Jika Asteria Shanna ditanya soal momen jungkir balik dalam hidupnya, dia pasti akan menjawab, ketika bertemu cowok itu di usia 17 tahun.
Cowok itu.
Nabastala Jenggala Lim.
Teman sekelas keturunan Cina-Jawa, tubuh tinggi agak kurus. Dan dia... pacar...
Sebelum membaca, dimohon ramaikan dan bawa kawan-kawan se-RT ke sini 🥺 kita hadiri parade kegalauan ini bersama-sama. Bersatu kita teguh, bercerai kita jadi ambyar 🥺
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
NABASTERIAㅡOOO. E-MAIL KEPADA NABASTALA JENGGALA.
If you asked me about my life-changing moment, I'll tell you. It was when I met him at 17.
Itu dia.
Nabastala Jenggala Lim.
Keturunan Cina-Jawa. Tinggi serta agak kurus. Punya pembawaan tenang yang bikin hati sama sekali nggak tenang.
Dia siswa paling menawan di mataku di SMA Himala Nusa Pradhana. Untuk beberapa alasan tertentu aku nggak bisa memberi titel yang cocok buat dia.
Mau dibilang sekedar teman, kami cukup dekat. Tidak sekedar tukar sapa senyum basi.
Namun mau dibilang teman dekat, rasanya aku nggak tahu banyak tentang dia maupun sebaliknya. Keluarganya bagaimana pun aku nggak tahu. Tapi menghabiskan waktu sama Nabastala selalu menyenangkan. Tapi kami bukan sahabat.
Di saat yang sama, aku nyaman sama dia,tapi nggak juga. Ketika aku mulai tersadar bahwa percakapan kita terbuai nyaman, aku bakal menarik diri untuk nggak terlena. Memberi batas untuk tidak terlalu menunjukkan bahwa aku suka padanya.
Jadi jika dibilang sahabat, itu malah makin ngaco. Dia bahkan nggak tahu rahasiaku. Dan sebaliknya, aku nggak tahu rahasia dia. Kami sama-sama tidak bertukar soal itu.
Jadi kita ini apa, ya, aku nggak tahu.
Yang aku tahu, aku bakal menulis e-mail kepada cowok itu detik ini juga, karena aku terlalu malu untuk mengirimkan ini lewat chat setelah histori pesan yang masih eksis seminggu lalu ketika kita membicarakan hal-hal acak.
Sejak kelulusan SMA dan meniti ilmu di universitas pilihan masing-masing, kita jarang bicara, tapi sekali bicara bisa merambat kemana-mana. Dari dulu begitu.
Nabastala dan aku pernah membicarakan soal ujian lalu berakhir jadi kenapa Kafir dihujat mayoritas. Ketika aku menanyakan kira-kira siapa artis pertama di dunia dengan Nabastala, bisa saja muaranya jadi bahasan gosip konyol artis yang trending pertama hari ini.
Kami juga pernah membahas nanti istirahat makan apa menjadi kalau kita mati jadi apa. Jangankan membahas surga neraka, kita bahkan pernah memikirkan kalau neraka ada 17 tingkat, apakah surga juga 17 tingkat. Termasuk memikirkan ada berapa tingkat pada anak tangga di eskalator.
Merambat kemana-mana. Selalu. Sama kayak hubungan aku dengannya.
Well, kebiasaan buruk Asteria Shannaㅡalias aku.
Yah, contohnya saja yang barusan cuman mau memberitahu kalau aku bakal kirim e-mail pengakuan cinta yang menjijikkan, tapi merambat ngomongin Nabastala barusan.
