09

1.2K 188 13
                                    


Sound on, wajib! Harus!

.

.

.

Madara menuruni tangga satu persatu, dan entah kenapa semua orang menjadi diam. Suara bising yang sedari tadi muncul bagai lenyap dan tinggal suara angin.

Tirai tandu terakhir itu pun terbuka perlahan ketika Madara sudah berdiri tidak jauh darinya.

Jari-jari lentik itu menyibakkan kainnya, dan perlahan terlihatlah wajah dengan paras cantik itu.

Penglihatan Madara pun muncul kembali, dengan wajah Naruto yang sama dan keadaan yang sama, Kecantikannya pun sama.

Naruto membuka kain itu sepenuhnya, senyum muncul dari bibirnya yang terpoles liptint merah tipis, kemudian satu kakinya keluar dari tandu itu. Begitu anggun, hingga Naruto berdiri didepan Madara.

Madara secara spontan mengulurkan tangannya, yang di terima oleh Naruto. Semua orang menatap kagum akan kecantikan Naruto, seperti melihat permaisuri sungguhan dengan keanggunannya.

Langkah Madara dan Naruto perlahan menaiki tangga satu persatu, setelah sampai di tempat mereka berdiri, mereka saling berhadapan. Madara kembali melihat kehidupan masa lampau, seolah dia mengalaminya sendiri. Kini lebih jelas, Naruto yang tersenyum kepadanya, untaian bunga yang bertebaran di sekeliling mereka, dan sorakan rakyat yang menyambut permaisuri mereka.

Tangan Madara terangkat mengusap pipi Naruto, kemudian dengan cepat mencium bibir Naruto. Rasanya seperti rindu yang membuncah.

Semua orang pun terkesiap dengan nafas tertahan, tidak di terangkan jika di perbolehkan melakukan adegan seperti itu.

Madara melepaskan ciumannya, wajah Naruto pun sudah sangat merah. Saat sadar, Madara ternyata di tonton oleh ribuan orang. Menyadari itu Madara hanya menghela nafas, untuk malu pun sepertinya sudah putus uratnya dari Madara.

~∆~

Dinasty Giok.

Madara berdiri, perasaannya gugup bercampur senang. Hari ini akan menjadi hari pernikahannya. Dengan seseorang yang di inginkan nya.

Gerbang Terbuka, sorakan rakyat pun terdengar bersamaan dengan munculnya sebuah tandu tertutup. Mata Madara terus menatapnya seolah jika dia berkedip momen ini akan hilang bagai mimpi.

Bahkan dirinya berdiri di sini pun seperti mimpi, senyumnya mengembang.

Tandu pun di letakkan, Madara menuruni tangga satu per satu dengan berwibawa, hingga kakinya berhenti tidak jauh dari tandu itu, sedetik kemudian sebuah tangan muncul dari balik tirai merah beludru itu, menyibakkan kainnya perlahan, menampakkan wajah yang sangat cantik bagaikan putri dari nirwana. Angin berhembus mengikuti senyum yang di pancarkan oleh calon permaisurinya. Naruto.

Kaki Naruto turun dengan anggun, kemudian berdiri dan menampilkan dirinya sepenuhnya. Hanfu merah dengan rajutan benang emas dan perhiasan di kepalanya, sangat cocok untuknya.

Madara dan Naruto saling berpandangan, melemparkan senyum mereka. Tangan Madara terulur untuk menyambut Naruto dan di terima dengan senang hati oleh Naruto.

Mereka berdua pun berjalan beriringan menaiki tangga, ketika sampai mereka saling berhadapan.

"Hari ini akan di kenang oleh sejarah, hari dimana pernikahan kita akan menjadi simbol keberuntungan untuk negara ini." Ucap Madara dengan lantang.

"HIDUP YANG MULIA RAJA!"

"HIDUP!"

"HIDUP YANG MULIA PERMAISURI!"

The legend of Mafia [End] ✓Where stories live. Discover now