Wicara 8 : Ex

247 37 4
                                    

Raya mengerutkan keningnya pelan kala cahaya matahari pagi memasuki netranya.Dia terjaga dan tersenyum kala menemukan pria tuna wicara itu disampingnya.

Bisakah Raya percaya diri sekarang ?? Sawala,tidak kembali ke kamarnya dan memilih menemaninya diruang kesehatan ?? Raya terkejut saat dia melihat kedua bulu mata Sawala bergetar,dia yakin setelah ini Sawala akan bangun.

Raya memejamkan kedua matanya erat,dia malu bagaimana jika Sawala tahu dia mengamati wajahnya tadi ?? Makanya pria itu terbangun. Raya melirik sedikit kala merasakan pergerakan kecil didekatnya,ah Sawala menutup beberapa gorden dan membenarkan letak selimut Raya.

Sejenak Sawala seperti merenggangkan otot badannya,mengambil peralatan gambarnya dan menatap Raya lagi beberapa detik dan menghilang ditikungan ruang kesehatan.

Raya membuka kedua matanya, sedikit memberengut kesal.Kenapa Sawala pergi ?? Kenapa tidak menunggu Raya bangun ?? Raya kembali memejam kala dia mengingat salah satu kilasan.

"Astaga..." Ujarnya kaget dan bangkit duduk.

Raya memukul mulutnya pelan.

"Mulut sampah,kok bisa sih gue kelepasan !!! Gue beneran ngaku nggak ya kemarin ?? Kalau iya,fiks malu banget mau ditaro mana muka gue coba !!" Oceh Raya.

Ditengah kekesalan Raya,ponselnya meraung meminta segera diangkat.

"Lho ngapain sih Lex nelfon pagi-pagi buta gini ???" Sembur Raya kesal.

Pria diujung sana mendecak kesal.

"Bisa nggak nggak usah teriak ?? Suara lho bisa bikin gue tuli tahu nggak ??" Balas pria itu tak kalah kesal.

Raya menekan kekesalannya.

"Kenapa ??" Balas Raya.

"Gue sama temen gue bakal ke panti. Nganterin beberapa pesenan bokap lho..." Ujar Lex.

Raya tersedak ludahnya sendiri,Lex akan kemari bersama temannya ?? Jangan bilang kalau...

"Kalau lho mau tahu,mantan lho juga ikut.Rema kemarin kontak gue ngajak muncak,eh gue disuruh sama bokap lho nganterin beberapa barang buat panti sama uang buat kebutuhan lho..." Jelas Lex.

Raya menghela nafas.

"Udah sampai mana ?? Masih lama nggak ??" Balas Raya.

Lex tampak berbicara pada seseorang disana.

"Kira-kira 2 jam lagi nyampe. Kenapa ?? Mau nitip sesuatu ??" Tanya Lex.

Raya mendecak kesal.

"Nitip akal sehat dobel buat lho, supaya nggak asal ngajak orang.." Semprot Raya kesal.

Raya mematikan sambungan ponselnya secara sepihak.Dia kesal,apa yang harus dia katakan jika bertemu dengan pria itu ?? Astaga Lex sialan.

***

"Ah disini tempat lho praktikum ?? Nggak nyangka derajat lho turun sampai ke level ini..." Ujar pria jangkung itu.

Raya memutar kedua bola matanya kesal.

"Kalau lho mau ngobrol sama gue cuma buat ngehina tempat praktikum gue mendingan lho cabut. Nggak guna juga lho disini,nyumbang enggak malah nyusahin aja.." Balas Raya tajam.

Pria itu terkekeh pelan.

"Pasti ada alasan kan kenapa lho sudi ketempat terpencil ini ?? Kalau enggak jelas nggak mungkin,pasti ada hal yang membuat lho mau balik lagi kesini..." Balas pria itu.

Raya menyentak kepalanya kesal.

"Mau gue kesini dengan panggilan hati atau karena ada alasannya apa masalahnya sama lho ?? Uang juga nggak pake uang lho gue praktik, mobil juga pake mobil bokap gue, bahkan bokap gue juga fine-fine aja sama keputusan gue buat ngambil praktik disini,terus masalah lho apa ??" Jelas Raya tak suka.

WICARA (Completed)Where stories live. Discover now