"Sorry ya, enggak ada sejarahnya orang meng- claim dirinya cantik, udah gitu sombong lagi. Mimpi apa gue bisa sahabatan sama lo," sahut Cilla.

"Terserah lo. Oke bye, gue mau ketemu sama Rayhan dulu," pamit Siti.

Saat Siti melangkah, Cilla kembali menarik lengannya. "Ih bentar. Temenin gue dulu, sebentar aja, habis itu lo bebas mau ngapain aja."

"Gini loh Cill, yang mau ketemu siapa?"

"Gue."

"Yang pacarnya Raja siapa?"

"Gue lah! Masa lo."

"Yang ada perlu siapa?"

"Gue, Siti. Masa Pak Mamat sih."

"Nah, itu lo tau. Kalo gitu, ngapain coba gue ikut. Yang ada cuma jadi penonton orang pacaran. Sorry banget, mending gue sama Rayhan daripada cuma jadi penonton," ujar Siti.

"Bodo amat lah! Susah ngomong sama kembarannya tembok kelas," jawab Cilla.

"Oke bye, capek gue berdebat sama kembarannya Suneo," balas Siti.

Cilla tak menanggapi perkataan Siti lagi, ia memilih pergi. Jika ia terus saja menanggapi perkataan Siti, maka bisa-bisa banyak kerugian yang ia dapat. Pertama, kehilangan jam istirahat yang sangat berharga. Kedua, buang-buang waktu. Ketiga, mau sampai kapanpun, jika terus dilanjutkan, maka tidak akan selesai-selesai.

Gadis berambut panjang itu akhirnya sampai di depan kantin. Dari sini ia bisa melihat Raja yang sedang makan dan mengobrol bersama teman-temannya. Gadis itu ragu-ragu untuk menghampiri sang pacar. Ia bukannya tak berani atau takut, tapi hanya merasa tak enak saja. Ya kalian tau sendiri, Cilla dan Raja tidak satu kelas, terlebih lagi berbeda jurusan.

Teman-teman Raja yang sadar ada kehadiran Cilla segera memberi tahu Raja. Raja pun menoleh, dan benar saja ada sang pacar yang berdiri di depan kantin sambil menatap ke arahnya dan teman-temannya.

Raja pun berdiri dan bergegas menghampiri Cilla, sepertinya ada hal yang ingin disampaikan oleh gadis itu.

"Hei, kenapa berdiri disini?" tanya Raja yang membuyarkan lamunan Cilla.

"Eh, Raja lo udah disini aja," kekeh Cilla.

"Ada apa?" tanya Raja yang tahu pasti ada sesuatu hal yang ingin disampaikan oleh sang pacar.

"Hmm, gue cuma mau bilang, nanti lo enggak usah anter gue pulang ya," ujar Cilla.

"Loh, kenapa? Gue ada salah sama lo?" tanya Raja dengan nada sedikit khawatir.

"Enggak, lo sama sekali enggak ada salah kok. Itu, soalnya nanti ada kerja kelompok bareng temen kelas, makanya pulangnya bareng sama yang lain," jelas Cilla.

Raja mengangguk-angguk paham. Ia kira ia ada salah sampai-sampai membuat sang pacar tidak ingin diantar pulang olehnya. "Oke kalo gitu. Enggak pa-pa kok, gue kira ada apa-apa."

"Enggak kok. Kalau gitu, gue pamit ya," ucap Cilla.

"Lo enggak makan dulu?" tanya Raja.

"Nanti bareng sama Siti aja," jawab Cilla.

"Oke, hati-hati ya." Raja berpesan lalu mengacak-acak rambut sang pacar.

Cilla merasa malu diperlakukan seperti itu oleh Raja, apalagi ini kantin. Pipinya juga bersemu merah, menahan rasa senangnya yang terus bergelora di hati.

"Oke. Bye, Raja!"

"Bye, too."

***

KAK JOVAN [SUDAH TERBIT] ✓Where stories live. Discover now