NABASTERIAㅡOO8. DUNIA NGGAK MUNGKIN ISINYA KAMU DAN AKU AJA

574 148 87
                                    

❌warning! Racist Remarks❌please be a wise reader, don't be triggered until the end of the story

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

warning! Racist Remarks
please be a wise reader, don't be triggered until the end of the story.

.
.

NABASTERIAㅡOO8. DUNIA NGGAK MUNGKIN ISINYA KAMU DAN AKU AJA

"Jeno, apa gue putus aja, ya?"

Jeno membelalakkan mata. "Lah? Kan baru jadian? Liburan semester gue aja belum kelar."

"Lo lanjut S2, Je? Asik nggak?"

"Kenapa mengalihkan pembicaraan?" Cowok itu menyipitkan mata.

Meja kami cuman dipenuhi oleh dua gelas minum dingin yang rasanya udah hambar karena cuman aku aduk-aduk pakai sedotan tanpa tersentuh indera perasa. Sementara kopi aren Jeno sudah nyaris habis sisa seperempat.

"Bilang sama gue, Ri. Ada apa?"

"Kasihan, Nabastala." Aku mendengus dalam-dalam

"Kasihan?" Leher Jeno miring, menatapku. Kayaknya dia tahu aku mau nangis. "Kenapa kasihan, Ri?"

"Nabastala tuh sering banget ditanyain teman-temannya."

"Ditanyain apa?"

Aku nggak tahu apa aku boleh membicarakan ini, tapi karena tatapan Jeno yang fokus tiga ratus persen itu begitu menuntut, akhirnya satu tetes di pelupuk mata meleleh juga.

"...Kok mau sama tiko."

"Hah?! Bangsat!" Jeno menggebrak meja tanpa babibu. "Siapa yang ngomong?! Ini bukan jaman penjajahan dimana Belanda nganggep pribumi itu monyet, ya! Nggak ada otak yang ngomong!"

"Nggak tahu lah..." Aku nggak mau bahas lagi. Mataku sedikit berkaca-kaca. "Plis, Je, aku nggak masukin ke hati, kok."

"Nabastala bilang apa? Dia yang lapor ini ke lo?"

"Aku nggak sengaja baca chat grup dia."

"Dia balas apa?"

"Cuman di-read."

"Dia nggak ngebelain lo di grup? Lo lagi dihina, anjir."

Aku menggeleng.

"Lah?! Gimana sih?!"

"Nggak semudah itu, Jerome Stefano." Kuusap wajah dengan tisu. Riasanku nggak boleh luntur. Habis ini masih ada acara bareng keluarga Nabastala. "Aku pernah ada di posisi dia juga. Dan di detik itu, aku cuman bisa diam."

Jeno mendengarkan dengan serius. Tidak langsung menghakimi.

"Lingkunganku juga bilang, kok. Sha, lo mau sama Cina? Dengan nada mencemooh dan tatapan jijik seolah-olah keputusan aku untuk pacaran sama orang Cina tuh sampah banget."

✔️To Nabastala, I'll Tell the Stars About You | jungriWhere stories live. Discover now