Chapter 17; time

2K 297 66
                                    

"𝘞𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 - 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩"

"Wooyoung?"

San menyebut nama bocah yang sepertinya melamun menatap lurus ke depan. Tapi hanya dengan satu panggilan saja, anak remaja itu tersadar dan menoleh. Dia mengerutkan dahinya saat matanya menangkap celana medis di depannya.

Dia menelan ludahnya menyadari milik siapa itu. Takut - takut dia mengangkat wajahnya dan benar saja, San tengah menatapnya sekarang. Pria itu bertelanjang dada karena perban melilit diarea tubuhnya.

"Y-ya?" Woo tidak tahu harus memanggil dengan sebutan apa untuk San, jadi dia hanya bertanya saja. Tapi, ada yang berbeda dari bos mafia itu sekarang. Bukan bentuk tubuhnya, tetapi ekspresi wajahnya yang lebih terlihat tenang.

San berdeham karena mendapati Woo melamun sibuk mengamati dirinya, "Apa yang kau lakukan disini?" Dia akhirnya bertanya tapi anak remaja didepannya ini menundukan kepalanya.

'Sial! Apa aku salah bicara?' Dia mengumpat dalam batinnya, dia tidak pernah merasakan ini sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir ini. Perasaan bersalah, itu muncul dan mengingatkan dirinya pada sebuah kejadian tragis. Kejadian yang merengut nyawa kedua orang tua bocah didepannya ini. San membuang wajahnya seolah dia berusaha membuang ingatan pahit itu. Perasaannya sekarang sedikit berbeda.

"Jika kau ingin bertemu dengan Hangyum, kau bisa meminta Mingi untuk mengantarmu ke sana." Suaranya berubah kembali menjadi dingin. Wooyoung terkejut dengan perubahan tiba - tiba itu. Apakah San memiliki kepribadian ganda? Atau karena ini adalah efek dari kemarin dia mati suri?

Baron mafia itu pergi tepat sebelum Wooyoung mengatakan sesuatu padanya.


Wooyoung berlari mencari sosok Mingi kemana - mana. Dia bahkan memaksa dirinya bertanya kepada salah satu anak buah San yang berjaga di gerbang utama. Rasa takutnya hilang saat dia mendapatkan jawaban dengan nada yang ramah. Dia telah salah menilai orang - orang dirumah ini.

"Terima kasih." Anak lelaki itu pergi setelah mengucapkan dua kata itu. Dia mengarahkan kakinya menuju taman belakang rumah tempat ia bias bermain bersama Hangyum. Perasaannya saat ini sangat bersemangat karena dia akan bertemu lagi dengan anak kecil itu setelah sekian lama —lima hari— tidak bertemu dengan anak itu.

Tapi langkahnya terhenti dan senyumannya luntur saat melihat dan mendengar sesuatu yang dibicarakan oleh Yunho dan Mingi didepannya.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana San bisa tertembak lagi?"

Kata 'lagi' disini sungguh menarik, seperti memang ditakdirkan. Mingi menunduk dan menghindari tatapan intimidasi Yunho. Pria itu terlihat menahan sesuatu dari mulutnya. "Mengapa diam?" Yunho menagih jawaban.

"Aku tidak tahu." Mingi menjilat bibirnya sejenak, tatapannya berubah serius, "Ini hanya tebakanku. Mob diancam agar kembali menjadi anggota organisasi." Sambung pria itu.

Yunho menjauh karena terkejut, dia menutup mulutnya tidak percaya. Dia mendecih benci. Matanya bergerak panik dan dia terkejut saat melihat sosok Wooyoung yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Oh? Wooyoung-ssi?" Ekspresi wajahnya berubah dengan cepat. Dia berdiri dan melambaikan tangannya ramah menyuruh anak remaja itu untuk mendekat.

Dokter muda itu merangkul Wooyoung ramah, "Kau mencariku?" Nada bicaranya antusias. Wooyoung menggeleng dan itu membuat dirinya sedikit kecewa, "kau tidak mencariku? Lalu mengapa berdiri saja seperti itu?"

Cosa Nostra ||SanwooWhere stories live. Discover now