takut (Hannah POV)

2K 230 0
                                    

Sepulang dari supermarket, aku tidak langsung pulang ke apartemen. Aku akan menjalani hariku seperti biasanya. Bersantai di starbucks gangnam langgananku sambil meminum americano dan membaca webtoon kesukaanku.

Aku pun masuk ke starbucks tanpa memakai masker ataupun topi, semua orang yang di starbucks menatapku untuk beberapa saat, tapi tak ku hiraukan. Aku memesan americano dan duduk dikursi yang letaknya agak belakang dan mulai melakukan aktifitasku seperti biasa.

Untuk saat ini, masih aman saja. Tidak ada orang yang melemparkan pandangan sinis atau membicarakanku seperti di supermarket tadi.  

Akhirnya aku bisa tenang, pikirku. 

Setelah menghabiskan slice cake dan americano ku, aku pun keluar dari starbucks dan berjalan menuju mobilku. Aku memarkirkan mobilku sedikit jauh, karena parkiran di depan starbucks sudah terisi semua. Tapi saat aku berjalan, aku merasakan ada yang melemparkan kepalaku dengan sebuah telur. 

Ini menjijikkan, siapa yang melakukan ini kepadaku!!

Aku pun berbalik dan mendapatkan sekerumunan siswa sma yang membawa telur dan tepung cukup banyak. Mereka pun melemparkannya lagi kearahku sambil tertawa. 

"Yakk! apa yang kalian laku-" ucapanku terpotong lagi saat sebuah telur yang mereka lempar mengenai diriku. 

Mereka sangat banyak, sekitar 10 orang. Tidak mungkin aku bisa melawan mereka yang berjumlah sangat banyak.  Jadi aku memutuskan untuk terus berjalan menuju mobilku, tetapi tiba-tiba beberapa dari mereka menghalangi langkahku. Lalu mereka melemparkan tepung keatas kepalaku. 

"HEI! KAU GILAA?!" teriakku dan mendorong beberapa dari mereka untuk menjauh. Tetapi aku kalah jumlah. Mereka malah berbalik mendorongku.

"Hei jalang! Menjauhlah dari Johnny, mereka milik kami. Jangan mendekatinya"

"Kau memang tak tau diri ya. Kau harus menjauh dari Johnny!"

"Kau memang jalang. Pergi dari Korea dan pulanglah ke negara asalmu"

Mereka tak henti-hentinya mencaciku dan mendorong tubuh ku. Lalu dapat kulihat salah satu dari mereka mengeluarkan pisau.

Wah mereka sangat gila! Lebih gila dari yang aku pikirkan.

"Kalau dilihat wajahmu mulus juga ya. Sini biar aku beri sedikit goresan agar kau bisa mengingat kami dan menjauh dari Johnny." ucapnya lalu mengarahkan pisau lipat itu ke arahku.  

Akupun  berjalan mundur, tetapi teman-teman mereka menahan badanku. 

"Jangan berani macam-macam denganku" ucapku lantang sambil berusaha melepaskan tangan-tangan mereka dari tubuhku.

"Pegangi dia dengan benar" ucap wanita gila itu.

Saat pisau itu sudah dekat dengan wajahku, aku menutup mataku. Aku tidak berani untuk melihatnya lagi. Aku takut. Ini lebih dari apa yang kubayangkan. Aku sangat takut. Aku mulai mengeluarkan air mata. 

"Hei! Pergi kalian!!" Ucap seorang pria yang dari arah belakang.

Aku pun membuka mataku perlahan dan melihat para siswi sma itu seperti kaget dan melepaskan tangan mereka yang sedang manahan tubuhku. 

Aku pun mengela napas berat, tidak ada tenaga untuk bergerak apalagi berbalik badan untuk melihat siapa pria yang ada dibelakangku sekarang.

"Kalian pergi, atau akan kulaporkan ke polisi" ucap pria itu lagi. Mereka langsung berlari menjauh dari tempatku.

Aku tidak dapat membendung air mataku lagi. Tanpa kusadari aku sudah menangis, aku tidak bisa menahannya lagi.

Lalu pria itu berjalan kedepanku, dan langsung membawaku kedalam pelukannya. Tangisku semakin kuat saat dia mengelus rambutku sambil berkata..

"Maafkan aku, ini semua karena diriku." Lalu dia mempererat pelukannya.

Because Of Your Sasaeng Fans // Johnny SuhWo Geschichten leben. Entdecke jetzt