Sweet Sugar | Part 17 - Menghindar

299K 12.8K 265
                                    




SEKEMBALINYA Laura dan Eros dari Sumba, mereka disibukkan dengan urusan masing-masing. Laura dengan try out dan ujian-ujian akhir sekolah, sedangkan Eros disibukkan dengan pekerjaannya yang terbengkalai selama ia berada di Sumba. Selama dua minggu setelah liburan, mereka memang belum bercinta lagi karena Laura akan tertidur sebelum Eros pulang dan Laura akan berangkat ke sekolah sebelum Eros bangun dan pergi ke kantor. Untungnya Laura sudah mendapatkan tamu bulanannya.

"Eh, ngomong-ngomong selama seminggu ini lo belum cerita tentang Sugar Daddy lo itu," celetuk Clarissa ketika mereka sedang istirahat di Kantin.

"Ya, akhir-akhir ini kita berdua jarang ngobrol. Dia selalu sibuk dan gue harus belajar buat USBN," jelas Laura dengan senyuman miris.

"Untung tahun ini kita udah gak ada UNBK," ujar Clarissa senang.

Laura terdiam sebentar, "Eum.. Cla," panggilnya.

"Kenapa hm?" tanya Clarissa sambil melahap baksonya bulat-bulat.

Laura meringis melihatnya. Jika ia mengatakannya sekarang, sahabatnya itu pasti akan tersedak seperti dirinya saat di Sumba kemarin. Untungnya saat itu guest captain mereka datang dan mengatakan jika kamar mereka sudah selesai dirapihkan sehingga ia bisa menghindar dari pertanyaan Eros.

"Gue boleh minta pil lo gak?" tanya Laura hati-hati setelah Clarissa menelan makanannya dengan sempurna.

"Boleh boleh," jawab Clarissa mangut-mangut. "Pil apaan?" tanyanya.

Entah mengapa, sekarang Laura ragu Clarissa bisa diterima di University of Pennsylvania. Apa mungkin hasil tes sahabatnya itu tertukar dengan orang lain?

"Heh, gue nanya, Rafka Abidin. Malah diem lo!" cibir Clarissa.

"Anjir lo! Itu nama Bapak gue, Rosyadi Ilman!" balas Laura, ikut menyebut nama Ayah Clarissa.

"Ya gue kan nanya, lo minta pil apa?" tanya Clarissa lagi.

"Pil pencegah kehamilan lo," bisik Laura.

"APA?!" pekik Clarissa yang berhasil menarik perhatian penghuni kantin.

"Geblek," umpat Laura pelan, berpura-pura sibuk dengan makanannya sampai seluruh orang yang menoleh kearahnya kembali sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

"Lo ngapain minta pil gue?" bisik Clarissa dengan penuh penekanan.

"Ya biar gak hamil, pinter!"

"Itu emang fungsi dari pil itu, Laura sayang. Maksud gue, emangnya lo udah jebol sampe minta pil ke gue segala?"

Anggukan dari Laura membuat Clarissa tercengang. Oh wow, sahabatnya itu bisa dengan santai mengangguk, tidak sepertinya yang masih merasa sedih ketika keperawanannya di ambil.

"Lo suka sama Sugar Daddy lo?"

"Kenapa lo tanya itu?"

"Ya.., karena lo gak kelihatan sedih buat perempuan yang baru jebol," ujar Clarissa seraya menyeruput minumannya.

"Mungkin, mungkin gue udah cinta kali sama dia. Lo bayangin, gue udah jadi Sugar Baby dia selama 1 tahun dan selama di telfon dia selalu cerita masalahnya ke gue. Dan waktu gue udah lepas dari dia, kita malah ketemu lagi. Bukannya itu takdir?" tanya Laura frustasi.

"Lo bener," ungkap Clarissa setuju. "Tapi kalau lo cinta sama dia, kenapa lo gak mau hamil anak dia?"

"CBS. Cuma itu alasan gue," jawab Laura singkat, tapi berhasil membuat Clarissa mengerti.

Sweet Sugar [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang