Chapter 25 : Vendetta

1.9K 265 51
                                    

"Bahwasanya, selalu ada perbedaan antara apa yang kita alami dengan bagaimana kita menafsirkan pengalaman kita."



Di dalam ruang, tidak terlalu pengap, ada beberapa ventilasi tempat udara menerobos, di sinilah para submissive lain menunggu, berlindung, dan berharap kabar baik datang. Setidaknya mereka berharap tidak akan mendengar berita kehilangan kali ini.

Dengan hati - hati, Wooyoung menggeser sedikit tirai yang menutupi penglihatannya. Dia diselimuti oleh rasa penasaran dengan apa yang terjadi diluar sana. Penjelasan Yunho yang terlalu ambigu membuatnya harus nekat memeriksa sendiri apa yang terjadi dengan mengintip melalui jendela ruang darurat.

Kedua matanya fokus menatap ke arah dua kubu yang berdiri berseberangan. Benar - benar akan terjadi perang diluar sana. Wooyoung bahkan merasa ragu, dia akan baik - baik saja meskipun berlindung di dalam rumah.

"Yunsuk benar - benar seorang keparat."

Woo melihat Seonghwa mengusap perutnya, menyilangkan kedua kaki, dan menuang teh ke dalam gelas kaca. Comarè itu bahkan bertanya - tanya darimana datangnya teko teh itu?

Ibu hamil itu bersikap seolah dia akan menerima segala resiko yang terjadi setelah semua ini. Orang lain mengatakan bahwa sikap itu menunjukan dia sudah siap mati kapanpun.

"Jangan terlalu lama menatap mereka, Wooyoung-ssi. Percayalah aku sudah terlalu sering menyaksikan semua ini, dan tidak ada yang menarik. Semuanya membosankan, benar 'kan Yunho-ssi?"

Yunho menoleh dan dia mengangguk, "Kau benar, hyung." Dia beranjak dan duduk bersama dengan Seonghwa, ikut menuangkan teh ke dalam cangkir kosong dan mulai meniup asapnya.

Wooyoung terkejut dengan sikap santai Seonghwa dan Yunho. Mereka berdua benar - benar ahli mengontrol ekonomi perasaan mereka, sementara dia hanya berdiri sambil mendekap Hangyum di dalam pelukannya.

Seonghwa menghela napasnya, "Apa yang mereka lakukan disana? Mengapa tidak langsung mulai?"

Yunho menatap kearah jendela yang tertutup tirai seolah matanya bisa menembus dan melihat apa yang terjadi di bawah sana, kemudian menjawab, "mob pemilik poker face yang tidak terduga."

Seonghwa tertawa kecil, tertawa sarkastis.

"Kau seolah baru mengenalnya, Yunho."

"Aku hanya menebak - nebak, apa lagi yang akan Mereka lakukan setelah salah satu dari mereka berhasil memenangkan perperangan ini."

Raut wajah Seonghwa sedikit tidak suka, ia mengerti maksud dari perkataan Yunho. Bagaimanapun juga, jika sudah membahas 'perang' , seperti mengingatkan pada pemakaman dan jenazah yang berserakan tidak beraturan.

Dan poin nya adalah, salah satu dari kubu yang berselisih akan mati ditempat, saat itu juga. Entah kubu milik Choi San atau Yun Suk yang mati hari ini, Wooyoung berusaha menurunkan ekspetasinya. Dia berjuang melalui doa karena pada saat itu, hanya itu yang baru bisa dia lakukan. Semua yang telah ia saksikan dan terjadi telah melatihkan untuk menjaga ekspetasi sewajarnya.

Segala sesuatu di dunia ini memiliki kelebihan dan kekurangan, termasuk kematian dan kehidupan.

Cosa Nostra ||SanwooWhere stories live. Discover now