15 ☽ : CHAPTER XIV

713 171 31
                                    

Double up, jangan lupa cek chapter sebelumnya ^^









































lia, seperti yang dikatakan gadis itu beberapa saat lalu, ia benar-benar bersembunyi di laboratorium komputer. sesuai janjinya pada yeji.

berjongkok di bawah salah satu meja, duduk memeluk kaki sambil sesekali kepalanya terhantup-hantup ke tiang meja. tidak dapat di pungkiri bahwa sekarang sudah pukul tiga pagi. ah, dia benar-benar lelah dan mengantuk.

keinginan lia sekarang hanya ingin bertemu dengan kasur empuknya di rumah, bisakah?

dan jawabannya adalah tidak.






























BRAKKK!!!













































KRINGG!!! KRING!!!

















suara bel tersebut sempat membuat hyunjin, yeji dan siyeon berhenti berlari. saling berpandang sebentar lalu kembali berlari lagi.

"tadi kita ngapain berhenti ya?" tanya siyeon di sela-sela larinya.

dan sekali lagi, yeji berhenti berlari, membuat hyunjin dan siyeon yang ada di belakang reflek menabrak punggung satu sama lain.

"yeji!" seru hyunjin kesal.

"kita belum jemput lia! tapi bel nya udah berdering, gimana dong?!" tanyanya panik tanpa mempedulikan seruan hyunjin tadi.

"lanjut lari aja gimana? kalau lia masih hidup dia pasti udah ngerti harus gimana sekarang. dan kalau sebaliknya, kita tinggal vote aja sisanya," usul siyeon sambil menatap yeji dan hyunjin bergantian.
"sebenernya gue juga ragu, tapi kita ga punya waktu lagi. ingat! harus ada yang selamat dan laporin ini semua sama pihak berwajib!" lanjutnya.

tanpa pikir panjang lagi, si kembar hwang langsung menyetujui apa yang di katakan siyeon barusan.

"sekarang, ayo lanjut lari!"
































































"demi tuhan...," kalimat itu berhasil lolos dari mulut nakyung yang tengah berdiri di depan pintu laboratorium komputer.

sedangkan renjun, yang ada di sebelahnya hanya menutup mulut tanpa bersuara.

'menjijikkan'

itulah yang ada di benak keduanya setelah melihat lebih jelas kedalam ruangan tersebut.

"renjun, mending lo buruan ambil hape lo trus kita langsung buru-buru keluar. gue ga tahan!" ujar nakyung yang masih setia menutup sebagian dari wajahnya dengan tangan. matanya pun mulai agak berair sekarang, akibat tak tahan dengan bau amis yang menyeruak ke indra penciumannya.

"d-dimana lo jatuhinnya? tanya renjun sambil memberanikan diri untuk masuk lebih dalam.

"itu, di pojok!" seru nakyung sambil menunjuk-nunjuk tempat yang dimaksud.

"renjun jangan merem dong! pantes gak ngerti!"

"IYA-IYA, NIHH MELEK NIH!" balas renjun sambil menunjukan kedua matanya yang terbuka lebarrrrrr pada nakyung.

押° 𝐖𝐞𝐫𝐞𝐰𝐨𝐥𝐟  ✔Where stories live. Discover now