NABASTERIAㅡOO5. JIĀ YÓU, ASTERIA SHANNA

585 151 93
                                    

kalau ada ketemu typo/Manggala ksh tau ya wkwk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

kalau ada ketemu typo/Manggala ksh tau ya wkwk

°

NABASTERIAㅡOO5. JIĀ YÓU, ASTERIA SHANNA

Nabastala nggak balikan dengan Jinney sejak retretㅡentahlah kenapa. Padahal saat Asteria tanyakan Nabastala sempat menggaruk tengkuk canggung dan mengatakan, "Lihat entar aja," dengan telinga memerah.

Ilmu psikologi bilang, itu artinya dia malu.

Atau... tidak nyaman.

Yang lebih anehnya adalah kini manusia aneh itu sering sekali berdiri di depan pintu rumah Asteria dengan cengiran lebar, usai mengedor pagar rumah dengan bar-bar bersama satu tersangka lain.

"Kalian berdua ngapain di sini, sih?"

"Gabut, Ri!" Jeno berkata seperti itu sementara Nabastala mengangkat plastik berisi pisang nugget sambil cengar-cengir.

Oke. Dibeliin camilan sama cowok ganteng nggak boleh ditolak kan? Ha.

Jeno dan Nabastala sering banget berkunjung. Entah alasan kerja kelompok yang benar adanya atau yang adanya cuman dibenar-benarkan.

Seperti pertemanan pada umumnya, kalau main ke rumah, aktivitasnya nggak jelas. Nonton bareng, pesan makanan online, menggosip, main game bersama lalu teriak-teriak kalau ada yang kalah. Tapi dari semua itu selalu ada sosok ibu-ibu yang menyempil di tengah sesi pembicaraan sambil bawa potongan buah atau camilan. Alasannya jangan lupa makan, padahal aslinya kepo.

"Habis makan jeruk, shalat." Bunda mengingatkan dan Asteria jelas merasa nggak nyaman saat ucapan itu harus di dengar cowok taksiran yang berbeda agama dengannya.

"Keluargamu rajin, ya?"

"A-apanya?"

"Ibadahnya."

Asteria nggak tahu harus jawab apa. Dia harus mengangguk karena faktanya begitu. Meski jujur aja Ria dan Kak Alaska nggak rajin karena masih harus diingatkan, tapi Ayah dan Bunda itu nggak bisa dilawan soal agama. Mereka terlalu taat. Amat ketat.

Jadi habis meninggalkan dua temannya untuk beranjak ke toilet, dia harus beribadah saat maghrib datang.

Saat tersisa dua orang, Jeno mencebik, "Rajin ya keluarga orang-orang. Keluarga gue Kristen kayak lo, Na, tapi kayak agnostik. Ke gereja nggak pernah."

Nabastala sendiri harus pergi ke gereja setiap minggu. Tapi bukan karena paksaan, Nabastala memang suka. "Makanya pergi sini sama gue," katanya ringan.

"Tapi gue seneng sih keluarga gue nggak taat-taat banget. Hybrid pula!" Jeno lagi-lagi tertawa. "Gue boleh pacaran sama pemeluk agama mana aja."

"Kalau ras?"

"Selain orangtua gue yang langganan disensiin mertua dua sisi, nggak pernah kejadian lagi di keluarga besar gue. Kayaknya nggak boleh, sih."

✔️To Nabastala, I'll Tell the Stars About You | jungriWhere stories live. Discover now