kawan rasa lawan

366 41 2
                                    

Sebuah mobil hitam berhenti di depan rumah baru. Seorang laki-laki turun dari mobil sambil menjinjing tas punggung sambil membawa drafting tube miliknya. Laki-laki berperawakan tinggi, berambut gelap dan mata yang berbinar turun dari mobil.

Dia tidak segera mengambil barang-barangnya di bagasi. Dia lebih memilih memperhatikan lingkungan sekitar yang sebentar lagi akan menjadi tempat tinggalnya.

Laki-laki itu sengaja menurunkan tas dan mengambil kamera kesayangannya. dia mengambil gambar dari beberapa rumah yang ada disana.

Dia memperhatikan setiap rumah satu persatu berusaha mencari ide segar dari bentuk bangunan rumah-rumah yang ada disana. Sampai akhirnya dia melihat rumah yang begitu bagus desainnya, sangat rindang, megah tapi juga terlihat sederhana.

"bagus kan dek?  rumah bos kakak itu"

dia mengangguk dan kembali fokus menatap rumah itu lagi. Tidak heran, rumah ini begitu bagus secara yang punya bos perusahaan arsitektur besar.
tapi mengapa rumah ini mengingatkannya pada seseorang?

"dek, kamu masih mau diluar?  kakak bawa masuk barang kamu ke dalam yaa. nanti kamu langsung masuk aja ke rumah"

Lagi-lagi dia hanya mengangguk menanggapi kakaknya.

bicara mengenai rumah, dia memang sangat menyukai bangunan. Hampir mirip dengan kakaknya yang seorang arsitek, dia juga baru saja lulus dan menjadi sarjana tekhik sipil bangunan.

Dia tersenyum, mengingat kembali kenangan yang terasa bahagia namun juga menyedihkan secara bersamaan.

Hai, hati..
apa kamu merindukan dirinya? bahkan pikirannya juga seirama, dia merindukannya

Iyaa.. dia merindukan sahabatnya.

Kalau dia ingat bagaimana dirinya bertemu seseorang yang selalu mengisi hatinya. Seseorang yang selalu dia anggap orang yang spesial dalam hidupnya meski tidak ada ikatan saudara.

Sangat menyayanginya sampai dia harus merelakan hatinya sendiri.

sahabatnya pernah bilang kalau dia ingin kuat seperti bangunan, terlihat kokoh seperti gedung-gedung tinggi tapi juga terasa hangat seperti rumah keluarga. Dia juga bercerita kalau dia ingin jadi seperti ayahnya. Mungkin karena itu dia terdorong untuk menjadi arsitek.

Kalau dia adalah bangunan umum seperti jembatan dan jalan raya, maka sahabatnya itu bagaikan gedung-gedung tinggi perkantoran

terlalu tinggi untuk dirinya yang hanya jalan raya. yang hanya menjadi pijakan dari gedung-gedung tinggi.

Dan ada lagi,
seseorang diantara mereka.
Seseorang yang dirasa hangat seperti sebuah rumah untuk memulai pergi
dan rumah yang kita tuju untuk pulang.

sayangnya bukan hanya dia yang menganggapnya seperti rumah. Sahabatnya itu juga sama. Mereka berdua jatuh pada pesona yang sama.

Dan cerita klasik.
karena cinta kadang kita harus tak berakhir baik.
Sama-sama berjuang
tapi pasti hanya ada satu pemenang.
Yang menang berhasil memiliki
Yang kalah pergi mengasingkan diri.

Demi apapun yang terjadi
jika dulu dia harus memilih antara cinta dan sahabat maka dia akan memilih sahabat.

Tapi sekarang...
dia tidak ingin kehilangan keduanya.
biarlah dia yang mengorbankan hati dan perasaanya.

Kali ini dia menatap langit, memutar kembali memorinya. mengingat dua orang yang begitu berharga dalam hidupnya.

Kini dia berada disini untuk menemui mereka, meski dia tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya. dia hanya berharap semoga semuanya kembali seperti sedia kala

Untukmu sahabatku Jungkook dan Yeri
dari aku yang merindukan kalian



Mingyu

Dari: AuthorHai kamu mas lokal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dari: Author
Hai kamu mas lokal. aku padamu💕

FAMILY ENAM HARIWhere stories live. Discover now