bruised

961 106 2
                                    

Jantung Hannah hampir terhenti, hampir saja mobil itu menabrak dirinya. Mobil yang mengerem mendadak itu pun membunyikan klaksonnya dengan sangat keras.

Hannah melihat kearah Hyerim. Ia yang sedang tersenyum sinis kearah Hannah lalu berjalan menjauh.

Hannah pun bangkit dan memegang pipinya yang terasa sangat sakit dan nyeri. Ia pun dengan cepat berjalan menuju parkiran mobilnya dan pulang ke apartemennya.

Sesampainya di Apartemen, ia langsung mengobati luka di tangan dan sudut bibirnya sambil menahan sakit.

Ia pun memperhatikan wajahnya di depan cermin.

"Aku tidak tau jika tamparannya bisa meninggalkan luka memar di wajahku" ucap Hannah.

Tamparan Hyerim sangat kuat sehingga membuat bekas ke-unguan di pipi Hannah dan sudut bibirnya juga terluka.

"Johnny akan datang sebentar lagi, aku akan menggunakan makeup untuk menutupinya. Kuharap Johnny tidak mengetahuinya, dia pasti akan sangat khawatir dan marah"

Hannah pun dengan cepat mengambil perlengkapan makeupnya dan mulai menutupi memarnya itu dengan foundation dan concealer. 

"Hannah" teriak pria dari luar kamar Hannah. 

Pria itu adalah Johnny, ia sudah tidak perlu menekan bel apartemen Hannah karena Hannah sudah memberitau pin sandi apartemennya.

"Waktunya pas sekali. Untung saja aku sudah selesai makeup. Dan memarnya juga sudah tertutupi" ucap Hannah dalam hati.

Hannah pun langsung keluar dari kamarnya dan berjalan menuju living room, ia langsung memeluk pria yang ada dihadapannya itu dengan erat.

"Proses rekamannya lebih cepat dari yang kuduga" ucap Hannah lalu tersenyum.

"Aku berusaha melakukannya sebaik mungkin agar cepat selesai dan bisa bertemu denganmu" ucap Johnny.

"Kau sudah merindukanku, huh? Padahal baru 2 hari tidak bertemu" ucap Hannah lalu tertawa.

Johnny pun tertawa juga dan mengambil tangan Hannah. Saat ia ingin menciumnya, ia melihat goresan di pergelangan tangan Hannah.

"Kenapa tanganmu?" ucap Johnny. Dengan cepat Hannah ingin menarik tangannya tetapi Johnny menahannya.

"Kenapa ada luka seperti ini dipergelangan tanganmu?" tanya Johnny dengan nada yang tegas.

"I-itu terkena kuku ku" ucap Hannah.

"Kau yakin?" ucap Johnny ragu. Hannah pun menganggukkan kepalanya.

Johnny pun memperhatikan wajah Hannah dengan seksama, ia melihat sudut bibir Hannah sedikit bengkak, tetapi tidak terlalu jelas karena ia menggunakan makeup.

"Kenapa kau melihatku seperti itu Johnny?" ucap Hannah.

"Aw" Hannah meringis kesakitan saat Johnny menyentuh pipinya.

"Hannah, cepat hapus makeup mu sekarang" ucap Johnny.

"Tidak mau, aku sedang ingin menggunakan make up Johnny, kena-"

"Cepat hapus makeup mu sekarang Hannah" ucap Johnny.

"Tidak mau" ucap Hannah bersikeras.

Johnny langsung pergi ke kamar Hannah lalu mengambil makeup remover dan kapas. Ia menarik Hannah untuk duduk di sofa.

"Kau yang bersihkan atau aku?" ucap Johnny dengan wajah yang memerah. 

Hannah langsung mengambil makeup remover dan kapas yang ada di tangan Johnny.

Ia membalikkan badannya memunggungi Johnny dan mulai membersihkan makeupnya sambil menahan air matanya.

Setelah ia selesai membersihkan makeupnya, Hannah tidak langsung membalikkan badannya. Karena ia belum siap dengan reaksi Johnny nanti.

"Hannah lihat aku" ucap Johnny. 

Hannah masih tidak mau membalikkan badannya.

"Hannah, apa yang kau tutupi dariku?"ucap Johnny lalu membalikkan tubuh Hannah.

Johnny langsung terkejut saat mengetahui keadaan Hannah. Ternyata bukan hanya bibirnya yang terluka, tetapi pipinya juga memar.

Hannah melihat ekspresi Johnny yang berubah menjadi marah.

"Siapa yang melakukan ini kepadamu Hannah?" ucap Johnny

"Johnny aku tidak apa-apa" ucap Hannah sambil menangis. Ia takut kalau ia beritahu yang sesungguhnya urusannya akan panjang.

"Hannah, jangan tutupi apapun dariku kumohon" ucapnya Johnny lalu memeluk Hannah.

Perasaan Johnny saat ini bercampur aduk. Sedih, khawatir sekaligus marah. Ia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti kekasihnya ini.

"Hannah, beritahu aku. Siapa yang melakukan ini?" ucap Johnny.

"Hye- Hyerim" ucap Hannah pelan.

"Hyerim?" ucap Johnny lalu melepaskan Hannah dari pelukannya. Hannah pun mengangguk.

"Apa yang ada dipikirannya huh? Aku harus menemuinya" ucap Johnny lalu bangkit dari duduknya.

"Johnny" 

Hannah pun menahan tubuh Johnny yang akan keluar dari apartemennnya. Langkah Johnny pun terhenti saat Hannah memeluknya dari belakang.

"Kumohon jangan lakukan apapun, aku tidak ingin memperpanjang masalah" ucap Hannah.

"Tetapi aku tidak bisa membiarkan dia melukai mu Hannah" ucap Johnny.

"Johnny, kumohon. Tetaplah disini" ucap Hannah. 

Johnny pun membalikkan tubuhnya dan menatap Hannah dengan lekat, lalu mencium kening Hannah lama.

"I'm Sorry Hannah, tapi aku tidak akan diam jika ada seseorang yang menyakiti mu" ucap Johnny lalu keluar dari apartemen Hannah.



Because Of Your Sasaeng Fans // Johnny SuhWhere stories live. Discover now