Wicara 14 : Last Piece

260 35 5
                                    

Pagi telah tiba dan semuanya kembali pada yang seharusnya. Pria tuna wicara itu tampak begitu khusu' dengan apa pekerjaannya. Entah apa yang dia lakukan dimeja belajarnya.

Mendadak suara ketukan di pintu membuatnya sedikit tersentak. Mendadak wajahnya memerah hangat kala seseorang menyelinap dikepalanya. Entahlah,mungkin dia terlalu mengharapkannya ??

Sawala membuka pintunya dan menemukan Sesar disana bersama satu wanita kecil yang dengan sangat telaten mendorong kursi rodanya. Ah bahkan sepertinya Sawala sangat jarang bersama adik kecilnya ini dan hanya sibuk dengan dokter wanita itu.

"Kakak lama banget dikamarnya ?? Tadi kakak juga melewatkan sarapan, apa Kak Sawala nggak lapar ??" Ujar pria kecil itu bertubi-tubi.

Sawala berjongkok didepannya dan memegang kedua tangannya pelan.

'Kakak sedang melakukan beberapa pekerjaan,mungkin karena itu kakak lupa. Apa kamu kesulitan makan ??' Gerak Sawala.

Sesar menggeleng dan menarik sahabat wanitanya agar berdiri disampingnya.

"Sesar ada dia,tadi dia yang bantuin Sesar bawa makanan Sesar ke meja makan. Dia Anetta,dia baru aja pindah kemari kemarin kak...." Jelas Sesar semangat.

Sawala menatap wanita berbaju merah itu lembut sembari mengelus kepalanya.

'Tolong jagakan dia ya,ketika kakak pergi. Beberapa hari ini kakak akan sangat sibuk...' Gerak Sawala pelan.

Sawala terkejut kala wanita itu mengangguk faham. Apa dia benar-benar memahami bahasa Sawala ?? Tampak tak yakin,Sawala menoleh pada Sesar dan pria kecil itu mengangguk.

"Aku yang mengajarinya bahasa isyarat kemarin. Apa dia hebat kak ??" Balas Sesar semangat.

Sawala mengangguk dengan senyuman lebar.

'Mau masuk dan bermain dikamar kakak atau kalian bermain ditaman ??' Ujar Sawala.

Sesar menggeleng. Pria kecil itu mengeluarkan sebuah permen dari sakunya dan memberikannya pada Sawala.

"Buat kak Sawala,Sesar tahu kakak pasti lagi banyak pikirankan ?? Kata guru Sesar kalau ada hal yang berat dan kakak pikir kakak nggak bisa lakuin maka makan makanan yang manis bisa membuat hari kakak sedikit membaik. Tapi jujur saja, Sesar agak tidak percaya. Bukankah segalanya sudah ditentukan oleh Tuhan akan bagaimana perasaan kita hari itu ??" Balas Sesar panjang.

Maklum anak-anak selalu banyak bicara. Tapi Sawala tetap mendengarkannya tanpa mau memotongnya. Sawala menatap permen itu dalam diam.

***

"Tumben baru datang kesini Sa ?? Bahkan seharian ini lho sama sekali nggak kelihatan. Dimeja makan,ditaman atau bahkan dibawah pohon ini. Kemana ??" Tanya wanita berambut panjang itu.

Sawala meletakkan buku dan alat tulisnya tepat ditengah antara dirinya dan wanita itu__Raya.

'Tidak ada apa-apa Raya. Hanya saja saya memiliki sedikit pekerjaan pada hobi saya. Apa ada masalah ??' Ungkap Sawala.

Raya berdehem sejenak dan menggeleng.

"Nggak ada,cuma aneh aja. Biasanya gue bakalan lihat lho sama anak-anak main ditaman,gue bakalan lihat kalian ramai didepan ruang kesehatan dan hal itu bikin gue sedikit merasa ditemani..." Jelas Raya.

Sawala menoleh dan menatap side profile Raya. Lalu entah bagaimana Raya menatapnya juga.

'Apa kamu kesepian ??' Ujar Sawala memecah kecanggungan tatapan barusan.

Raya berdehem pelan.

"Mungkin ??" Balas Raya dengan mengangkat kedua bahunya acuh.

Sawala menghela nafas dalam,apakah sekarang ?? Atau nanti saja ?? Ah kenapa dia mendadak gugup ??

WICARA (Completed)Where stories live. Discover now