Bagian 11 : Kesal

24 19 6
                                    

Jangan lupa vote dan comment
Vote comment gartis kok gak bayar

_______________

Anjani dan laras penasaran dengan kata kata adrian " Tapi... apa?"

"Besok aja gue ngasih tau tapi nya hahaha" adrian sengaja membuat temannya penasaran.

_______________

Kringg!! Kringg!!
Bunyi bel menandakan pulang sekolah

"Adrian... lu nggak apa apa kan kalau kita ke rumah laras jalan kaki aja? lagian rumah laras deket kok" tanya jani ke adrian.

"Gue sih nggak masalah, tapi gue mau jemput kakak gue dulu. Jadi kalian pergi aja duluan, nanti gue nyusul"

"Yaudah kita tunggu lu di rumah laras yah. Awas aja kalau lu gak datang!" Ancam alfin ke adrian.

"Iya tenang aja gue pasti datang"


****

Di rumah sakit....

"Kak gue kan mau ke rumah temen gue, lu mau ikut atau gue antar lu pulang dulu?"

"Terserah" jawaban dari dion yang sangat singkat padat dan jelas.

"Oke kalau gitu kita ke rumah temen gue dulu yah?" Tanya adrian lagi kepada kakaknya untuk memastikan.

Tapi lagi lagi dion hanya menjawab... "Terserah"

Adrian dan dion sampai ke rumah laras. Dion sedikit terkejut karena ternyata rumah yang adrian datangi adalah rumah laras.

Laras, Anjani, dan Alfin menyambut kedatangan adrian dan betapa terkejutnya laras ketika ia melihat dion juga ikut ke rumah nya. Mereka mulai sibuk dengan pembicaraan mereka sedangkan laras hanya diam

"Laras kenapa lu cuma diam?" Anjani sengaja bertanya seperti itu sambil melihat ke arah dion.

Alfin, Dion, dan Adrian yang sedang asik dengan pembicaraan tiba tiba berhenti dan mereka tertuju ke laras

"Eh nggak apa apa kok, gue cuma bingung mau ngomong apa" alih laras agar temannya tidak memandangnya terus menerus

"Lanjut!! lanjutt!!" Teriak alfin

Anjani yang sedang duduk di samping laras bergegas lari dengan alasan ingin ke toilet. Dan ketika anjani kembali, rumah laras menjadi heboh dan alangkah terkejutnya laras ketika melihat anjani membawa tas nya yang berisikan earphone pemberian dion.

"Aduhh mampus gue, mau ngapain lagi si Anjani ambil tas itu yaampun" Laras ngomong dalam hati sambil tepuk jidat.

Anjani membuka dan menjatuhkan tas yang berisi earphone pemberian dion. Seketika adrian langsung mengambil nya dan semuanya menjadi heboh.

"Kak!! Ini kan earphone lu? Kenapa ada di tas laras!?" Adrian bertanya sambil menunjukkan earphone yang sedang ia pegang dengan dengan nada yang serius dan penuh kesal.

Dion yang panik dan hanya bisa menjawab "itu bukan punya gue"

"Disini jelas tertera nama lu!!! Dan lu bilang ini bukan punya elu hah?" Adrian mulai emosi dengan kakaknya.

Laras menyubit pelan tangan Anjani sambil berbisik "Astaga jani!! Ngapain lu jatuhin itu tas gue, liat kan mereka jadi ribut. Gue gatau harus ngomong apaaaaa!!"

Anjani yang tidak merasa bersalah sama sekali "udah laras ini lagi seru. Kita lihat siapa yang bakal menang dan dapatin lu"

Laras sedikit kesal dengan Anjani tetapi ia hanya diam saja

Adrian mulai menanyakan soal earphone tersebut ke laras "Ras... lu jujur sama gue pliss! Kenapa earphone kakak gue ada di elu?"

"E-ehh e-emm waktu itu gue gak sengaja nemu earphone ini di taman sekolah dan yah gue ambil aja. Gue pengen balikin cuma gue malu" laras dengan terpaksa bohong ke adrian.

Adrian hanya diam dan langsung menarik tangan kakaknya. Dia ingin segera pulang. Earphone tersebut adrian tetap meletakkannya di meja laras karena ia tau bahwa saat ini laras dan dion sedang berbohong, tetapi ia memilih diam.

Suasana di rumah laras menjadi canggung. Alfin mulai membuka pembicaraan "Eh itu adrian gimana? Dia marah kayaknya"

"Gue gatau, gue pusing, gue gak negrti lagiiii harus gimana ke adrian" sambung laras.

"Maaf yah ras gara gara gue adrian jadi marah" Anjani meminta maaf ke laras.

"Iya nggak apa apa" jawab laras

"Ras... sebenernya Adrian itu suka sama elu, tapi dia gak berani ngomong, makanya tadi respon dia pada saat liat earphone kakaknya ada di elu dia marah banget" Alfin memilih untuk memberitahu perasaan adrian ke laras agar laras bisa lebih mengerti ke adrian.

"Jangan bercanda lah fin" laras tidak percaya dengan apa yang di katakan alfin

"Gue serius laras"

Walaupun Alfin berkata ia serius tetapi Laras tetap menganggap nya bercanda. Karena Laras pikir Alfin adalah orang yang senang bercanda.

***

"Kak!! Lu suka sama laras?" Adrian terus mempertanyakan itu ke kakaknya.

"Gak" jawab dion dengan cuek

"Lu jujur aja nggak apa apa kak. Gue bakal bantuin lu biar bisa deket sama laras"

"Gak, kalau lu suka temen lu itu kejar aja, gue udah suka sama orang lain"

Adrian tau kakaknya berbohong tapi ia tetap akan membantu kakaknya agar bisa dekat dengan laras. Karena dia sudah berjanji bahwa dia akan membahagiakan kakaknya apapun caranya. Sekalipun dia harus mengorbankan perasaannya.


"Kak gue tau lu suka sama laras, gue pasti bakal bantuin lu biar laras bisa lebih deket lagi sama lu" adrian tersenyum sambil berkata itu dalam hati nya.

***

Di rumah laras....

"Ras kita berdua pamit pulang dulu yah"

"Ohh iya hati hati di jalan yah"

"Iya assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Sambil menuju pintu keluar Alfin dan Anjani meyakinkan laras "Lu tenang aja ras, percaya sama gue kalau Adrian gak bakalan marah sama lu. Adrian bukan tipe orang yang suka marah.

"Emm iyaa.... makasih yah udah mau main ke rumah gue"

"Iya sama sama ras, nanti kapan kapan kita main lagi yah"

-Jika kamu berani berkorban untuk orang yang kamu sayang, kamu adalah orang yang luar biasa-

Terima kasih sudah membaca:)

Gimana ceritanya menurut kalian? Kalau ada yang salah kalian bisa kasih perbaikan dan kasih saran yah. jangan lupa vote dan comment biar author tetap semangat lanjutin ceritanya^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Future Nostalgia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang