"C-chan... "
"Pergi kau dari sini!" Tegas chanyeol lagi
"Chan, apa yang... "
"Kau! Apa begini cara mu membalas ku? Apa kau sangat marah karena aku menikah dengan rose hanya karena menginginkan anak? Hingga kau berani menghianati ku?"
"Bukan kah aku selalu bilang jika kau sakit maka marahlah pada ku! Lantas kenapa kau malah bermain di belakang ku? Apa mau mu baek?"
"Jika kau muak kau bisa bilang, maka aku akan mengurus perceraian kita!"
Baekhyun yang sedari tadi menekuk kepalanya langsung mendongak menatap si tinggi tidak percaya. Pasalnya selama ini pria itu selalu berkata bahwa dia mencintai baekhyun, tapi lihatlah sekarang.
Hati nya seperti di peras yang membuat bagian dalam tubuhnya itu sangat sakit dan sesak. Dengan mata berkaca kaca yang sangat sudah siap untuk menjatuhkan diri di atas pipinya.
"kau bukan hanya tidak berguna, tapi kau juga mengkhianati ku! maaf aku tidak akan mempertahankan mu lagi"
baekhyun semakin di buat tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari pria tinggi yang berstatus suaminya itu, jika ini mimpi maka baekhyun sangat berharap lekas bangunkan dia dari mimpi terburuk yang pernah dia alami.
"silahkan pergi, dan jangan menampakan diri mu lagi di hadapan ku"
baekhyun masih diam membiarkan chanyeol mengatakan semua yang dia mau, karena dia tahu chanyeol hanya salah faham. chanyeol sangat mencintai baekhyun hingga sekarang rasa takut dan cemburu membuaat pria itu bergejolak dengan emosinya.
"baiklah chan, aku akan membereskan pakaian ku dulu"
baekhyun beralari ke arah kamar dan mengambil dua koper besar nya kemudian memasukan semua barang barang miliknya tanpa membawa barang yang tentunya bukan miliknya, seperti yang di belikan oleh chanyeol.
baekhyun menatap nanar dua paperbag berwarna babyblue yang terjatuh di lantai dan menampakan sedikit isinya. paperbag yang dulu sempat dia belikan untuk rose dan chanyeol saat mereka liburan, ya paperbag itu berisi pakaian bayi yang lucu.
dada baekhyun semakin sesak hingga akhirnya pertahanan itu runtuh. gadis itu menangis sejadi jadinya memukuli dada yang terasa sesak hanya agar dapat bernafas dengan baik seperti semula.
"m-mommy, hikss.... aku sakit hikss.... a-apa aku harus hidup seperti ini? apa takdir benar benar tidak untuk ku mom, dad? hikss..." baekhyun teringat kedua orangtuanya yang bahkan sedikit pun tidak sanggup menyakitinya saat dia kecil dulu.
baekhyun membuka pintu kamarnya mendapati chanyeol dan rose sedang duduk di ruang tengah menunggunya. baekhyun mendorong dua koper besar miliknya dengan beberapa paperbag di atasnya dan berjalan mendekati sepasang manusia setelah memperbaiki riasannya akibat menangis tadi.
"c-chan, kenapa tidak dengarkan penjelasan baekhyun dulu" kali ini rose bersuara meyakinkan chanyeol. "diam rose!" seketika rose terdiam dan menatap baekhyun dengan tatapan ibanya, sementara baekhyun yang di tatap hanya tersenyum penuh arti.
"chan, aku akan pergi. tapi izinkan aku menyampaikan beberapa hal terlebih dahulu dan meminta beberapa permintaan padamu"
chanyeol hanya diam menatap baekhyun tajam dengan amarah yang benar terpancar jelas di air muka si pria. dia hanya marah tidak kecewa, sekali lagi baekhyun menekan kata itu pada dirinya sendiri hingga membuatnya tersenyum miris.
"terima kasih untuk semuanya. terima kasih untuk 4 tahun, ah ani maksud ku terima kasih 10 tahun kebersamaan kita selama ini. aku tahu setiap cerita indah seperti kita akan memiliki akhir, apa itu kita harus bahagia bersama atau kita terluka bersama..."
Part 21
Start from the beginning
