa. Dibeliin hansaplast kagak, dijajanin es krim kagak. Pokoknya kagak ada baik-baiknya si Dajjal ini. Dan begitu kehangatan menjalar, Asteria malah terharu sendiri sampai menitikkan air mata. Jeno bisa baik gini ya ternyata.

"KOK NANGIIIIISS?" Nabastala tertawa. Jeno yang mendengar itu langsung melepas pelukan dan ikut tertawa terpingkal-pingkal.

"Dih, nangis!" Jeno mengusap bahunya.

Asteria malu banget, karena air matanya ketahuan oleh Nabastala duluan. Apalagi sekarang Nabastala ikutan menghibur dan mengusap kepalanya. Nggak sih, bukannya mengusap lembut, rambutnya malah sengaja diusak-usak, bikin berantakkan rambut saja.

Lancang banget menelusup masuk ke hati tanpa izin kayak begitu.

"Lo usek-usek pala gue, apa nggak takut diomeli Jinney, hah?"

✔️To Nabastala, I'll Tell the Stars About You | jungriWhere stories live. Discover now