Zahra mendengus sebal. Ternyata laki-laki tinggi yang terlihat asik ini memiliki sisi menyebalkan dalam dirinya.

"Tau gini mendingan gue pakai mobil sendiri," gerutu Sungchan.

Mereka sedang berada dalam perjalanan, namun karena mobil Jaehyun yang Sungchan kendarai berjalan sangat lambat menurutnya. Akhirnya laki-laki itu menarik pedal gas sampai spedometer menunjukkan angka 150 km/jam.

"Jangan cepet-cepet anjir bawa mobilnya. Awas itu ada yang mau nyebrang. Jung Sungchan!!" Pekikan nyaring dari bibir Zahra mampu membuat Sungchan tertawa puas.

Gadis di sampingnya itu terus saja mengomel dan memekik setiap Sungchan melewati pengendara lainnya atau saat Sungchan menaikkan kecepatan mobil ini. Padahal menurut Sungchan ini belum seberapa.

"Sungchan awas nabrak! Gue belom mau mati. Ya Allah!"

Merasa sudah kehabisan ide. Zahra akhirnya memukul lengan kiri Sungchan mencoba menghentikan aksi gila lelaki itu dalam mengendarai mobil. Zahra tidak pernah mengendarai mobil di atas kecepatan 100 km/jam membuatnya khawatir jika terjadi hal yang tidak ia inginkan, contohnya kecelakaan?

Amit-amit jangan sampai.

Takut lengannya memar jika terus menerus dipukul oleh Zahra, Sungchan memilih mengalah dengan menurunkan kecepatan mobil menjadi 80 km/jam.

"Lo rese' banget!"

Sungchan tertawa puas melihat wajah Zahra. Sepertinya menjahili Zahra akan dia masukkan ke dalam daftar hobinya.

"Lo gak asik! Padahal seru kalau bawa mobil kayak tadi!"

"Seru dari mananya? Kalau tiba-tiba kecelakaan gimana? Lo gak sayang nyawa apa? Padahal baru aja Kak Jaehwan kecelakaan, gue gak mau ya harus nyusul juga," ketus Zahra.

"Jangan ngambek dong. Ya udah deh gue minta maaf. Lo mau apa gue turutin deh. Asalkan jangan ngambek."

"Gak ada."

"Beneran?"

"Hm."

"Oke," Sungchan memberi jeda sebelum melanjutkan ucapannya, "Gue bulan depan ulang tahun dan gue mau ajak lo ke suatu tempat istimewa."

Bukannya menjawab, justru Zahra mengerutkan keningnya. Mereka baru saja kenal dan bertemu, apakah lazim jika Sungchan sudah mengajaknya keluar seperti ini?

Sungchan menolehkan kepalanya ke samping kanan dimana Zahra masih menatapnya penasaran.

"Kenapa lo liatin gue?"

"Kenapa lo ajak gue?" tanya Zahra balik.

"Ya gue pengen aja ajak lo. Gak boleh?"

"Aneh aja sih, kita baru aja ketemu."

"Emang salah gue ngajak orang yang baru aja gue temuin?" Tangan kiri Sungchan terlepas dari kemudi dan bergerak ke arah kepala Zahra, mengusapnya pelan sebelum ditarik oleh gadis itu.

Salahkah Zahra menaruh kecurigaan kepada Sungchan?

"Sudah sampai. Lo gak mau turun?"

Zahra tersadar dari lamunannya. Dia melepas sabuk pengamannya.

"Thanks, mau mampir dulu gak? Gue lagi baik nih," tanya Zahra.

Sungchan melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 12 siang.

"Gue mau ketemu sama Om Davino. Udah lama gak ketemu, gue yakin Om Davino pasti kangen sama gue."

Zahra berdecih pelan. Ternyata selain menyebalkan, laki-laki dihadapannya sekarang memiliki tingkat percaya diri yang tinggi. Untung saja Zahra segera keluar dari dalam mobil sebelum niatnya untuk memukul wajah percaya diri Sungchan semakin menggebu.

Mask | Jeno ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora