Chapter 6 ; Everything's Got a Price

Start from the beginning
                                    

"Apa kau pernah merasakan hal yang sama?" Wooyoung bergidik dan panik ketika orang itu menekan tubuhnya terhadap tubuh Wooyoung. Dia menghembuskan napas ditelinganya, dan mengusap pelan paha dalam terbalut celana milik Wooyoung. "Kau memiliki tubuh yang indah. Aku penasaran, apakan San bermain dengan baik padamu?" Wooyoung mendorong sikunya ke tulang rusuk pria itu ketika ia menyelipkan tangannya di bawah pakaian Wooyoung.

Pria itu menggerang keras. Tapi kemudian kembali tersenyum berbahaya kearah Wooyoung, "aku suka perlawanan." Katanya kembali mendekat dan meraih rambut yang sudah tipis itu, mendorongnya ke lantai. Wooyoung panik dan berusaha memberontak saat pria itu menekannya ke lantai, "Brengsek! Apa yang—..."

Mata Wooyoung melebar, pria itu memotong kalimatnya dengan menampar pipi putih itu. "Diam." Katanya rendah dan menahan tangan Wooyoung. Dia melepaskan dasinya dan mengikat tangan anak muda itu dengan ikatan dasinya. "Aku akan selalu mendapatkan apa yang aku inginkan."

Punggung Wooyoung bergesekan dengan lantai, dan itu membuat luka tembusan peluru kembali terbuka. Pria diatasnya meraih kemeja kotor milik Wooyoung dan berusaha membuka kancingnya dengan cara menarik paksa kemeja itu sehingga dengan mudah terbuka. "Lihatlah dirimu." Pria itu menjilat bibirnya, menatap Wooyoung sendu. Dia membawa tangannya menyusuri dada telanjang Wooyoung.

Anak muda itu tetap memberontak dan berusaha melepaskan dirinya dari sana tapi tenaganya kalah dari pria diatas nya itu. Dan ketika pria itu mulai melebarkan dan melipat kaki Wooyoung, anak muda itu memiliki kesempatan menendang tubuh pria itu hingga terjatuh kebelakang.

"Sialan!" Pria itu berteriak dan mengerang keras. Wooyoung meraih kemeja rusaknya untuk menutupi tubuh bagian depannya itu. Ketika pria itu bangkit, Wooyoung mundur dan tersudut ke dinding ruangan. Anak itu mendapatkan satu tamparan keras pada wajahnya, dan itu memberikan luka baru diwajahnya. Setelah ditampar, Wooyoung mendapatkan hukuman lainnya berupa dicekik.

"Kau benar - benar binatang jalang." Pria itu tertawa. Tubuh Wooyoung bergetar karena cekikan itu, dia berteriak tercekat saat pria itu kembali menyentuh area privasinya. Pria itu bersenandung gila sambil menelusupkan jemarinya melepas ikat pinggang yang Wooyoung kenakan.

Jari - jarinya mengusap kaki jenjang itu dari waktu ke waktu dan menarik turun celana milik Wooyoung, Pria itu mengendurkan cengkramannya pada leher Wooyoung agar anak itu sedikit bisa bernapas. Dia tidak mengasihani anak itu, dia ingin anak itu juga terlihat menikmati tiap sentuhannya.

Wooyoung menatap pria itu dan menangis putus asa saat pria itu membuka celana bagian dalamnya dan mulai menciumi rahang milik Wooyoung, "Aku kenal ayahmu. Dia idiot dan suka berjudi." Katanya menarik tubuh Wooyoung agar terbaring dilantai.

Pria itu mendorong kedua jari sekaligus ke dalam diri Wooyoung. Tubuhnya menegang dan punggungnya melengkung dari lantai karena rasa sakit. Dengan brutal ia memompa jari - jarinya keluar masuk dari tubuh anak itu, menamparnya di wajah tiap kali ia berteriak, "Diam."

Dengan setiap hitungan detik, dorongannya semakin keras, lebih brutal dan kejam. Rasa sakit itu ada tapi entah bagaimana Wooyoung tidak bisa merasakannya. Seluruh tubuhnya mati rasa. Wooyoung mengamati wajah pria itu dan mendengarkan erangan dan geraman menjijikan itu. "Aku bahkan hanya menggunakan jariku.." katanya sambil mendesah.

TOK

TOK

TOK

Cosa Nostra ||SanwooWhere stories live. Discover now