[76] Pertengkaran

112K 19.8K 14.5K
                                    

Haiiiii ....

Balik lagii nihh sama akuu, kalo di hitung-hitung udah seminggu ya gak UP? Gak papa, gak papa, jangan kecewa, nanti bakalan rajin kokk✌ *kalo gak sibuk tapi wkwk, CANDA😂

Curhatt yuuu ...

Aku duluann.  Hari ini aku lagi mabok lemonade nya Jaehyun, di kepala bener-bener terngiang-ngiang mulu, mana senyumnya ngajak berumah tangga aragahsbsh😭😭 Padahal udah hampir move on dari dia, eh malah mleyot lagii😭😭

COBA SEKARANG KALIANNN. Luapin apa yang gak bisa kalian ceritain ke orang.

⚠️[SESI CURHAT DI BUKA]⚠️

.
.
.

SELALU KU INGATKAN, BIAR KALIAN RAJIN NABUNG. KALO CERITA INI BENTAR LAGI TERBIT, JADI JANGAN BILANG AKU GAK NGINETIN YA KALO ARION UJUG-UJUG OPEN PO😋

.
.
.

Pertanyaan sebelum baca :

1. Kalian pernah ngerasa pingsan gak?

2. Pernah kesurupan?

3. Hal memalukan yang tak terlupakan?

HAPPY READING, DEAR❣

▪︎▪︎▪︎

Lantunan ayat suci al-quran terdengar begitu khidmat di seisi rumah, pun dengan isak tangis yang mendayu-dayu masuk ke dalam pendengaran. Kehilangan ini sungguh terasa menyakitkan.

Bagaimana bisa Tuhan mengambil orang seceria Ander yang seharusnya berumur panjang, bagaimana bisa Tuhan mengambil manusia sebaik Ander, padahal harusnya masih banyak orang yang merasakan kebaikannya.

Diego mengusap setets air mata yang tiba-tiba mengalir di pelupuk matanya, diam-diam menangis di tengah keramaian benar-benar terasa menyesakan.

Bahkan kemarin dirinya dan Ander masih bersenda gurau dan saling melemparkan ejekan dengan berujung mengganti wallpaper hape dengan foto keduanya. Dan ketika Diego menyalakan ponselnya, hantaman tak kasat mata seolah terasa di dadanya, sangat sakit.

Sampai seseorang merangkul bahunya, dia menoleh dan pelakunya adalah Bara. "Gue cengeng banget ya Bar?"

Bara tak berusara, cowok itu menggelengkan kepalanya. "Ngaji yang khusu Di, biar Ander seneng di atas sana."

Diego mengangguk, dengan sisa-sisa tenaganya ia melanjutkan kembali pengajiannya.

Sampai tak berapa lama pengajian berakhir, setelah bercakap-cakap sedikit dengan pihak keluarganya semuanya memutuskan untuk pulang, ralat! Maksudnya berkumpul di satu rumah. Dan tujuannya adalah rumah Ajeng dan Arion.

Sepanjang jalan tak ada yang memulai obrolan, benar-benar hening tak terkendali. Padahal biasanya kalau lagi sepi begini, akan ada Ander dan Diego yang saling melemparkan banyolan. Kini tidak ada lagi Ander, dan tidak ada lagi guyonan yang membikin semua orang sakit perut.

Semuanya benar-benar hampa.

"Mau minum apa?" tanya Ajeng setelah memastikan mereka duduk dengan tenang di ruang tamu rumahnya.

"Air putih aja," sahut Ronald.

Ajeng mengangguk, kemudian segera bergegas ke dapur.

"Di, udah ikhlasin, walaupun gua tahu rasanya berat, tapi lo gak harus berlarut-larut dalam kesedihan kayak gini," ucap Edgar sembari menepuk bahu Diego beberapa kali.

ARION : DANGEROUS HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang