Penjelasan Sebenarnya

Mulai dari awal
                                    

Rino begitu memikmati lagunya, ia terbawa hanyut dalam alunan musiknya.

Tak kusangka dengan mudahnya
Kau abaikan segalanya
Berbulan ku harapkan cinta
Datang kembali untuk satukan kita
Maaf bila tutur kata ini
Membuatmu benci dan tak ingin kembali lagi
Setidaknya tak secepat ini
Kau bersama dengan dirinya

Rino menyanyikan lagu maaf dari walag, ia merasa lagunya begitu menyentuh hatinya, lagu ini juga salah satu lagu favoritnya. Ia sangat suka pada musik tak heran jika ia masuk grup band sekolahnya, selain mahir dalam gitar suara nya pun cukup bagus.

Kasih, dengarkanlah
Lagu ini ku mohon sebentar saja
Tuk mengingat kenangan kita
Yang penuh mimpi untuk bahagia
Jangan lupakan kisah kita
Dua tahun kita pernah bersama
Berbagi rasa ciptakan satu bahagia
Maafkan ku cinta, lagu ini untukmu

"Kok gue jadi galau ya? arghhh!" Rino jadi salting sendiri. Ia berdiri menyudahi lagunya dan menyimpan gitarnya lalu berjalan mengambil kunci motornya untuk pergi.

"Dasar hati gak bisa gitu, nahan buat gak ketemu?" ia menyalahkan hatinya, yang entah kenapa seperti memaksa untuk bertemu Tira.

###

Motor pesvanya sudah melaju di jalanan, bulan begitu terang malam ini, seolah akan ada hal baik yang menghampiri. Jalanan tampak senggang tak banyak kendaraan yang melintas. Rino menepikan motornya di sebuah tempat yang biasa Tira dan dirinya kunjungi. Ia menyimpan helmnya dan berjalan mencari keberadaan orang itu.

Dari jauh, Rino melihat Tira duduk santai sambil memainkan ponselnya. Tira memang pasti menunggu, apapun keadaan dan kondisinya seperti yang sudah-sudah terjadi ketika mereka masih bersama. Rino tak langsung menghampirinya, ia menatapnya begitu lekat ada rasa rindu yang bergemuruh dalam hatinya. Tak bisa di pungkiri bahwa hatinya memang masih cinta.

"Kenapa sih, lo mesti selingkuh Ti?" lirih Rino pelan.

Ia mengambil nafas, dan membuangnya perlahan, ekspresi wajahnya ia buat se-biasa mungkin. Ia berusaha menegarkan hatinya agar tidak tergoyahkan. Rino berjalan menuju Tira.

"Ada apa? gue kebetulan mau ke minimarket bukan sengaja ketemu kamu." Rino berbohong, ia hanya mencari alasan agar Tira tidak ke pedean. Ia begitu datar dan dingin pada Tira membuat Tira ingin ketawa melihatnya.

"Apapun alasannya, makasih udah mau datang," ujar Tira sambil tersenyum manis, sementara Rino menghindari tatapan dan senyuman itu.

"Cepet mau ngomong apa?" desak Rino tak sabaran.

"Rusuh amat kek dikejar setoran," canda Tira sambil tertawa. Rino ingin tertawa tapi ia menahannya.

"Ketawa aja kali, jaim banget."

"Ngomong aja kali, jangan banyak basa-basi." Rino mempertegas, tak ingin kalah. Tira hanya tersenyum.

"Gue mau bilang makasih .... "

"Lah makasih buat apa lagi? bukannya tadi udah bilang?"

"Makasih udah ngak cerita soal hubungan kita yang udah berakhir, sama nyokap gue."

Ibunya Tira bercerita tentang kedatangan Rino, perasaan tak enak merasuki hatinya. Namun, setalah mendengarkan bahwa Rino menolak tawarannya untuk barbeque bersama, Tira mengerti bahwa Rino tidak menceritakan tentang hubungannya.

"Ouh itu, itu bukan hak gue. Kenapa juga lo belum cerita?"

"Iya, gue bingung aja gimana jelasinnya, Ibu gue pasti marah dan desek gue buat baikan dan balikan sama lo, sementara sekarang gue pacar Radit. Secara lo tahu kan ibu gue sangat suka banget sama lo." Tira menjelaskan. Rino hanya mendengarkan sambil mengagguk-angguk.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang