00.

227 35 90
                                    

Terlihat nyata dua gundukan tanah yang sengaja dibuat beberapa waktu lalu. Dengan kelopak kembang beragam warna menutupi permukaannya, tak lupa jirat kayu tertancap jelas di unjung kedua timbunan tanah. Menandakan awal dan akhir kehidupan sang tercinta.

Terngiang nasihat terakhir dari lelaki cinta pertamanya. "Nak, di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh."

Membuat hati trenyuh pilu. Mengait air mata terjatuh kesekian kalinya. Tidak sadar bahwa rasa sangka untuk pergi, terucap begitu saja dari mulut sang ayah.

Begitupun putri sulung yang kini berdampingan nisan dengan sebelahnya. "Jikalau dia memang bukan jodoh kakak. Kamu boleh berusaha untuk memilikinya, Mir. Nggak tahu kenapa, akhir- akhir ini kakak merasa tidak yakin."

Ah kedua perkataan itu! Menjadikan dadanya begitu sesak. Sesenggukan entahla, sudah berapa lama bertahan. Membayangkan wajah mereka saat mengucapkannya. Tenang tanpa beban. Menjadikannya sulit untuk berhenti berduka.

Masih menetap dalam keadaan. Dilihatnya ke samping. Isak tangis masih terdengar sedu dari ibundanya. Hati lembut tak bisa menahan rasa kehilangan dua orang terkasih dalam hidup wanita itu.

Sekuat menahan tangis, dibujuknya dengan usapan kecil di ujung bahu. "Umi, hujannya makin deras. Udah yuk, besok kita ke sini lagi. Umi harus jaga kesehatan."

Menatap sendu ke arah lain. "Balik yuk, Dhan," ajaknya seraya mengangguk berat.

-oo8oo-



Hayyiii👋

Kali ini nyoba nulis cerita tentang wedding wedding gitu. Dan mungkin ini bakal jadi cerita dengan drama ala" ikan terbang. Yang backsound nya bertebaran di mana" :))

Jadi buat yg ga suka... Yaudah pergi aja!

Wkwk. Canda elah jangan baper. Ntar dikira beneran cast nya drama ind*siar lagi🤭

Oke. Habis baca jangan lupa vote, ya. Terimakasih❤



Wedding Ring for KhadijahNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ