18

968 154 21
                                    

Naruto tersentak, matanya terbuka.

Tapi anehnya dia terbangun bukan di tempat yang seharusnya. Bahkan dia sekarang sedang berdiri. Di depan gedung yang selalu masuk ke dalam buku sejarah.

Kepalanya menoleh dan mendapati banyak orang berlalu-lalang, tapi mereka seperti tidak merasakan keberadaan Naruto disini.

Suasananya sangat muram, seperti dukacita yang tidak di inginkan menimpa istana ini. Naruto bisa melihat tidak ada senyum di wajah Kasim maupun para pelayan, ada apa?

Kaki Naruto bergerak untuk mencari tahu, masuk dan lebih masuk lagi kedalam gedung. Mencari dimana dirinya di masa lalu, dan dimana Madara.

Tapi nihil, Naruto tidak menemukannya. Semuanya kosong tanpa ada orang yang berada di tahta maupun ruang kerja. Akhirnya Naruto memutuskan untuk pergi ke gedung kaisar, mengingat jika masih ada bangunan itu disana. Setelah melewati jalan setapak dan pepohonan yang menjulang tinggi, tiba lah Naruto di sebuah gedung yang sepertinya di bangun ulang.

Suasananya sepi, seperti tidak ada kasih sayang sampai ke sini. Perasaan Naruto juga seperti merindukan tempat ini.

Tangannya hendak mendorong pintu, tapi anehnya tembus, seperti dirinya yang supranatural disini. Naruto pun langsung masuk begitu saja dan matanya menemukan seseorang sedang duduk bersimpuh di lantai. Di dalam sangat berantakan, bahkan sinar matahari tidak masuk walaupun hanya secelah. Naruto mendekat, matanya membulat begitu tahu jika orang ini adalah Madara.

Dengan cepat Naruto memegang kedua pipi Madara dan ikut bersimpuh di bawah. Pandangan Madara nampak kosong seperti tidak ada harapan hidup.

"Oh, ada apa denganmu?" Tanya Naruto, air matanya sudah berurai dan hampir terjatuh. Keadaan Madara sangat buruk, kantung matanya menebal dan kehitaman.

"Naru?"

Madara mendongak seperti merasakan kehadiran seseorang didepannya, dan kedua pipinya terasa hangat. Sedetik kemudian hatinya terenyuh dan menangis sejadinya.

"Jangan, jangan menangis." Naruto semakin merapatkan dirinya pada Madara. Melihat Madara yang tersiksa seperti ini membuat Naruto tidak bisa mencegah tangisannya.

"Aku mohon... Kembalikan Naru ku... Kembalikan anakku... Aku salah... Maafkan aku..."

Madara meringkuk, Naruto terhenyak, terdiam di tempatnya. Apa yang terjadi sebenarnya, dia tidak mengerti. Wajah Naruto berpaling ke sebuah lukisan di tembok, lukisan itu adalah benda yang dilihat Madara sedari tadi sebelum menangis.

 Wajah Naruto berpaling ke sebuah lukisan di tembok, lukisan itu adalah benda yang dilihat Madara sedari tadi sebelum menangis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Art by : pinterest

Lukisan dirinya...

Naruto mendekati lukisan yang nampak seperti hidup itu, wajahnya terlihat sedih seperti mengingat sebuah potongan kisah yang sebelumnya terjadi. Menyebabkan Madara menjadi seperti ini.

The legend of Mafia [End] ✓Where stories live. Discover now