Wicara 4 : Tanya

348 46 0
                                    

Ini adalah kali pertama dalam hidup seorang Raya dimana sarapan dilakukan secara bersama,dengan banyak sekali orang dan yang paling membuatnya menganga selayaknya orang bodoh adalah,dia harus mengantri.

Tepat setelah dia mendapatkan lauknya,dia duduk didepan Sawala dan anak kecil dikursi roda itu. Raya tersenyum pada anak kecil itu dan beralih menatap Sawala.

"Lho nggak keberatan kan kalau gue duduk disini ??" Tanya Raya.

Sawala menggeleng dan kembali memakan makannya.Tidak ada percakapan lagi disana,Sawala fokus pada makannya dan anak kecil disampingnya juga. Ah benar juga, kenapa Raya tidak kepikiran___pasti sudah ada larangan untuk semua orang tidak boleh mengobrol ketika makan.

Selain karena itu menganggu kenyamanan,itu juga dianggap tidak sopan dan Sawala ?? Ditambah pria didepannya ini akan menulis ketika berbicara padanya.Mendadak Raya dihinggapi rasa tidak nyaman karena kelancangannya barusan.

"Kakak pasti merasa bersalah ya sama kita ?? Terutama sama Kak Sawala karena barusan ngajakin kita bicara ??" Ujar pria kecil itu pada Raya.

Raya tersedak nasi yang dia makan hingga tanpa sadar wajahnya memerah.Sawala buru-buru menyerahkan air mineralnya dan ditenggak setengah oleh Raya.

'Lain kali kalau makan jangan buru-buru,untung saya cepet ngasih kamu air.Kalau enggak ??'

Raya masih berusaha menetralkan rasa sesak di dadanya dan menatap manik mata coklat milik Sawala.Raya menoleh kearah pria kecil yang kebetulannya juga menatap kearah dirinya dan Sawala.

"Kalau dilihat-lihat kakak sama Kak Sawala emang cocok banget.Nggak ada niatan suka sama kakak saya kak ??" Ujar pria kecil ini.

Raya berusaha menahan diri agar tidak kembali tersedak.Bagaimana pun juga pria kecil ini tidak salah,dia hanya menyuarakan apa yang ada dalam pikirannya.

"Nanti deh kakak pikir dulu.Kakak sama Kak Sawala kan baru beberapa kali ketemu,masa kakak langsung suka sama Kak Sawala..." Balas Raya dengan senyuman manis.

Berbanding terbalik dengan Raya yang terlihat kaget,Sawala justru tampak santai dan biasa saja___ seakan apa yang baru saja pria kecil ini katakan adalah omong kosong.

***

Ruangan kesehatan dipanti ini tidak buruk juga,justru sudah dikatakan cukup lengkap.Raya menata beberapa barang yang dia bawa dan menepikan beberapa barang dokter sebelum dirinya.

Ketukan dipintu membuat Raya menoleh dan menyambut orang itu dengan senyuman.Kenapa Raya jadi seantusias ini ?? Kalau sampai papanya tahu bahwa ada orang yang berhasil membuatnya terkesan dengan mudah,bisa habis harga dirinya.

Kenapa dengan harga diri Raya ?? Biarlah itu menjadi rahasia dulu dan nanti akan diceritakan.

"Kenapa ?? Ada yang sakit ??" Tanya Raya sembari masih membersihkan ruangannya.

Pria itu masuk dan mendekat kearah Raya.Dia menggerakkan tangannya.

'Kamu butuh bantuan ??'

Ah sepertinya Raya harus mulai meminjam buku bahasa isyarat agar tidak kesulitan berkomunikasi dengan pria ini.

"Nggak ada sih Sa,cuma beresin ini aja dan taruh dilemari.Ini juga udah kelar kok,mau ngobrol ??" Tawar Raya pada Sawala.

Pria itu duduk diatas bankar dan menatap Raya yang tampak khusu' mencatat sesuatu diatas buku besarnya.Sawala memindai pemandangan apa saja yang berada didalam UKS,jujur saja Sawala tidak pernah suka aroma obat dan darah.

"Disini nggak ada sekolah Sa ??" Ujar Raya penasaran.

Sawala menoleh dan mengangguk pelan.Dia menulis beberapa kalimat disana,fiks Raya akan benar-benar mempelajari bahasa isyarat agar tidak menyusahkan Sawala.

WICARA (Completed)Where stories live. Discover now