Wicara 5 : Harapan

326 38 0
                                    

Sejenak keadaaan menjadi hening sebab pertanyaan kurang ajar yang barusaja terlontar dari mulut lancang Raya. Jujur saja Raya menyesali pertanyaannya tapi apa daya ?? Sudah terlanjur keluar dengan epic..

"Kalau nggak mau jawab nggak usah dijawab Sa,gue gila aja kayaknya makanya asal nyeplos.." Ralat Raya.

Namun bukan amarah yang didapat Raya,justru senyuman hangat milik didepannya ini.

'Saya tidak punya kekasih selama ini, tapi saya pernah suka sama seseorang dan saya tidak bisa menceritakan itu sama kamu...'

Aku Sawala.Oke Raya mengerti, sebenarnya Raya tidak mengharapkan Sawala menjawab pertanyaannya itu. Tapi karena Sawala baik hati saja dia tidak menolak ketika Raya sudah lancang padanya.

"Gue beneran nggak sengaja, jujur aja gue berharap lho nggak jawab tadi. Tapi karena udah terlanjur ya udahlah abaikan aja,oke ??" Ujar Raya cepat.

Sawala kembali tersenyum dan tanpa sadar Raya kembali melontarkan kata sampah.

"Bisa nggak lho nggak gampang senyum,gue bisa candu karena itu..." Balas Raya.

Sawala kembali terkekeh tanpa suara lalu selayaknya kakak Sawala mengacak rambut depan Raya pelan. Apa yang barusaja Sawala lakukan padanya itu membuat jantung Raya berdetak tidak karuan,sepertinya Raya memang sudah tidak normal.

'Saya tahu kamu bercanda,jangan sungkan begitu..' Tulis Sawala.

Oke,bersyukurlah Raya karena Sawala tidak benar-benar menganggap ucapan spontannya tadi sebagai kebenaran.Namun saat melihat tulisan selanjutnya Raya tersedak air liurnya sendiri.

'Tapi kalau beneran juga ngga apa-apa..'

Jantung Raya disko karena tulisan pendek Sawala,dari Sawala Raya faham bahwa tidak selamanya kata bisa mewakili kebahagiaan.

"Kapan ada waktu luang ??" Ujar Raya memecah keheningan yang entah sejak kapan kembali menghinggapi mereka lagi.

Sawala menoleh dan berbicara menggunakan bahasa isyarat.

"Dua hari lagi ???" Tanya Raya memastikan bahwa dia tidak salah mengartikan.

Sawala mengangguk.Lalu kembali Sawala berbicara dengan tangannya.

"Karena gue masih bekerja ??" Ujar Raya lagi.

Sawala tersenyum dan kembali mengangguk,ah sepertinya Sawala benar.Raya tidak akan kesulitan untuk mempelajari bahasa tubuh itu, apalagi jika Raya sudah mendapat semangat dari Sawala.

"Soal pekerjaan gue gampang lah,lho sendiri gimana ?? Ntar kalau gue udah iya malah lho lagi yang nggak bisa...." Balas Raya.

Sawala membuka kembali buku catatannya.

'Kalau keluarnya malam,saya harus nunggu Sesar tidur.Kalau siang tidak ada halangan...'

Raya terkekeh,Sawala sangat menyayangi pria kecil itu.Bisakah Sawala juga menyayanginya seperti itu juga ??

"Malam aja,gue bawa mobil.Gue belum pernah jalan-jalan di daerah ini___mau travelling menikmati makanan sama pemandangan dan lho..." Tunjuk Raya.

Sawala menatap Raya hangat.

"Bakal jadi tour guide gue..." Sambung Raya.

Sawala mengangguk pelan,Sawala memang tidak bisa berbicara tapi jelas dia masih punya mata untuk melihat,otak untuk menghafal dan kaki untuk berjalan.

"Sa,lho pernah deket nggak sama cewek gitu.Mungkin aja yang sama seperti kita sekarang,ada ??" Tanya Raya lagi.

Sawala menggeleng pelan,Sawala yakin wanita didepannya ini akan kembali kalang kabut dan menyesal karena kembali bertanya hal seperti ini.

WICARA (Completed)Where stories live. Discover now