10-Pahamilah!

19 7 11
                                    

Julia merasakan omelan nyokap sengit itu akan dilontarkan olehnya tapi,..

"Kamu mengambil sabun mamah untuk pengharum ruangan ya?" tanya nyokap terlihat ketus membuat Julia terangan-angan bagaimana rasanya di marahi oleh sang ibunda tercinta.

Selama Julia lahir, belum pernah melihat nyokap marah ataupun membentaknya. Begitu juga Zainal menyasikan berdiri di atas anak tangga.

"Eum..maaf mah, habisnya julia ngecek harga di toko sebelah diskon cuma 10% kan lucu." takut Julia menunduk malu.

"Gak ada yang lucu Julia." bantah nyokap.

"Terus aku Julia harus bagaimana? Si among saja mandi pakai sabun itu." ucap Julia merasa tidak adil. Berwajah lugu, polos seperti anda :v

"Ini sabun mandi Julia, bukan pengharum ruangan." greget nyokap sambil menunjuk-nunjuk botol sabun tersebut, menahan amarah.

Di belakang, Zainal menahan tertawaan kembali menyimak. Khalayaknya menyimak di grup chat. Adegan langka ini memang sangat hits dan sayang jika di lewatkan.

Bagaimana gak sayang dilewatkan coba, nyokapnya yang pernah di tuduh mengorupsi uang arisan saja beliau tetap tersenyum damai. Menanggapi finah dengan lirih perkataan yang di lontarkannya.

"Terus Julia harus bagaimana? Habisnya kamar Julia bau asap tetangga sebelah membakar sampah." alasan Julia sangat wajar.

"Kamu tutup atuh sayang jendelanya...." lirih nyokap membelai pipi Julia.

"Eum..... mamah gak marah dengan Julia?" senang Julia.

"Gak kok, lain kali kamu kalau mau sesuatu bilang. Jangan seperti si Among nyelonong aja." lirih nyokap.

Julia tersenyum menganggukan kepala sembari berjalan masuk untuk tidur dikamarnya dengan riang tanpa beban.

Nyokapnya kembali tersenyum mengikhlaskan semua demi ketenraman hatinya. Beliau membalikkan badan, melihat Zainal bengong melihat adegan hal serupa.

"Nyokap gue memang berhati malaikat." gumam Zainal.

.........

Langit terbentang oleh awan-awan yang putih, embun pagi terlihat pada kaca jendela Julia. Memulai hari dengan tersenyum sembari menatap bingkai foto keluarga di meja belajar miliknya. Terus tersenyum sangat beruntung mengelus-ngelus permukaan foto.

"Gue sangat bersyukur, walaupun setiap hari diawali dengan omelan papah, seterusnya ada yang menenangkan dengan lirihan nasihat mamah. Kemuadian, ditambah dengan kesompalakan kakak tiada duanya di luar sana. Hanya mereka yang patut mengusir ke rasa jengkel karena...."

Setiba nya Julia kembali murung kesal emosi meluap kepada pria si bar-bar Kevin.

"Kevin gila."

Julia kembali menaruh foto di tempat semula, dengan rapih Julia langsung memabawa tas segera turun ke lantai bawah.

Dibawah hanya mamah saja tersisa, Julia mengerutkan alis. Biasanya Zainal selalu heboh mengagetkannya dan papahnya yang mengoceh selalu berdebat di meja makan. Kini mereka ber-2 tidak ada di tempat.

"Selamat pagi mah..."

Nyokapnya sedang mendengarkan musik dengan radio menoleh ke arah anak bungsunya, "Iya Julia.... selamat pagi juga.." responnya.

Julia terduduk di samping nyokap meletakkan tas di atas meja makan. Melihat sekeliling rumah, memang tidak tertampak sosok Bokap maupun Zainal.

"Kakak sama papah kok gak ada? Biasanya..." perkataan Julia terhenti nyokapnya tiba-tiba bernyanyi menghayati lirik lagu. Itu juga mengejutkan Julia. Suara mendentung namun, memang merdu tetapi kan ngegas.

BAR BAR OR JUTEK? [ON GOING]Where stories live. Discover now