17 : Impossible

85 14 26
                                    

Halo, bertemu lagi dengan 'Kak Jovan' di chapter 17!

Are you ready for this chapter? Coba absen dulu nih biar tau mana yang udah siap ^^

Enjoy and happy reading!!

***

"Setiap orang pasti mempunya alasan tersendiri mengapa ia bersikap seperti ini. Jangan pernah ikut campur. Karena yang tahu dirinya adalah diri ia sendiri."

Sang bintang dalam sistem tata surya sudah keluar dari ufuk timur, cahayanya menerangi sebagian permukaan bumi. Gelapnya langit malam sudah tergantikan dengan birunya langit yang berpadu dengan putihnya awan. Kicauan burung dan sejuknya udara menambah keindahan pada pagi hari ini.

Semua orang memulai kembali aktivitas mereka seperti sebelumnya. Kini seorang gadis sedang merapikan rambut hitamnya di depan cermin, setelah itu ia memasangkan bandana berwarna merah marun ke atas kepalanya. Ia lalu turun dengan bersemangat sambil menggendong tas ransel miliknya.

Gadis itu menghampiri mamihnya yang sedang memasak di dapur untuk pamit. "Mamih, Cilla berangkat ya."

"Iya sayang, hati-hati ya," jawab Maya.

"Siap, Mih!" Cilla menyahut dengan tangan yang membentuk sikap hormat.

"Kamu nanti ke sekolah naik apa? Ojek online? Atau bareng sama Kakak kamu?" tanya Maya.

"Bareng temen, Mih," bohong Cilla. Sampai sekarang, gadis itu sama sekali belum memberi tahu sang Mamih tentang Raja. Jadi, hanya Jovan yang tahu jika adiknya itu sudah mempunyai pacar. Entah kapan gadis itu akan memberi tahu Maya perihal Raja.

"Ya udah, belajar yang bener ya, jangan baca novel terus," pesan Maya. Ia sangat hafal dengan kebiasaan anak bungsunya itu.

Cilla terkekeh mendengar itu. "Mamih tau aja."

Cilla kemudian mencium tangan Maya lalu keluar. Raja tadi juga sudah mengirimkan pesan kepada dirinya kalau dia sudah sampai. Saat sampai depan gerbang, ia berpapasan dengan sang Kakak yang sepertinya habis dari garasi.

Jovan pun berhenti dan bertanya kepada adiknya itu. "Kamu mau berangkat, Dek?"

Cilla mau tidak mau menghentikan langkahnya, ia berbalik arah menghadap kakaknya. Menatap dingin wajah Jovan. "Iya lah."

"Kakak anterin ya?" tawar Jovan.

"Enggak usah. Raja udah nungguin Cilla di depan," tolak gadis itu.

Cilla lalu berjalan begitu saja tanpa menghiraukan sang Kakak. Jovan juga tak menanggapi hal itu, ia sudah biasa dengan sikap sang Adik yang benci terhadapnya. Padahal tadi niatnya baik, tapi malah ditolak oleh Cilla. Ya sudahlah, mungkin suatu saat nanti adiknya akan mau diantar olehnya. Tapi, bisa saja tidak.

***

Bel istirahat sudah berbunyi di seluruh penjuru SMA Tunas Bangsa. Jam ini lah yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua siswa-siswi. Area kantin juga langsung diserbu oleh para murid yang lapar.

Kedua gadis yang bukan lain adalah Cilla dengan Siti sedang adu mulut seperti biasa. Kali ini masalahnya adalah Siti yang tidak mau menemani Cilla untuk menemui Raja. Alasannya karena Siti tidak ingin, karena Siti ingin bertemu Rayhan, dan karena Siti sengaja ingin membuat sang sahabat kesal. Perilaku mereka persis seperti kartun Tom and Jerry.

"Jahat banget ya lo jadi sahabat, laknat lagi," ujar Cilla kesal.

"Apa-apa? Gue cantik? Makasih, gue emang cantik dari lahir." Siti sengaja menjawab seperti itu, tujuannya sama; membuat Cilla kesal.

KAK JOVAN [SUDAH TERBIT] ✓Where stories live. Discover now