[19] Wawancara

212K 26.7K 7.5K
                                    

Cepetkan updatenyaaa??

Suka gak kalo update tiap hari?

Hari yang kalian tunggu tuh hari apa guys?

MANA SUARANYA YANG SUKA ARIONAJENG!!

Votenya dulu bundaa☆

Di daerah kalian hari ink udah ujan gak?

Ketik 'aku sayang kamu' pake bahasa daerah kalian.

ABSEN DULU PAKE EMOT TERAKHIR YABG KALIAN PAKE🔥

SPAM BLUE LOVENYA BUNDA💙💙

SPAM BLUE LOVENYA BUNDA💙💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING💙

●●●

"Ini gak salah?" tanya Ajeng pada Meta selaku sekertaris tim jurnalistik setelah mengamati hasil voting di hadapannya.

Meta mengangkat kedua bahunya. "Sepenglihatan gue sih enggak," ucapnya sembari menatap apa yang Ajeng tatap.

Ajeng menghela napas. "Kenapa pada voting Scorpions sih, kan gak ada prestasi yang harus di banggain dari mereka," keluhnya.

Meta terkikik. "Buat apa berprestasi kalo muka good looking aja udah buat mereka terkenal," ucapnya lalu mencabut poster yang berisi voting mengenai siapa saja siswa yang ingin para siswa PERTIWI lihat di majalah edisi spesial.

"Gimana kalo Adam aja? Dia ketua OSIS," usul Ajeng meminta persetujuan.

Meta menghela napas. "Berarti sia-sia dong voting ini. Lagian di instagram kita aja udah pada nagih Scorpions supaya jadi narasumber."

"Tapi Met, kita harus cari narasumber yang menginspirasi. Kalo mereka apa yang menginspirasinya coba."

"Kalo lo mau Adam aja yang jadi narasumber gue gak masalah, cuma nih nasib orang yang udah ikutan voting gimana? Dan mereka juga udah pada tahu kan hasilnya. Apa gak akan di demo kita?"

Huft, benar juga sih. Tapi kan, kalau ada yang lebih bagus kenapa harus mereka!

•••


"Bar udah deh gak usah nyanyi lagi," gerutu Ander sembari menutup kedua telinganya. Kalau si Bara terus bernyanyi ia rasa gendang telinganya akan pecah saat ini juga. Karena percayalah lebih baik mendengar kokokan ayam di pagi hari walaupun mengganggu tidur lelapnya daripada mendengar suara Bara.

Bara menatapnya dengan sewot. "Lah serah gue dong, suara juga suara gue."

Diego menggeleng-gelengkan kepalanya. "Suara lo tuh sebenernya bagus Bar, cuma agak fals aja di bagian awal sampe akhir," ucapnya yang langsung mendapat timpukan kejam dari Bara.

Ronald, Edgar dan Arion hanya terkekeh saja melihat pertikaian antara ketiganya.

"Gue mau beli minum, ada yang mau nitip?" tanya Ronald sembari beranjak dari duduknya setelah menyimpan gitar di sofa yang kosong.

ARION : DANGEROUS HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang