11-Main kuy!

27 6 4
                                    

"Tiada hari tanpa ulah, seperti asupan kurang gizi."
-Kevin Satriawanto-

*****

Akhirnya Kevin tersenyum sinis, lalu melepaskan lengannya yang tadinya menahan punggung Julia.

Dugh,

Julia terjatuh, tubuhnya sedikit terbanting di lantai sekaligus sangat kaget memang pria itu sungguh KEJAM!

Kevin tertawa sinis, gadis itu mengigit bibir mengepalkan tangannya yang ikut bergeletak di lantai. Julia sedikit merintih nyeri dan duduk sambil mengelus punggung belakangnya.

Memastikan, apa ia akan mengalami encok atau remuk pada tulang belakang?

"Makanya tali di ikat bukan di urai, dikira mau ngerimbat tuh tali." sinis Kevin tercengir, kemudian meninggalkan Julia dengan penderitaannya.

"Memangnya gue sandal jepit pantas di banting." gerutu Julia menyipitkan mata, semua kata-kata toxic di lontarkan dalam gumaman.

"Amit-amit."

..........

Di pertengahan pelajaran. Guru PKN menjelaskan apa pentingnya hidup rukun dan bertatakrama dalam mengikuti norma-norma sepatutnya sudah menjadi dasar-dasar Pancasila sebagai Dasar Negara berslogan "Bhineka Tunggal Ika"

"Pada sial ini di jelaskan..."

"Bu, bu, sila bukan sial." serontak murid-murid sangat menyimak penjelasannya.

Itu pun mereka harus menahan tertawaannya karena takut menjadi dosa jariyah.

Memang guru mempunyai 3 anak dan 1 suami ini sering galfok contohnya salah berbicara, mungkin efek dari mengonsumsi pil-KB mangkanya jadi salah ngomong melulu.

Bahkan setiap menulis terbilang banyak typo.
Guru ini pernah menulis: "Pancasila mempunyai makan yaitu, menjadi pandangan hidup wargaberniaga"

Untung saja pada saat itu Rayna serta Julia yang tengah serius dan teliti di saat KBMnya, inisiatif menjabarkan kata-kata yang elok patut direvisi menjadi: "Pancasila mempunyai makna yaitu, menjadi pandangan hidup warga bernegara"

Memang wajarlah, berpropesi sebagai guru tidak mudah, belum membuat materi, belum mikir untuk mencari soal, belum lagi harus mahir menghitung untuk penilaian.

Guru juga manusia guys, jadi semua manusia pasti mempunyai kesalahan dan kebenaran.

Selagi guru masih menyalurkan ilmu yang bermanfaat kenapa tidak mengamalkannya?

Kalau masih menanggapi guru tetap saja salah di mata kalian. Sana lu belajar saja dengan robot.

"Iya maksud ibu seperti itu. Lanjut ya anak-anak!"

Separuhnya kita hanya bisa membaca bla bla bla bla saja. Guru PKN menjelaskan terbilang rinci bin padat. Sampailah di ujung perakhiran kalimat, "Tugas kelompok 2 orang. Untuk membuat, konsep-konsep yang ibu jelaskan. Ada peryataan?"

"Pertanyaan ibu....." kompak mereka dengan respon kecepatan 4G no limit.

"Iya. Maksud saya ada pertanyaan?" ralat Guru PKN.

Syamsul mengangkat satu tangan. Penglihatan beliau tertuju padanya, "Ya samsul?"

"Kelompoknya teman sebangku bu?"

"Oh, iya ibu lupa. Eum... kelompoknya antar lawan jenis yaa...."

"Bu, kenapa harus cewek cowok? Kalau kita gak setuju gimana?" bimbang Reno.

"Kalian mau tahu...? Kenapa ibu maunya cewek-cowok?"

Dengan polosnya mereka kompak dengan anggukan kepala.

BAR BAR OR JUTEK? [ON GOING]Onde histórias criam vida. Descubra agora